Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh di luar kavum uteri yang akan menimbulkan proses inflamasi kronis. Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10 – 15% wanita usia reproduksi dengan gejala umumnya nyeri pelvis kronik, dismenorrhea, dan infertilitas. Penyebab endometriosis masih belum jelas, namun penyakit ini memiliki karakteristik inflamasi kronik yang akan mengakibatkan produksi berlebihan dari mediator inflamasi akibat stres oksidatif.
Stres oksidatif merupakan ketidakseimbangan radikal bebas dengan antioksidan. Banyak penelitian telah menyebutkan bahwa stres oksidatif berperan penting dalam patofisiologi endometriosis. Molekul reactive oxygen species (ROS) memicu mekanisme apoptosis sel. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa pada pasien endometriosis ditemukan biomarker stres oksidatif yang tinggi, yaitu malondialdehyde (MDA) dan ROS. Selain itu, pasien endometriosis juga memiliki total antioxidant capacity (TAC) yang relatif rendah.
Vitamin C dan vitamin E telah dikenal luas memiliki efek antioksidan yang dapat memperbaiki kondisi stres oksidatif. Sebuah penelitian meneliti pemberian kombinasi suplementasi vitamin C dan E pada wanita dengan endometriosis. Sebanyak 60 wanita usia reproduktif (14-45 tahun) dengan keluhan nyeri pelvis dan sudah terdiagnosis endometriosis dalam prosedur laparoskopi terlibat dalam penelitian ini. Subjek penelitian kemudian dibagi menjadi kelompok A (n=30) yang menerima suplementasi vitamin C (1000 mg/hari, 2 tablet 500 mg) dan vitamin E (800 IU/hari, 2 tablet 400IU), dan kelompok B (n=30) yang menerima plasebo selama 8 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kadar MDA (p<0,001) dan ROS (p<0,001) pada kelompok A, sedangkan penurunan TAC tidak menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbaikan skala nyeri visual analog scale (VAS) gejala dismenorrhea/nyeri saat haid (p<0,001), dispareunia/ nyeri saat berhubungan seksual (p<0,001), dan gejala nyeri pelvis kronik (p<0,001) pada kelompok A yang signifikan secara statistik. Pada kelompok B, penurunan VAS juga signifikan dalam gejala dismenorrhea dan dispareunia, namun terdapat peningkatan skala nyeri VAS gejala nyeri pelvis kronik. Jika dibandingkan antara kelompok A dan kelompok B, penurunan skala nyeri VAS nambah lebih signifikan pada kelompok A.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa suplementasi kombinasi vitamin C 1000 mg/hari dan vitamin E 800 IU/hari dapat memperbaiki status stres oksidatif dan mengurangi intensitas gejala pasien endometriosis. Oleh karena itu, pemberiannya dapat dipertimbangkan dalam tatalaksana endometriosis.
Silakan baca: Prove E, vitamin antioksidan yang larut dalam lemak yang menghentikan produksi ROS
Gambar: Ilustrasi (Photo by Polina Tankilevitch from Pexels)
Referensi:
Amini L, Chekini R, Nateghi MR, Haghani H, Jamialahmadi T, Sathyapalan T, et al. The effect of combined vitamin C and vitamin E supplementation on oxidative stress markers in women with endometriosis: A Randomized, Triple-Blind Placebo-Controlled Clinical Trial. Pain Research and Management. 2021;2021:1–6.