Komposisi:
Tiap ml injeksi Induxin mengandung 10 IU oxytocin.
Sediaan:
Ampul.
Farmakologi:
Efek klinis penting dari oxytocin adalah menyebabkan kontraksi otot polos uterus selama masa kehamilan dan nifas. Oxytocin bekerja selektif pada otot polos uterus dan menyebabkan kontraksi ritmis pada uterus, meningkatkan frekuensi kontraksi yang telah ada, dan meningkatkan tonus otot-otot uterus. Dan hal ini tampaknya tergantung dosis dan ambang rangsang uterus terhadap obat ini. Oxytocin terutama bekerja pada akhir kehamilan, selama kehamilan dan segera setelah proses persalinan. Oxytocin sintetik tidak mempunyai efek pada sistem kardiovaskuler seperti peningkatan tekanan darah yang biasanya terjadi karena sekresi vasopressin oleh pituitari posterior. Pada kehamilan cukup bulan, pemberian infus oxytocin pada kecepatan 1-16 mU per menit menghasilkan kadar fisiologi oxytocin yang akan menimbulkan kontraksi yang tidak berbeda dengan yang dihasilkan pada akhir kehamilan normal. Pemberian infus 16 mU per menit meningkatkan tonus basal rahim. Oxytocin juga bekerja pada reseptor-reseptor sel mioepitel payudara dan menstimulasi kontraksi sel-sel ini, yang menyebabkan mengalirnya air susu ke duktus yang lebih besar, serta memudahkan keluarnya air susu.
Indikasi:
1. Antepartum Oxytocin dapat meningkatkan kontraksi uterus, agar proses persalinan dapat berjalan lebih cepat untuk kepentingan ibu dan/atau fetus.
Dapat digunakan untuk:
- induksi persalinan.
- stimulasi atau memperkuat kontraksi persalinan, seperti pada inersia uteri.
- terapi tambahan pada abortus inkomplit ataupun abortus yang terjadi pada trimester II.
2. Postpartum Oxytocin dapat membantu menghasilkan kontraksi uterus pada kala III persalinan, sehingga dapat mengontrol perdarahan postpartum
Dosis dan Cara Pemberian:
Pada dasarnya dosis tergantung dari respon uterus.
1. Antepartum :
a. Untuk induksi atau stimulasi persalinan Diberikan infus intravena per drip dengan dosis 1 mL (10 unit) dalam 1000 mL cairan steril. Ini merupakan metode yang paling sesuai untuk induksi maupun stimulasi persalinan. Larutan harus tercampur dengan baik. Dosis awal harus diatur berkisar 1-4 mU/menit, dosis dapat dinaikkan bertahap 1-2 mU/menit, dalam interval minimal 20 menit, sampai pola kontraksi yang diinginkan (mirip dengan kontraksi pada persalinan normal) tercapai. Hal yang harus diperhatikan adalah stabilitas tetesan infus (misalnya dengan menggunakan infusion pump) dan monitoring kuat, frekuensi, dan durasi kontraksi serta detak jantung janin. Jika kontraksi menjadi terlalu kuat (hiperaktivitas), atau adanya gawat janin, infus dapat dihentikan secara mendadak dan stimulasinya pada otot uterus akan segera berkurang.
b. Terapi pada abortus inkomplit atau kehamilan yang sudah tidak dapat dipertahankan Infus intravena per drip 10 unit oxytocin dalam 500 mL saline atau D 5%, diberikan 20-40 tetes per menit.
2. Postpartum Untuk mengontrol perdarahan postpartum. Diberikan 10-40 unit oxytocin dalam 1000 mL larutan steril infus intravena per drip dan diberikan seperlunya sesuai dengan yang digunakan untuk mengontrol atonia uteri. Dapat pula diberikan secara intramuskular 1 mL (10 unit) segera setelah plasenta lahir.
Kontraindikasi:
- Disproporsi sefalopelvik
- Kelainan letak yang diperkirakan tidak dapat lahir spontan pervaginam, misalnya letak lintang
- Pada kasus-kasus gawat, dimana lebih baik melalukan tindakan operasi sectio caesaria[
- Gawat janin
- Pemakaian terus menerus pada inersia uteri atau toksemia yang berat
- Kontraksi hipertonus
- Hipersensitif
- Induksi persalinan dimana persalinan secara spontan pervaginam merupakan kontraindikasi, seperti ruptur tali pusat, plasenta previa totalis, vasa previa
Peringatan dan Perhatian:
Sebaiknya tidak digunakan pada keadaan : prematur, curigaan adanya disproporsi sefalopelvik, belumnya pernah dilakukan operasi besar pada serviks atau uteri, termasuk sectio caesaria, overdistensi uterus, grande multipara, karsinoma serviks invasif. Induxin mempunyai efek antidiuretik, jadi harus digunakan secara hati-hati untuk pemakaian jangka panjang karena dapat terjadi intoksikasi air (karena Induxin diberikan secara terus menerus melalui infus). Maksud dari indikasi untuk persalinan adalah Induxin hanya boleh digunakan bila sungguh-sungguh ada indikasi medis. Pemberian harus dilakukan di rumah sakit dan dibawah pengawasan dokter yang berpengalaman. Bila diberikan untuk induksi dan mempercepat persalinan, Induxin hanya boleh diberikan melalui infus intravena dan tidak melalui injeksi bolus intravena. Penting untuk melakukan pengawasan yang ketat pada denyut jantung janin dan motilitas uteri (frekuensi, kekuatan, dan lama kontraksi), sehingga dosis dapat disesuaikan dengan respon individu. Bila Induxin digunakan untuk mengontrol perdarahan uteri, pemberian injeksi intravena secara cepat harus dihindarkan, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah akut.
Efek Samping:
Pada ibu: Reaksi anafilaktik, hemoragik postpartum, aritmia, afibrinogenemia, mual, muntah, kontraksi ventrikular prematur, hematoma pelvik, intoksikasi air, kontraksi tetanik, ruptur uteri.
Pada janin: Bradikardi, kontraksi ventrikel prematur dan bentuk aritmia lainnya, kerusakan permanen susunan saraf pusat, kematian fetus, perdarahan retina, rendahnya nilai Apgar pada menit ke-5, ikterik neonatorum.
Interaksi Obat:
- Pemberian bersama dengan obat-obat simpatomimetik dapat meningkatkan efek vasopressor obat-obat tersebut.
Pemberian bersama dengan prostaglandin dapat meningkatkan resiko ruptur uteri dan laserasi serviks.
- Pemberian bersama dengan ergometrine memberikan keuntungan dimana perdarahan post partum dapat dikontrol melalui dua mekanisme yang berbeda, yaitu: oxytocin memberikan efek cepat, sementara ergometrine dapat mempertahankan respon yang telah dicapai dari pemberian oxytocin.