Karies gigi pada anak usia dini merupakan masalah kesehatan umum dan merupakan penyakit infeksi kronik pada anak yang sering ditemukan dan sulit dikontrol. Karies gigi pada anak usia dini didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih kerusakan gigi (lesi tidak berlubang atau berlubang), kehilangan gigi (karena karies), atau permukaan gigi yang sudah ditambal pada gigi susu anak berusia 71 bulan atau lebih muda, dan bisa dimulai segera setelah gigi bayi tumbuh.
Banyak faktor yang berperan dalam kerusakan gigi, meliputi mikroorganisme, makanan, kebersihan mulut, kondisi medis, dan kurangnya nutrisi penting seperti vitamin D yang berperan penting dalam penyerapan kalsium dan fosfor.
Interaksi antara bentuk aktif vitamin D, yaitu 1,25(OH)2D, dan reseptor vitamin D meningkatkan efisiensi penyerapan kalsium di usus hingga 40% dan fosfor hingga 80%. Kalsium dan fosfor merupakan mineral utama yang membentuk enamel gigi, sedangkan sel yang membentuk enamel, yaitu ameloblas, dan yang membentuk dentin, yaitu odontoblas, memiliki reseptor vitamin D yang membantu menurunkan risiko karies gigi. Selain itu, kadar 25(OH)D serum >30 ng/mL telah dikaitkan dengan perbaikan outcome kesehatan mulut, dan vitamin D juga menunjukkan peranan imonologi yang dapat meningkatkan pembentukan peptida antimikroba, seperti cathelicidin dan defensin, di mana kadar defensin pada air liur lebih tinggi pada anak tanpa karies.
Suatu studi telah dilakukan untuk membandingkan kadar vitamin D pada anak dengan karies berat pada anak usia dini (severe early childhood caries/SECC) dan anak tanpa karies serta membandingkan kaitan defisiensi vitamin D dengan SECC. Studi tersebut melibatkan 30 anak dengan karies dan 30 anak tanpa karies sebagai kontrol, yang berusia antar 3-6 tahun dari Department of Pedodontics and Preventive Dentistry, Faculty of Dental Sciences, SGT University, Gurugram. Status karies pada anak dicatat menggunakan decayed, extracted, and filled teeth (deft) index.
Hasilnya menunjukkan bahwa kadar 25(OH)D rata-rata pada kelompok karies adalah 12,19 ng/mL [SD 4,37; 95% CI 10,5-13,8] dan pada kelompok kontrol 20,11 ng/mL [SD 4,12; 95% CI 18,56-21,65]; p<0,0001. Selain itu, simple linier regression pada kelompok karies secara statistik menunjukkan kaitan terbalik antara kadar vitamin D dan karies gigi yang berat pada anak usia dini (p<0,0001).
Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa defisiensi vitamin D merupakan faktor risiko untuk kejadian dan keparahan karies gigi pada anak. Oleh karena itu, suplementasi vitamin D dan pencegahan defisiensi vitamin D pada anak dapat membantu mencegah karies gigi.
Silakan baca juga: Prove D3, sebagai Suplementasi vitamin D
Image : Ilustrasi (Photo by Karolina Grabowska from Pexels)
Referensi:
1. Chhonkar A, Gupta A, Arya V. Comparison of vitamin D level of children with severe early childhood caries and children with no caries. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry 2018;11(3):199-204.
2. Parthasarathy P, Priya V, Gayathri R. Relationship between vitamin D and dental caries – Review. J. Pharm. Sci. & Res. 2016;8(6):459-60.