Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan penurunan fungsi tubuh yang signifikan di seluruh dunia. Kondisi ini memberikan beban besar pada sistem kesehatan, terutama karena banyak pasien yang mengalami disabilitas jangka panjang pasca-stroke. Salah satu komplikasi klinis yang sering muncul pada pasien stroke adalah malnutrisi, yang dapat memperburuk hasil pemulihan dan meningkatkan risiko komplikasi.
Malnutrisi pada pasien stroke dapat terjadi akibat penurunan asupan makanan karena disfagia, gangguan kesadaran, atau peningkatan kebutuhan metabolik akibat kondisi kritis. Malnutrisi berkontribusi pada penurunan kemampuan motorik, fungsi kognitif, dan memperlambat proses rehabilitasi. Nutrisi enteral, yang meliputi pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT) atau selang enteral langsung seperti gastrostomi endoskopik perkutaneus (PEG) dan jejunostomi endoskopik perkutaneus (PEJ), menjadi pilihan utama untuk mendukung kebutuhan nutrisi pasien stroke yang mengalami disfagia atau risiko malnutrisi tinggi.
Metode dan Pendekatan Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral dapat diberikan secara intermiten atau kontinu, dengan toleransi yang lebih baik pada pemberian kontinu. Nutrisi enteral yang cukup dalam hal energi dan protein dapat membantu mengurangi defisit neurologis dan memperbaiki fungsi motorik pasien stroke. Nutrisi enteral dini (early enteral nutrition/EEN) yang dimulai dalam 72 jam setelah teridentifikasi risiko malnutrisi atau disfagia terbukti menurunkan angka kematian dan prevalensi malnutrisi serta meningkatkan hasil fungsional pasien.
Indikasi dan Manajemen Nutrisi Enteral
Pasien stroke yang memerlukan EN biasanya adalah mereka yang mengalami disfagia berat, penurunan kesadaran, atau yang memerlukan ventilasi mekanik. Skrining malnutrisi dan disfagia harus dilakukan segera saat pasien masuk rumah sakit. Jika pasien tidak dapat makan secara oral, EN harus segera dimulai. Untuk pemberian jangka pendek, NGT lebih umum digunakan karena kemudahan dan keamanannya, sedangkan untuk kebutuhan jangka panjang, PEG atau PEJ lebih disarankan.
Komposisi Nutrisi dan Suplemen dalam EN
Pemberian protein yang cukup sangat penting dalam rehabilitasi stroke. Rekomendasi protein harian sekitar 1,3 gram per kilogram berat badan. Protein whey dan asam amino rantai cabang (BCAA) seperti leusin selain memiliki efek efek anabolik juga memiliki efek antiinflamasi dan meningkatkan kapasitas antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem saraf. Selain itu, serat makanan, prebiotik, dan probiotik dalam EN dapat mengurangi komplikasi pencernaan seperti diare dan konstipasi serta mendukung pemulihan fungsi neurologis melalui modulasi mikrobiota usus.
Prosedur Manajemen EN yang Efektif
Manajemen EN yang efektif meliputi skrining dini, pemilihan metode pemberian nutrisi yang sesuai, pemantauan ketat terhadap toleransi dan komplikasi, serta intervensi cepat jika komplikasi muncul. Pasien harus dievaluasi secara berkala untuk menentukan durasi dan jenis EN yang optimal. Jika terjadi intoleransi atau komplikasi pada NGT, maka PEG atau PEJ dapat menjadi alternatif. Pemantauan jangka panjang juga penting untuk menilai prognosis dan keberhasilan rehabilitasi.
Komplikasi yang Terkait dengan Nutrisi Enteral
Meskipun EN memberikan benefit, beberapa komplikasi dapat terjadi, seperti pneumonia terkait stroke (stroke-associated pneumonia/SAP), diare, konstipasi, perdarahan saluran cerna, dan hiperglikemia. EEN dapat menurunkan insiden SAP dan memperbaiki fungsi neurologis. Namun, EN juga dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan hiperglikemia, yang harus dimonitor dan dikelola dengan baik. Penggunaan formula khusus dengan indeks glikemik rendah dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada pasien dengan hiperglikemia.
Kesimpulan:
Nutrisi enteral (EN) menjadi krusial dalam tata laksana status gizi pasien. Pemberian nutrisi enteral dini (EEN) terbukti mengurangi mortalitas dan memperbaiki fungsional pasien. Komposisi nutrisi tinggi protein, serat, prebiotik, dan probiotik mendukung pemulihan neurologis dan mengurangi komplikasi pencernaan. Meskipun ada risiko komplikasi seperti pneumonia dan hiperglikemia, manajemen EN yang tepat dan pemantauan ketat sangat penting untuk meningkatkan prognosis pasien stroke.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Envato element)
Referensi:
Jiang D, Nie L, Xiang X, Guo X, Qin M, Wang S, Chen J, Feng Y, Huang M, Mao L. Effects of enteral nutrition in stroke: an updated review. Front Nutr. 2025 Mar 31;12:1510111. doi: 10.3389/fnut.2025.1510111.