Terapi sistemik pada kanker payudara stadium dini HER2+ terdiri dari kemoterapi kombinasi dengan antibodi yang targetnya HER2 sebagai terapi neoadjuvan atau adjuvan. Terdapat 3 regimen yang sering digunakan dalam setting ini yang mengandung docetaxel yaitu THP (trastuzumab, pertuzumab, docetaxel), TCH (trastuzumab, carboplatin, docetaxel), dan TCHP (trastuzumab, pertuzumab, docetaxel, carboplatin).
Docetaxel memiliki kecenderungan reaksi hipersensitivitas dan retensi cairan. Oleh karena itu, pemberian premedikasi corticosteroid menurunkan kejadian reaksi hipersensitivitas dan retensi cairan. Premedikasi yang direkomendasikan adalah dexamethasone 8 mg oral, 2 kali sehari dimulai 1 hari sebelum kemoterapi. Walaupun bermanfaat, steroid multi-day dosis tinggi ini dapat dikaitkan dengan toksisitas terkait steroid dan potensi meningkatnya bersihan docetaxel karena aktivitas dexamethasone sebagai penginduksi CYP3A4.
Concern tersebut menyebabkan regimen steroid dimodifikasi untuk mengurangi toksisitas terkait steroid dan menghindari penundaan karena kurang patuh terhadap premedikasi steroid. Dalam studi retrospektif berikut ini, peneliti bertujuan menentukan apakah regimen steroid yang dimodifikasi dengan dosis kumulatif lebih rendah menyebabkan perbedaan bermakna dalam hal reaksi hipersensitivitas atau retensi cairan terhadap docetaxel.
Pasien yang dimasukkan adalah pasien kanker payudara stadium dini HER2+. Semua pasien mendapat kemoterapi setiap 3 minggu dan dengan regimen TCHP, TCH, THP. Pasien dibagi menjadi 3 kelompok untuk premedikasinya:
- Dexamethasone 20 mg IV dosis tunggal sebelum docetaxel, dan sebagian besar pasien dengan regimen THP.
- Dexamethasone 12 mg IV sebelum docetaxel dan 8 mg oral 2 kali sehari selama 3 hari dimulai dari 1 hari sebelum docetaxel, dan sebagian besar pasien dengan regimen TCH atau TCHP.
- Dexamethasone 12 mg IV sebelum docetaxel diikuti dexamethasone 4 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari dimulai 1 hari setelah docetaxel, dan sebagian besar pasien dengan regimen TCHP.
Hasil dari studi ini yaitu: (n= 82)
- Kejadian dan tingkat keparahan reaksi hipersensitivitas dan retensi cairan termasuk rendah, kurang dari 10% pada kelompok terapi.
- Menggigil lebih sering dijumpai pada kelompok yang mendapat dexamethasone 8 mg, 2 kali sehari dimulai 1 hari sebelum kemoterapi (p < 0,05), dilaporkan pada 8,1% dari siklus.
- Penundaan kemoterapi paling sering dijumpai pada kelompok yang mendapat dexamethasone 8 mg, 2 kali sehari selama 3 hari dimulai 1 hari sebelum kemoterapi (63,3%) (p < 0,05) dan paling sering karena pasien tidak patuh (26%).
- Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal efek samping terkait steroid antara ketiga kelompok terapi walaupun terdapat perbedaan dosis dan durasi.
Kesimpulan:
Dari studi ini didapatkan premedikasi dengan dexamethasone IV dosis tunggal atau diikuti dengan dexamethasone oral dosis lebih rendah memperbaiki kepatuhan pasien dan menghindari penundaan kemoterapi, tanpa peningkatan toksisitas docetaxel. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal toksisitas terkait steroid.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
1. Hager A, Kondle S, Agarwal A, Chintapenta M, Horadam R, Sadeghi N, et al. Comparative study of dexamethasone premedication regimens with docetaxel chemotherapy in early HER-2 positive breast cancer: A safety net hospital. J Oncol Pharm Practice 2024. DOI: 10.1177/10781552241232692.
2. Lugtenberg RT, de Groot S, Houtsma D, Dezentje VO, Vulink AJE, Fischer MJ, et al. Phase 1 study to evaluate the safety of reducing the prophylactic dose of dexamethasone around docetaxel infusion in patients with prostate and breast cancer. Cancers (Basel) 2023;15(6):1691.