Sindrom Guillain-Barré
Pendahuluan dan Fakta
Sindrom Guillain-Barré (GBS) adalah kelainan neurologis langka di mana sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru menyerang bagian sistem saraf tepi yang merupakan jaringan saraf yang membawa sinyal dari otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. GBS biasanya didahului oleh infeksi virus. Sekitar ⅔ kasus GBS didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas atau enteritis. Insiden GBS adalah 0,4 hingga 2 per 100.000 orang. Laki-laki terkena dampak pada insiden yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Setiap tahun, diperkirakan 100.000 pasien di seluruh dunia menderita GBS.
Etiologi
Sindrom Guillain-Barré adalah neuropati pasca-infeksi yang dimediasi oleh sistem kekebalan tubuh, beberapa penyebabnya meliputi:
- Infeksi virus. Pada 70% orang yang menderita GBS, gejalanya dimulai dalam waktu satu hingga enam minggu pasca-infeksi. Belum diketahui mengapa GBS memengaruhi beberapa orang setelah mereka sakit dan tidak pada orang lain. Beberapa penderita GBS pernah menderita flu atau infeksi sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, virus Zika, atau virus lainnya.
- Diare atau infeksi saluran pernapasan. Sekitar 2 dari 3 penderita GBS mengalami diare atau infeksi saluran pernapasan beberapa minggu sebelum timbulnya gejala GBS. Infeksi bakteri Campylobacter jejuni yang menyebabkan diare merupakan salah satu pemicu GBS yang paling umum.
- Vaksin. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, seseorang bisa menderita GBS dalam beberapa hari atau minggu setelah mendapatkan vaksin tertentu. Penting untuk diketahui bahwa manfaat vaksinasi jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang memiliki peluang lebih besar terkena GBS setelah terkena flu dibandingkan setelah mendapatkan vaksinasi flu.
- Operasi. Sangat jarang, GBS dapat timbul setelah operasi apapun.
Tanda dan Gejala
Sindrom Guillain-Barré memengaruhi saraf tepi yang mengendalikan pergerakan otot, sinyal nyeri, serta sensasi suhu, dan sentuhan. Oleh karena itu, GBS menyebabkan masalah terkait fungsi-fungsi tersebut.
Gejala pertama sindrom Guillain-Barré adalah kelemahan otot dan/atau sensasi kesemutan (paresthesia). Gejala-gejala ini biasanya muncul secara tiba-tiba. Penyakit ini biasanya menyerang kedua sisi tubuh dan dimulai dari kaki dan tungkai serta menyebar hingga ke lengan dan wajah. Kelemahan otot di kaki akan menyebabkan berjalan atau menaiki tangga menjadi sulit.
Derajat beratnya GBS dapat bervariasi dari sangat ringan hingga berat, tergantung pada beratnya kondisi, gejala lain mungkin termasuk:
- Nyeri otot yang dalam di punggung dan/atau kaki
- Kelumpuhan pada kaki, lengan dan/atau otot wajah
- Kelemahan otot dada, sehingga menyebabkan sulit bernapas. Hal ini memengaruhi sekitar 1 dari 3 orang dengan GBS
- Kesulitan berbicara dan menelan (disfagia)
- Kesulitan menggerakkan mata dan gangguan penglihatan
Gejala GBS dapat berkembang dalam hitungan jam, hari, atau beberapa minggu. Kebanyakan orang mencapai tahap kelemahan paling parah dalam dua minggu pertama setelah gejala muncul. Pada minggu ketiga, sekitar 90% orang berada pada kondisi terlemahnya.
Diagnosis
Diagnosis sindrom Guillain-Barré ditegakkan melalui anamnesi (wawancara medis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding. Beberapa pemeriksaan penunjang adalah:
- Pemeriksaan elektromiografi (EMG) dan konduksi saraf. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengevaluasi kesehatan dan fungsi otot rangka serta sarafnya
- Pungsi lumbal. Untuk prosedur ini, tenaga kesehatan profesional akan memasukkan jarum ke punggung bagian bawah untuk mendapatkan sampel cairan serebrospinal (CSF). Setelah itu, sampel tersebut akan dikirimkan ke laboratorium tempat ahli patologi untuk memeriksanya. Pada sekitar 80% kasus GBS, terdapat jumlah sel darah putih yang normal dan peningkatan kadar protein CSF. Kelainan lain pada CSF mungkin menunjukkan kondisi lain
- Pemeriksaan pencitraan. MRI mungkin dilakukan untuk melihat kondisi tulang belakang penderita GBS
Tata Laksana
Tidak ada obat yang diketahui untuk sindrom Guillain-Barré. Namun beberapa terapi dapat mengurangi derajat beratnya kondisi dan mempersingkat waktu pemulihan. Perawatan utama untuk GBS mencakup salah satu dari dua pilihan berikut:
- Plasmaferesis. Dalam proses ini, mesin akan memisahkan plasma dari darah, mengolahnya, dan kemudian mengembalikan plasma dan darah ke tubuh pasien. Pertukaran plasma menyaring antibodi dalam plasma yang menyerang saraf tubuh
- Terapi imunoglobulin intravena (IVIG). Terapi ini melibatkan pemberian imunoglobulin intravena (IV), yaitu protein yang dibuat secara alami oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang organisme penyerang. Imunoglobulin berasal dari ribuan donor sehat. IVIG dapat mengurangi serangan sistem kekebalan terhadap saraf.
Kedua perawatan ini biasanya mempersingkat waktu pemulihan Anda jika Anda memulai salah satunya dalam waktu dua minggu setelah gejala GBS muncul.
Referensi:
- Nguyen TP, Taylor RS. Guillain-Barre Syndrome. National Library of Medicine [Internet]. 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532254/
- Cleveland Clinic. Guillain-Barre Syndrome [Internet]. 2023. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15838-guillain-barre-syndrome