Otitis Eksterna
Pendahuluan dan Fakta
Otitis eksterna (OE) adalah peradangan pada saluran pendengaran/liang telinga eksternal yang dapat menular ataupun tidak menular. OE dapat diklasifikasikan menjadi akut (berlangsung kurang dari 6 minggu) atau kronis (berlangsung lebih dari 3 bulan). Penyakit ini juga dikenal sebagai swimmer’s ear karena sering terjadi selama musim panas dan di iklim tropis, dan jika terdapat air dalam telinga, maka risikonya akan meningkat. Penyebab paling umum dari otitis eksterna akut adalah infeksi bakteri, yang mungkin juga terkait dengan alergi, eksim, dan psoriasis.
Otitis eksterna merupakan kondisi umum dan dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun jarang terjadi pada pasien yang berusia kurang dari 2 tahun. Insidennya tidak diketahui, namun puncaknya terjadi pada usia 7-14 tahun. Sekitar 10% orang akan menderita otitis eksterna selama masa hidupnya, dan sebagian besar kasus (95%) bersifat akut. Tidak ada perbedaan antar jenis kelamin.
Etiologi dan Faktor Risiko
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus adalah patogen paling umum yang menyebabkan otitis eksterna. Otitis eksterna juga dapat terjadi karena infeksi polimikroba, dan pada kasus yang jarang terjadi disebabkan karena infeksi jamur seperti Candida atau Aspergillus. Berbagai faktor dapat memengaruhi terjadinya OE. Berenang merupakan salah satu faktor risiko yang paling umum, dan meningkatkan risiko lima kali lipat jika membandingkan antara perenang dan non-perenang. Faktor risiko lainnya meliputi:
- Kelembapan
- Trauma atau alat eksternal seperti kapas, penyumbat telinga, atau alat bantu dengar
- Kondisi dermatologis seperti eksim dan psoriasis
- Saluran telinga luar yang sempit
- Obstruksi saluran telinga (serumen, benda asing)
- Radioterapi atau kemoterapi
- Stres atau beban pikiran
- Pasien imunokompromais
Tanda dan Gejala
Biasanya gejala pada OE pada awalnya ringan, namun bisa memburuk jika infeksi tidak diobati atau menyebar. Dokter sering mengklasifikasikan OE berdasarkan derajat perkembangannya yang terdiri dari ringan, sedang, dan tahap lanjut.
Tanda dan gejala OE ringan:
- Gatal pada liang telinga
- Kemerahan dalam liang telinga
- Rasa tidak nyaman ringan yang memburuk jika menarik telinga bagian luar (pinna atau daun telinga) atau menekan “benjolan” kecil di depan telinga (tragus)
- Keluarnya cairan bening dan tidak berbau
Tanda dan gejala OE sedang:
- Rasa gatal yang lebih hebat
- Rasa sakit meningkat
- Kemerahan yang lebih luas pada telinga
- Keluarnya cairan yang berlebih
- Perasaan penuh di dalam telinga dan penyumbatan sebagian saluran telinga karena pembengkakan, cairan, dan kotoran
- Pendengaran menurun atau teredam
Tanda dan gejala OE tahap lanjut:
- Nyeri hebat yang mungkin menjalar ke wajah, leher, atau sisi kepala
- Penyumbatan total saluran telinga
- Kemerahan atau pembengkakan pada telinga luar
- Pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher
- Demam
Diagnosis
Penegakan diagnosis pada otitis eksterna (OE) dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Seringkali pasien datang dengan keluhan nyeri pada telinga, rasa penuh, gatal, hilangnya pendengaran, keluarnya cairan dari telinga, dan pada kasus yang jarang, disertai dengan demam. Setelah dilakukannya anamnesis secara lengkap, selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Temuan utama pada pemeriksaan fisik OE adalah nyeri saat palpasi tragus (anterior saluran telinga) atau saat pinna ditarik (ciri khas OE). Pada pemeriksaan menunjukkan eritema, edema, dan penyempitan saluran pendengaran eksternal (EAC), dan mungkin terdapat cairan bernanah atau serosa. Terlihat juga adanya gangguan pendengaran konduktif.
Pemeriksaan laboratorium rutin dan/atau kultur saluran telinga tidak diperlukan atau diindikasikan untuk kasus OE tanpa komplikasi. Namun, kultur direkomendasikan untuk kasus otitis eksterna yang berulang atau resisten, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah. Untuk pasien dengan gejala parah, tes glukosa darah dan human immunodeficiency virus (HIV) dapat dipertimbangkan.
