Detail Article

Peran Vitamin C dalam Sistem Imun

Dedyanto Henky Saputra
Apr 10
Share this article
img-vitamin-C.jpg
Updated 29/Agt/2022 .

Peran nutrisi dalam kekebalan tubuh telah mendapat perhatian yang meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Berbagai ulasan membahas efek nutrisi pada sistem imun, salah satunya adalah vitamin C. Vitamin C (asam askorbat) adalah zat gizi mikro yang larut dalam air dan memiliki berbagai fungsi penting, di antaranya memberikan efek pada mekanisme pertahanan inang, sebagai homeostasis imun, serta antioksidan.

Vitamin C merupakan antioksidan kuat dan kofaktor biosintesis dan enzim pengatur gen. Fungsi pleiotropik vitamin C terkait dengan kemampuannya sebagai penyumbang elektron. Asupan vitamin C yang stabil sangat penting pada manusia karena tubuh sendiri tidak mensintesisnya, bahkan banyak penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin C menstimulasi aktivitas sistem imun, mencegah kerusakan DNA, dan secara signifikan mengurangi risiko berbagai kondisi patologis.

 

Kontribusi vitamin C dalam sistem imun dilakukan dengan mendukung berbagai fungsi seluler pada sistem imun alami dan adaptif. Vitamin C meningkatkan fungsi barier epitel terhadap patogen dan memperkuat aktivitas scavenger oksidan kulit, sehingga memberikan efek protektif terhadap stres oksidatif lingkungan. Vitamin C terakumulasi dalam sel fagosit, seperti neutrofil, dan dapat meningkatkan aktivitas kemotaksis, fagositosis, generasi spesies dari oksigen reaktif, yang akhirnya mengeliminasi mikroba.

 

Vitamin C juga diperlukan dalam proses apoptosis dan pembersihan neutrofil mati dari tempat infeksi oleh makrofag, sehingga mengurangi nekrosis dan kerusakan jaringan. Peran vitamin C dalam limfosit belum sepenuhnya diketahui, akan tetapi beberapa penelitian menunjukan kemampuannya dalam meningkatkan diferensiasi dan proliferasi sel B dan sel T, hal ini dimungkinkan karena efek pengatur gen yang dimilikinya.

 

Defisiensi vitamin C berpotensi mengakibatkan gangguan imunitas dan kerentanan yang lebih tinggi terhadap infeksi. Sebaliknya, infeksi secara signifikan berdampak pada kadar vitamin C karena adanya peningkatan inflamasi dan kebutuhan metabolisme. Sebagai profilaksis infeksi, asupan vitamin C diperlukan dalam diet yang menciptakan jumlah adekuat (sekitar 100-200 mg/hari), sehingga mengoptimalkan kadarnya di dalam sel dan jaringan. Sebaliknya, sebagai pengobatan infeksi diperlukan dosis vitamin yang jauh lebih tinggi untuk mengimbangi peningkatan respons peradangan dan metabolisme.

 

Simpulan:

Banyak faktor yang memiliki peran dalam bekerjanya sistem imun yang optimal, salah satunya adalah peran nutrisi. Vitamin C merupakan zat gizi mikro, yang memainkan peran penting dalam kerja sistem imun. 

 

Silakan lihat juga: Prove C, untuk memelihara daya tahan tubuh

Image : Photo by PhotoMIX Ltd. from Pexels

Referensi:

1. Jafari D, Esmaeilzadeh A, Mohammadi-Kordkhayli M, Rezaei N. Vitamin C and the immune system. 2019. p. 81–102.

2. Pavlovic V, Sarac M. A short overview of vitamin C and selected cells of the immune system. Cent Eur J Med. 2011;6(1):1–10.

3. Carr AC, Maggini S. Vitamin C and immune function. Nutrients. 2017;9(11).

Share this article
Related Articles
Related Products
3f12d69bf3aae3f648a4530dbe93c869.jpg
0c6e8e8bfe59d047f4baeedffba37ada.jpg
feb9aa37ff77891d758c3c7fd6c4f553.jpg
04f01f30b0a4f49c40e77ca6d6ef7b77.jpg
7ce3b27e18e71a302b9894d75cf3200a.jpg
997fdc3c2310a83fc7a55830d2f23aaa.jpg
2f68abe3314b268d0896cfe232437629.jpg
2a6a2f58f0c2a1547e72d83fdabbcc6e.jpg
503c5b1b0f46b88b42d418315ed1477d.jpg
d312c5f2eaf4e114f8be7b492c705cb8.jpg