Diare
Pendahuluan dan Fakta
Diare adalah suatu kondisi umum yang bervariasi, baik dari penyebabnya maupun derajat keparahannya. Evaluasi diare bervariasi tergantung pada durasi, derajat keparahan, dan adanya gejala tertentu yang terjadi bersamaan. Diare adalah peningkatan kandungan air dalam tinja karena ketidakseimbangan fungsi normal proses fisiologis usus kecil dan besar yang bertanggung jawab untuk penyerapan nutrisi, ion, air, dan substrat lain. Diare akut digambarkan sebagai gejala akut berupa buang air besar cair atau encer sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari, yang berlangsung selama 14 hari atau kurang. Namun, diare kronis atau persisten ditandai jika onset-nya berlangsung lebih dari 14 hari. Diare akut seringnya disebabkan oleh infeksi. Etiologi non-infeksi menjadi lebih umum seiring dengan bertambahnya durasi diare menjadi kronis.
Patofisiologi
Diare disebabkan oleh berkurangnya penyerapan air oleh usus atau adanya peningkatan sekresi air. Mayoritas kasus diare akut disebabkan oleh infeksi. Diare kronis umumnya dikategorikan menjadi tiga kelompok; encer/watery diarrhea, berlemak (malabsorpsi), atau infeksius. Cara lain untuk mengklasifikasikan patofisiologi diare adalah membaginya menjadi diare sekretorik dan diare osmotik.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu, menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin pada dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian menjadi diare. Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik.
Mekanisme terjadinya diare termasuk juga peningkatan sekresi atau penurunan absorpsi cairan dan elektrolit dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang berasal dari inflamasi mukosa intestinal.
Etiologi
Terdapat beberapa penyebab terjadinya diare, yaitu:
- Infeksi. Infeksi akibat virus (rotavirus), bakteri (E. coli), atau parasit (Giardia) merupakan penyebab umum diare.
- Intoleransi makanan. Beberapa orang mungkin mengalami diare sebagai reaksi akan makanan tertentu, seperti pada intoleransi laktosa.
- Obat-obatan. Beberapa obat, seperti antibiotik, dapat menyebabkan diare sebagai efek sampingnya.
- Penyakit kronis. Penyakit seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan irritable bowel syndrome (IBS) seringkali menyebabkan diare.
- Stres dan rasa cemas. Kondisi psikologi dapat memengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan diare.
Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala pada diare meliputi:
- Kram atau nyeri perut
- Kembung
- Mual
- Muntah
- Demam
- Darah di tinja
- Lendir di tinja
- Kebutuhan mendesak untuk buang air besar
Berikut beberapa tanda dan gejala yang perlu diperhatikan dan memerlukan pertolongan medis dengan segera, seperti:
- Dehidrasi
- Adanya rasa nyeri hebat pada abdomen atau rektum
- Tinja berwarna hitam atau adanya banyak darah
- Demam tinggi diatas 39oC
- Tidak kunjung membaik setelah 2 hari
Diagnosis
Ketika seseorang mengalami gejala diare, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta mengetahui penyebab pasti dari diare. Beberapa langkah pemeriksaannya adalah anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Pada anamnesis, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait gejala, onset, frekuensi, gejala penyerta, dan pertanyaan lainnya untuk mengetahui penyebab serta diagnosisnya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan pasien secara umum. Biasanya pada pemeriksaan fisik dokter akan melihat adanya tanda-tanda dehidrasi, peningkatan bising usus, dan tanda lainnya yang mengarah ke diare. Pada umumnya, pasien dengan diare akut akan sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium atau pencitraan. Kultur tinja diperlukan pada pasien dengan diare berdarah atau penyakit parah untuk menyingkirkan penyebab bakteri. Adanya darah pada tinja memerlukan pemeriksaan tambahan untuk toksin Shiga dan laktoferin. Pada pasien yang baru saja menggunakan antibiotik atau dirawat di rumah sakit akan memerlukan tes untuk infeksi Clostridium difficile. Pencitraan tidak dilakukan pada pasien dengan diare akut namun, CT scan abdomen mungkin diperlukan bila pasien menunjukkan tanda-tanda peritonitis yang signifikan.
Tata Laksana
Diare akut biasanya sembuh dengan sendirinya, akan tetapi infeksi pada diare akut dapat berlangsung lama. Penatalaksanaan umumnya bersifat suportif. Dalam kebanyakan kasus, pilihan terbaik untuk pengobatan diare akut adalah penggunaan terapi rehidrasi oral (ORT) secara dini. Rehidrasi dilakukan dengan memberikan cairan untuk menggantikan hilangnya cairan dari dalam tubuh. Cairan yang diberikan adalah oralit yang memiliki elektrolit dan mineral atau jika sudah mengalami dehidrasi berat, maka memerlukan rehidrasi dengan cairan intravena (NaCl). Pemberian antibiotik atau antiparasit diberikan jika memang diare disebabkan karena infeksi bakteri atau parasit. Pemberian antibiotik dan antiparasit tidak akan membantu diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Pada diare yang disebabkan karena efek samping obat, maka perlu evaluasi lanjut dengan dokter penanggung jawab. Diare yang disebabkan oleh penyakit kronis, seperti irritable bowel syndrome (IBS), maka perlu konsultasi lebih lanjut untuk mengendalikan kondisi tersebut.
Referensi:
- Nemeth V, Pfleghaar N. Diarrhea. National Library of Medicine [Internet]. 2022 [cited 2024 Mar 26]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448082/
- Kementerian Kesehatan RI. Diare [Internet]. 2023 [cited 2024 Mar 27]. Available from: https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/penyakit-pencernaan/diare
- Guandalini S. Diarrhea. Medscape [Internet]. 2024 [cited 2024 Mar 28]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diarrhea/symptoms-causes/syc-20352241
- Diarrhea [internet]. Available from: http://eprints.umm.ac.id/42562/3/jiptummpp-gdl-estilistia-50148-3-babii.pd