Tata Laksana
Pengobatan utama otitis eksterna (OE) melibatkan pengelolaan nyeri, pembuangan kotoran dari saluran pendengaran eksternal (EAC), pemberian obat topikal untuk mengurangi edema dan infeksi, dan menghindari faktor-faktor yang berkontribusi. Tujuan pengobatan adalah menghentikan infeksi dan memulihkan kembali saluran pendengarannya.
Sebagian besar kasus dapat diobati dengan analgesik yang dijual bebas dan obat tetes telinga topikal. Obat tetes telinga yang umum digunakan termasuk obat tetes asam asetat, yang mengubah pH saluran telinga; obat tetes antibakteri, yang mengendalikan pertumbuhan bakteri; dan obat tetes antijamur.
Rasa sakit pada OE dapat terasa sangat hebat dan parah, maka rasa nyeri yang dialami harus dikelola dengan baik. Acetaminophen atau obat antiinflamasi nonsteroid telah terbukti cukup untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang.
Secara umum, obat tetes antibiotik telinga aman untuk digunakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat tetes antibiotik topikal yang mengandung steroid dapat mengurangi peradangan dan sekresi cairan telinga, serta meredakan rasa nyeri lebih cepat. Terlepas dari antibiotik topikal yang digunakan, sekitar 65% hingga 90% kasus akan mengalami perbaikan klinis dalam waktu 7 hingga 10 hari. Beberapa antibiotik topikal yang umum digunakan pada otitis eksterna adalah:
- Polymyxin B, neomycin, dan hydrocortisone, 3 sampai 4 tetes pada telinga yang sakit
- Ofloxacin 5 tetes 2 kali sehari pada telinga yang sakit
- Ciprofloxacin dengan hydrocortisone, 3 tetes 2 kali sehari pada telinga yang sakit
Perlu diperhatikan jika diduga atau ditemukan adanya perforasi membran timpani, maka pemberian neomycin/polymyxin B/hydrocortisone tetes, alkohol, da obat tetes telinga harus dihindari.
Antibiotik oral belum terbukti bermanfaat, dan penggunaan yang tidak tepat akan meningkatkan resistensi di antara patogen otitis eksterna yang umum. Indikasi pemberian antibiotik oral meliputi:
- Pasien dengan diabetes dan dengan morbiditas yang tinggi
- Pasien dengan HIV/AIDS
- Dugaan otitis eksterna maligna
- Otitis media akut yang terjadi bersamaan
Pasien dengan edema liang telinga memerlukan penempatan ear wick (hidroselulosa terkompresi atau pita kasa) untuk memfasilitasi pemberian obat dan mengurangi edema pada liang telinga. Ear wick dibasahi dengan antibiotik tetes dan dimasukkan ke dalam saluran telinga dan biasanya akan lepas dengan sendirinya, dan jika perlu, harus dikeluarkan oleh dokter dalam rentan waktu 2 sampai 3 hari.
Meskipun biasanya tidak dilakukan di layanan kesehatan primer, aural toilet atau pembersihan saluran telinga luar direkomendasikan untuk pengobatan OE akut oleh American Academy of Otorhinolaryngology. Bilas atau penghisapan/suctioning secara perlahan harus dilakukan hanya jika tidak ada bukti atau kecurigaan adanya perforasi membran timpani. Selain itu, sebaiknya dihindari pada pasien dengan riwayat diabetes karena berpotensi menyebabkan otitis eksterna maligna.
Obat antijamur topikal tidak dianggap sebagai pengobatan lini pertama untuk OE. Antijamur hanya direkomendasikan jika berdasarkan pemeriksaan otoskopi atau hasil kultur dicurigai penyebab OE adalah infeksi jamur.
Referensi:
- Medina-Blasini Y, Sharman T. Otitis Externa. National Library of Medicine [Internet]. 2023 [cited 2024 Mar 26]. Available from:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556055/
- Mayo Clinic. Swimmer’s ear [Internet]. 2021 [cited 2024 Mar 25]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/swimmers-ear/symptoms-causes/syc-20351682
- Waitzman AA. Otitis externa. Medscape [Internet]. 2024 [cited 2024 Mar 25]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/994550-overview