Detail Article

Peran Vitamin untuk Kulit Sehat

dr. Della Sulamita
Jun 24
Share this article
2973328f9bd01daf37ec78c989f8a6ea.jpg
Updated 04/Jul/2022 .

Kulit merupakan organ pertahanan utama pada tubuh manusia untuk melindungi dari paparan eksternal seperti radiasi sinar ultraviolet, infeksi oleh mikroorganisme patogen, stres mekanik dan kimia. Integritas dan fungsi pertahanan kulit (skin barrier) didukung oleh pasokan mikronutrien yang adekuat seperti beberapa vitamin. 

Studi ini melibatkan 65 studi yang telah ditelaah, untuk mengevaluasi peran vitamin dan derivatnya untuk menjaga kesehatan kulit dan penangkal serta agen terapi dalam managemen masalah kulit.


Vitamin A

Vitamin A dan metabolitnya berfungsi untuk aktivitas sistem imun, penglihatan, fungsi barrier epithelial, dan diferensiasi seluler. Vitamin A lebih banyak ditemukan pada sumber hewani seperti daging, produk susu, dan ikan (retinol dan retinyl ester) dan dari buah-buahan dan sayuran berwarna (beta-caroteniod dan provitamin A). Retinoids dapat diklasifikasikan menjadi beberapa generasi, yaitu:

- Generasi I     : retinol, retinaldehyede, tretinoid, isotretinoin, alitretinoin

- Generasi II     : etretinate, acitretin

- Generasi III    : adapalene, tazarotene, bexarotene

- Generasi IV   : seletinoid G

Vitamin A berperan dalan transformasi neoplastik dan karsinogenesis karena fungsi antioksidannya mengurangi kerusakan radikal bebas pada DNA. Vitamin A juga dapat meregulasi proses imunitas adaptive dan imunitas innate, termasuk sel T helper, sel B, neutrofil, makrofag, dan sel natural killer, serta meningkatkan pertahanan tubuh dari proses infeksi. Derivat retinol digunakan secara luas dalam bidang kosmetik sebagai anti-oksidan dan anti-aging.


Vitamin B

Vitamin B yang paling sering dikaitkan dengan kulit adalah vitamin B3, karena berfungsi untuk perbaikan DNA, metabolisme energi seluler, dan regulasi dalam proses transkripsi.


Vitamin B3

Vitamin B3 atau vitamin PP atau niacinamide/nicotinamide merupakan komponen koenzim yang terlibat dalam transfer hydrogen dan memiliki banyak efek menguntungkan untuk kulit. Penggunaaan secara topikal dapat menstabilkan pertahanan kulit, mengurangi transepidermal water loss dan menstimulasi sintesis protein (filaggrin, keratin dan involucrin) dan ceramides yang berguna dalam terapi dermatitis atopik. Efek anti-inflamasi dan menurunkan produksi sitokin inflamasi (IL-1β, IL-6, IL-8, TNF) juga berguna dalam terapi akne, rosasea, dan keadaan inflamasi kulit lainnya. Didapatkan uji fase 3, acak tersamar ganda, yang mengevaluasi efektivitas nicotinamide oral dalam menurunkan onset terjadinya kanker kulit non-melanoma dan keratosis aktinik. Setelah 12 bulan, didapatkan kejadian baru kanker kulit non-melanoma 23% lebih rendah pada kelompok nicotinamide dibanding kelompok plasebo. Nicotinamide aman, dan tidak dilaporkan sebagai agen teratogenik. Efek samping tersering penggunaan nicotinamide adalah mual, muntah, nyeri kepala, dan lelah.


Vitamin B8

Vitamin B8 atau dikenal sebagai B7 atau H atau biotin, merupakan vitamin larut air yang merupakan kofaktor esensial dalam jalur metabolisme gluconeogenesis, sintesis asam lemak, dan katabolisme asam amino. Beberapa studi juga menyatakan biotin berperan dalam sinyal sel, regulasi epigenetic dari gen dan struktur chromatin. Biotin dapat ditemukan pada makanan dan sering berikatan dengan protein serta di produksi oleh flora normal saluran cerna. Keadaan defisiensi biotin akan menyebabkan dermatitis periorific scaly, konjungtivitis, alopesia, infeksi kulit, ataksia, asidosis ketolaktat, konvulsi, hipotonus otot, dan gangguan perkembangan pada anak dan bayi. Biotin berperan dalam produksi keratin, sehingga mempengaruhi kesehatan kulit dan rambut. Penggunaan biotin oral dapat memperbaiki kerontokan rambut dan pertumbuhan kuku. Studi Boccaletti, et al, mengevaluasi efikasi pemberian biotin 5 mg/hari pada 2 wanita muda dengan masalah rambut, dan didapatkan perbaikan pada tampilan rambut hingga 2 tahun setelah biotin dihentikan. Pada anak dengan dermatitis seboroik yang diterapi oleh vitamin B kompleks dan biotin, didapatkan perbaikan lesi kulit dalam 4-8 hari dan sembuh sempurna dalam 15-30 hari.


