Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa kadar vitamin D serum secara bermakna rendah pada wanita dengan keguguran spontan saat kehamilan awal dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan hidup. Ditemukan kaitan antara defisiensi vitamin D dengan keguguran pada trimester pertama kehamilan dan penurunan kadar vitamin D serum pada wanita usia subur dengan riwayat kegagalan kehamilan klinis dapat mengalami peningkatan risiko keguguran.
Hasil studi meta-analisis telah menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D antenatal dosis rendah menurunkan risiko preeklampsia, diabetes pada kehamilan, dan berat bayi lahir rendah. Suplementasi vitamin D juga aman dan ditolerasi dengan baik. Pada wanita subfertil, kesempatan kelahiran hidup dengan bantuan teknologi reproduksi secara bermakna juga lebih tinggi jika kadar vitamin D cukup. Peranan vitamin D dalam kehamilan dan keguguran tersebut didukung oleh ekspresi enzim yang mengaktivasi vitamin D (CYP27B1) pada desidua ibu dan trofoblas janin pada awal kehamilan.
Dalam studi sebelumnya, telah ditunjukkan bahwa plasenta manusia adalah jaringan kunci untuk akumulasi 25(OH)D dan 1,25(OH)2D aktif, yang berpotensi memberikan efek penting pada invasi trofoblas, remodeling arteri spiral plasenta, dan fungsi sel imun. Pada kasus keguguran, proses-proses tersebut terganggu, dengan kelainan penerimaan endometrium dan disregulasi plasentasi yang diidentifikasi setelah konsepsi awal. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa kadar 25(OH)D serum yang rendah berkontribusi pada patofisiologi keguguran melalui penurunan kadar 1,25(OH)2D plasenta yang disertai dengan disregulasi plasenta.
Suatu kajian sistematik dan meta-analisis baru-baru ini juga telah dilakukan untuk menilai kaitan antara status vitamin D dengan keguguran, termasuk keguguran spontan dan keguguran berulang. Data studi dicari dari the Ovid MEDLINE, Embase, the Cumulative Index to Nursing and Allied Health Literature, serta Cochrane Central Register of Controlled Trials hingga Mei 2021.
Hasilnya menunjukkan bahwa dari 6 studi observasional (n=6.338), ditemukan kaitan antara defisiensi [kadar 25(OH)D <75 nmol/L) dan insufisiensi [kadar 25(OH)D 50-75 nmol/L] vitamin D dengan keguguran (OR 1,60; 95% CI 1,11-2,30; I2 ΒΌ 35%). Disimpulkan bahwa insufisiensi dan defisiensi vitamin D dikaitkan dengan keguguran pada ibu hamil.
Gambar: Ilustrasi (sumber:https://extension.usu.edu/nutrition/research/how-to-nourish-mom-and-baby-alike-nutrition-during-pregnancy)
Referensi:
1. Tamblyn JA, Pilarski NSP, Markland AD, Marson EJ, Devall A, Hewison M, et al. Vitamin D and miscarriage: a systematic review and meta-analysis. Fertil Steril 2022;S0015-0282(22)00258-8. doi: 10.1016/j.fertnstert.2022.04.017.
2. Ferdous S, Hussain F, Hayee S, Akhtar N, Khanam N, Sultana CS, et al Correlation between serum vitamin D deficiency and early spontaneous pregnancy loss. Sch Int J Obstet Gynec.2021; 4(4): 131-5.
3. Hou W, Yan X, Bai C, Zhang X, Hui L, Yu X. Decreased serum vitamin D levels in early spontaneous pregnancy loss. Eur J Clin Nutr.2016;70(9):1004-8.