Komposisi:
Tiap mL larutan injeksi mengandung: Ranitidine 25 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung: Ranitidine 150 mg
Sediaan:
Ranitidine HCI injeksi: Dus 2 blister @ 5 ampul 2 mL
Ranitidine tablet: Dus 10 strip @ 10 tablet salut selaput
Farmakologi:
Ranitidine HCI adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Pada pemberian IM/IV kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36-94 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 6-8 jam. Pada pemberian oral Ranitidine HCI diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2-3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh makanan dan antasida. Waktu paruh 214-3 jam pada pemberian oral. Ranitidine HCI diekskresi melalui urin.
Indikasi:
• Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis.
• Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung.
• Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison dan mastositosis sistemik).
• Ranitidine HCI injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus dua belas jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine HCI oral.
Dosis:
Ranitidine injeksi:
Injeksi IM : 50 mg (tanpa pengenceran) tiap 6 - 8 jam.
Injeksi IV : intermittent.
• Intermittent bolus : 50 mg (2 mL) tiap 6 - 8 jam. Encerkan injeksi 50 mg dalam larutan NaCI 0,9% atau larutan injeksi IV lain yang cocok sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/mL (total volume 20 mL). Kecepatan injeksi tidak lebih dad 4 mL /menit (dengan waktu 5 menit).
• Intermittent infusion: 50 mg (2 mL) tiap 6 - 8 jam. Encerkan injeksi 50 mg dalam larutan dekstrose 5% atau larutan IV lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari 0,5 mg/mL (total volume 100 mL). Kecepatan infus tidak lebih dari 5 - 7 mUmenit (dengan waktu 15 - 20 menit).
• Infus kontinyu : 150 mg Ranitidine HCI diencerkan dalam 250 mL dekstrose atau larutan IV lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam. Untuk penderita sindrom Zollinger Ellison atau hipersekretori lain, Ranitidine HCI injeksi harus diencerkan dengan larutan dekstrose 5% atau larutan IV lain yang cocok sehingga diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/mL. Kecepatan infus dimulai 1 mg/kg BB/jam dan harus disesuaikan dengan keadaan penderita.
Ranitidine oral:
• 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4 - 8 minggu.
• Tukak lambung aktif: 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu. • Terapi pemeliharaan pada penyembuhan tukak 12 jari dan tukak lambung: Dewasa: 150 mg, malam hart sebelum tidur.
• Keadaan hipersekresi patologis (Zollinger Ellison, mastositosis sistemik): Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari dengan lama pengobatan ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala klinik yang ada. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing penderita. Dosis hingga 6 g sehari dapat diberikan pada penyakit yang berat.
• Refluks gastroesofagitis: Dewasa: 150 mg, 2 kali sehari.
• Esofagitis erosif: Dewasa: 150 mg, 4 kali sehari.
• Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitis erosif: Dewasa : 150 mg, 2 kali sehari.
• Dosis pada penderita gangguan fungsi ginjal: Bila bersihan kreatinin <50 mL/menit: 150 mg / 24 jam. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara hati-hati setiap 12 jam atau kurang tergantung kondisi penderita. Hemodialisis menurunkan kadar Ranitidine HCI yang terdistribusi.
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas terhadap ranitidine.
Peringatan dan Perhatian:
• Umum : pada penderita yang memberikan respon simptomatik terhadap ranitidine, tidak menghalangi timbulnya keganasan lambung.
• Karena ranitidine dieksresi terutama melalui ginjal, dosis ranitidine harus disesuaikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
• Hati-hati pemberian pada gangguan fungsi hati karena ranitidine dimetabolisme di hati.
• Hindarkan pemberian pada penderita dengan riwayat porfiria akut.
• Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui.
• Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum terbukti.
• Waktu penyembuhan dan efek samping pada usia lanjut tidak sama dengan penderita usia dewasa.
• Pemberian pada wanita hamil hanya jika benar-benar sangat dibutuhkan.
Efek Samping:
• Paling sering: sakit kepala, konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut.
Interaksi Obat:
• Ranitidine HCI tidak menghambat kerja dari sitokrom P450 dalam hati.
• Pemberian bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.