Detail Article

Kementerian Kesehatan RI: Waspada terhadap Peningkatan Kasus COVID-19

dr. Dita Arccinirmala
Jun 04
Share this article
3a8fe74a1a06e6587d1ea9cc9ad88657.jpg
Updated 04/Jun/2025 .

Peningkatan kasus COVID-19 terjadi di beberapa negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kementerian Kesehatan RI menanggapi hal tersebut dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor SR.03.01/C/1422/2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan COVID-19 ataupun penyakit potensial KLB/ wabah lainnya.

Memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini, COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura. Varian COVID-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1).


Thailand menjadi salah satu negara di Asia dengan kasus COVID-19 yang terus meningkat. Pada periode 18 hingga 24 Mei, COVID-19 terus menyebabkan jumlah penyakit dan kematian tertinggi di antara warga Thailand, bahkan jumlah kasusnya 5 kali lebih banyak daripada kasus diare, 10 kali lebih banyak daripada kasus influenza, dan 30 kali lebih banyak daripada kasus keracunan makanan.


Kementerian Kesehatan RI menanggapi meningkatnya kasus COVID-19 di beberapa negara Asia tersebut. Situasi COVID-19 di Indonesia memasuki minggu ke-20 saat ini menunjukkan tren penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 (positivity rate 0,59%), dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1. Hingga saat ini, belum ada larangan perjalanan ke luar negeri, tetapi masyarakat dihimbau untuk lebih waspada, terutama jika berencana bepergian ke negara yang sedang mengalami lonjakan kasus. Kementerian Kesehatan juga terus mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan dasar seperti mencuci tangan, menggunakan masker saat batuk pilek, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala yang mengarah pada infeksi saluran napas atau flu. Selain itu, vaksinasi booster COVID-19 tetap direkomendasikan, terutama bagi mereka yang belum mendapatkannya atau termasuk dalam kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid.


Meskipun COVID-19 saat ini telah berstatus endemik, virus ini tidak tetap tidak boleh dipandang sebelah mata. Hal ini karena infeksi virus ini tidak sama dengan flu biasa, dan biasanya bisa menimbulkan gejala yang lebih berat daripada influenza. Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memantau virus SARS-CoV2 varian LP.8.1 dan NB.1.8.1. Varian LP.8.1 kini menyumbang sekitar 39 persen infeksi di 51 negara. Sementara itu, varian NB.1.8.1 terus meningkat, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara. WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena lebih cepat menyebar atau menular dibandingkan LP.8.1, serta mampu menghindari kekebalan tubuh 1,5 hingga 1,6 kali lebih besar terhadap perlindungan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.


Gambar: Ilustrasi (Sumber: rawpixel-Freepik)

Referensi:

1. Kementerian Kesehatan. Surat edaran no SR.03.01/C/1422/2025 tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus COVID-19. 2025.

2. Prasetyo DA. Fakta-fakta lonjakan COVID-19 di Thailand, kematian tinggi-sekolah online lagi [Internet]. 2025 Jun 03 [cited 2025 Jun 04]. Available from: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7945461/fakta-fakta-lonjakan-covid-19-di-thailand-kematian-tinggi-sekolah-online-lagi?page=1.

3. Kementerian Kesehatan RI. COVID-19 kembali merebak di luar negeri, masyarakat diminta waspada [Internet]. 2025 May 20. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20250519/4247783/covid-19-kembali-merebak-di-luar-negeri-masyarakat-diminta-waspada/.


Share this article
Related Articles