Vitamin C

Vitamin C atau dikenal sebagai asam askorbat. Kulit memiliki konsentrasi tinggi vitamin C, yang terkonsentrasi pada kompartement intraseluler, dan ditransportasikan menuju pembuluh darah pada lapisan kulit. Vitamin C melindungi sel dari stres oksidatif. Vitamin C berperan dalam menormalisasi profil lipid pada stratum korneum (glucosphingolipids dan ceramides). Dilaporkan bahwa level vitamin C ditemukan lebih rendah pada keadaan kulit tua dan photodamaged. Level vitamin C yang adekuat dapat menetralkan efek negatif dari radiasi UV. Defisiensi vitamin C berkaitan dengan beberapa masalah fungsi kulit: penyembuhan luka (defisit produksi kolagen), penebalan stratum korneum, dan perdarahan subkutaneus (kerentanan jaringan ikat). Suplementasi oral menunjukan penurunkan intensitas spot kecoklatan pada kulit, UV spot dan memperbaiki eritema, tekstur kulit serta pori-pori.


Vitamin D

Vitamin D3 atau dikenal sebagai cholecalciferol, merupakan vitamin larut lemak prohormon yang memiliki efek fungsi endokrin, parakrin, dan autokrin. Vitamin D berperan dalam mekanisme sistem imun. Vitamin D dapat menghambat proses invasi tumor dan mekanisme angiogenesis dengan menghambat proliferasi sel. Tampaknya vitamin D dapat menurunkan risiko kerusakan DNA akibat radiasi sinar UV.


Vitamin E

Vitamin E atau tocopherol merupakan kelompok antioksidan larut lemak yang banyak ditemukan dalam sel manusia sejak 1922; selain itu, dapat ditemukan pada berbagai jenis makanan dan minyak. Vitamin E dapat menghambat produksi molekul ROS dan berperan sebagai lini pertahanan pertama dalam perlawanan peroksidasi lemak. Pemberian vitamin E dosis 1000 IU per hari selama 6 bulan, menunjukan hasil yang efektif dalam terapi sindroma yellow nail yang ditandai dengan warna kuku kekuningan, perlambatan pertumbuhan kuku, kronik bronchitis, dan sinusitis. Vitamin E juga memiliki efek positif pada terapi akne vulgaris, mencegah peroksidasi lipid, merusak pertumbuhan bakteri, dan berkontribusi dalam proses inflamasi. Beberapa studi membuktikan suplementasi vitamin E dosis 200 – 1200 IU per hari menunjukan perbaikan skleroderma.


Vitamin K

Vitamin K merupakan vitamin larut lemak yang ditemukan dalam dua bentuk, yaitu K1 (phylloquinone) dan vitamin K2 (menaquinone). Vitamin K berperan dalam sintesis osteocalcin dan matriks GLA protein. Percepatan proses penyembuhan luka, dipicu oleh vitamin K, karena vitamin K mampu meningkatkan kontraksi luka serta memperbaiki proses epitelisasi, pembentukan fibroblas, kolagen, dan pembuluh darah.


Ubiquinone

Ubiquinone atau yang dikenal sebagai coenzyme Q10, merupakan antioksidan larut lemak endogen yang kuat yang ditemukan pada sel manusia. Dengan meningkatnya usia ditemukan perubahan kulit berupa munculnya kerutan, dan kehilangan elastisitas. Pada kulit, level Q10 endogen menurun seiring dengan pertambahan usia dan radiasi UV.

 

Kesimpulan:

Vitamin memodulasi berbagai fungsi biologis yang mempengaruhi kesehatan kulit; mewakili unsur penting dalam beberapa produk kosmetik karena mereka memainkan peran mendasar sebagai antioksidan yang mampu menangkal pembentukan radikal bebas dan mendukung sistem antioksidan endogen yang mengintervensi baik dalam proses penuaan sel dan dalam perkembangan kondisi patologis kulit tertentu. Sebenarnya penggunaan vitamin di bidang dermatologis tidak terbatas hanya kosmetik karena dapat digunakan sebagai terapi atau pencegahan agen pada beberapa penyakit kulit.

 


Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi:

Dattola A, Silvestri M, Bennardo L, Passante M, Scali E, Patruno C, et al. Role of vitamins in skin health: A systematic review. Curr Nutr Rep. 2020;9(3):226-35. doi: 10.1007/s13668-020-00322-4. 

Share this article
Related Articles