Pedoman terkini dari American Diabetes Association (ADA) menetapkan target kadar HbA1c kurang dari 7% sebagai tujuan utama bagi kebanyakan penderita diabetes.1 Kenyataannya, masih banyak pasien yang belum mencapai target dengan terapi yang saat ini mereka gunakan. Meskipun terapi glucagon-like peptide-1 receptor agonist (GLP-1 RA) semakin populer pada pasien diabetes dengan risiko tinggi karena efek proteksinya terhadap jantung dan ginjal, penggunaan GLP-1 RA sebagai terapi Tunggal seringkali belum cukup untuk mencapai target HbA1c yang diinginkan.2
Bukti klinis nyata terkini dari penelitian RESTORE-G (retrospective analysis on the therapeutic approaches after GLP-1 RA treatment in type 2 diabetes patients) menunjukkan bahwa sekitar 40% pasien diabetes melitus tipe 2 (insulin-naïve) yang mendapatkan terapi GLP-1 RA ternyata dianjurkan untuk memulai intensifikasi terapi dengan insulin basal setelah 2 tahun. Penelitian ini menganalisis laporan rekam medis elektronik dari 7962 pasien dari tahun 2011 hingga 2021.3 Bukti ini mendukung rekomendasi dari pedoman terkini dari ADA dan European Association for the Study of Diabetes (EASD) merekomendasikan insulin basal untuk intensifikasi pada pasien diabetes yang belum mencapai kendali glikemik yang adekuat dengan terapi GLP-1 RA.4
Tidak tercapainya kendali glikemik yang adekuat dapat menimbulkan beberapa efek buruk pada luaran pasien, mengingat kendali glikemik sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi jangka panjang pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2. Data menunjukkan bahwa setiap peningkatan HbA1c sebesar 1% lebih tinggi dari target yang ditetapkan dapat meningkatkan risiko kejadian komplikasi makrovaskular sebesar 38%, kejadian komplikasi mikrovaskular sebesar 40% dan mortalitas sebesar 38%.5
Saat ini, panel ahli dari Asia-Pasifik merekomendasikan untuk mempertimbangkan insulin ultra-long-acting atau dikenal sebagai insulin basal generasi kedua seperti glargine U-300 atau degludec U-100 sebelum tidur sebagai pilihan pertama untuk intensifikasi terapi dengan mempertimbangkan penerimaan pasien, serta faktor ekonomi.6 Hasil sub-analisis dari studi RESTORE-G kemudian memperkuat rekomendasi tersebut, dimana didapatkan bahwa insulin basal generasi kedua berkaitan dengan penurunan HbA1c dan gula darah puasa yang lebih tinggi, serta perubahan berat badan yang setara dengan insulin basal generasi pertama pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 yang menambahkan insulin pada regimen terapi GLP-1 RA.7
Gambar 1. Perbandingan perubahan kadar HbA1c, gula darah puasa dan berat badan pada pasien yang mendapatkan tambahan insulin basal generasi kedua dibandingkan dengan insulin basal generasi pertama selama 6 bulan. Keterangan: BI: basal insulin, FBG: fasting blood glucose. (Gambar diadaptasi dari Napoli R, et al. Diabetes Obes Metab. 2024)
Sejalan dengan hasil studi RESTORE-G, analisis gabungan 9 penelitian intervensional dan observasional terkait efikasi dan keamanan insulin basal generasi kedua glargine U-300 pada pasien dewasa dengan diabetes melitus tipe 2 dengan penggunaan terapi GLP-1 RA sebelumnya (dengan ≥ 6 bulan pemantauan) juga menunjukkan hasil yang serupa. Dimana ditemukan bahwa intensifikasi terapi dengan glargine U-300 menunjukkan penurunan HbA1c yang signifikan sebesar 1,6%, insidensi hipoglikemia berat yang rendah (1,2%) dan juga penambahan berat badan sekitar 1,5 kg dalam 6 bulan.8
Gambar 2. Efikasi dan profil keamanan dari intensifikasi terapi dengan glargine U-300 pada pasien yang telah mendapatkan terapi GLP-1RA. (Gambar diadaptasi dari Cheng A, et al. 17th Scientific Sessions of ATTD 2024)
Kesimpulan
Data menunjukkan bahwa sekitar 40% pasien dengan diabetes melitus tipe 2 yang telah mendapatkan terapi GLP-1RA membutuhkan intensifikasi terapi setelah 2 tahun. Berbagai pedoman terbaru merekomendasikan insulin basal, terutama insulin basal generasi kedua seperti glargine U-300 yang memiliki profil efikasi dan keamanan yang baik untuk intensifikasi terapi.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
1. American Diabetes Association Professional Practice Committee. 9. Pharmacologic approaches to glycemic treatment: standards of care in diabetes-2024. Diabetes Care. 2024;47(Suppl 1):S158-S178.
2. Hankosky ER, et al. Gaps remain for achieving hba1c targets for people with type 1 or type 2 diabetes using insulin: Results from NHANES 2009-2020. Diabetes Ther. 2023;14(6):967-975.
3. Candido R, et al. Treatment intensification following glucagon-like peptide-1 receptor agonist treatment in type 2 diabetes: The RESTORE-G real-world study. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2023;33(11):2294–2305.
4. Davies MJ, et al. Management of hyperglycemia in type 2 diabetes, 2022. A consensus report by the American Diabetes Association (ADA) and the European Association for the Study of Diabetes (EASD). Diabetes Care. 2022;45:2753–2786
5. Zoungas S, et al. Association of HbA1c levels with vascular complications and death in patients with type 2 diabetes: evidence of glycaemic thresholds. Diabetologia. 2012;55:636–643.
6. Ji L, et al. Use of basal insulin in the management of adults with type 2 diabetes: An Asia-Pacific evidence-based clinical practice guideline. J Diabetes. 2023;15(6):474-487.
7. Napoli R, et al. Treatment intensification following glucagon-like peptide-1 receptor agonists in type 2 diabetes: Comparative effectiveness analyses between different basal insulins. RESTORE-G real-world study. Diabetes Obes Metab. 2024;26(9):3576-3586
8. Cheng A, et al. Post-GLP-1 RA pooled analysis abstract presented at the 17th Scientific Sessions of the Advanced Technologies & Treatments for Diabetes 2024; March 6-9; Florence, Italy.