Infeksi nosokomial (NI) adalah komplikasi serius yang umum terjadi pada pasien sakit kritis. Pasien yang dirawat di ICU, utamanya, memiliki risiko NI karena penyakit kronisnya dan kondisi lain seperti penggunaan ventilasi mekanik (MV), perdarahan intrakranial, trauma berat, pankreatitis akut parah (SAP), pembedahan kompleks, dan penggunaan extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Disbiosis mikrobiota usus juga disebutkan memiliki peran penting terhadap kerentanan pasien mengalami NI.
Terapi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki disbiosis dalam upaya pencegahan Infeksi nosokomial (NI) adalah dengan penggunaan probiotik dan/atau prebiotik, nutrisi parenteral perifer (EPN), dan nutrisi parenteral total (TPN).
Li, dkk. (2021) melakukan studi systematic review dan network meta-analysis untuk mengevaluasi terapi probiotik, prebiotik, sinbiotik, EPN, dan TPN dalam mencegah NI pada pasien sakit kritis dewasa (≥16 tahun) pada studi RCT. Keluaran primer yang dinilai adalah kejadian NI, sementara keluaran sekunder yang dinilai adalah hospital-acquired pneumonia (HAP), ventilator-associated pneumonia (VAP), bloodstream infection (BSI), catheter-related bloodstream infection (CRBSI), infeksi saluran kemih (UTI), sepsis, diare, mortalitas ICU dan rumah sakit, length of stay (LOS) di ICU dan rumah sakit, serta durasi penggunaan MV.
Sebanyak 55 studi RCT (n=7.119) dilibatkan dalam studi ini. Hasil analisis primer dari 43 studi (n=6.215) menunjukkan bahwa terapi sinbiotik (OR 0,37; 95% CI 0,22–0,61) dan probiotik (OR 0,52; 95% CI 0,34–0,77) memiliki tingkat morbiditas lebih rendah dibanding terapi EPN. Terapi dengan TPN disebutkan lebih buruk dibanding EPN dalam morbiditas (OR 2,29; 95% CI 1,48–3,67). Oleh karena itu, terapi dengan sinbiotik merupakan pilihan terbaik untuk mencegah NI, sedangkan terapi TPN paling buruk.
Hasil analisis sekunder menunjukkan bahwa terapi sinbiotik lebih efektif dibanding EPN dalam mencegah HAP (OR 0,34; 95% CI 0,11–0,85), CRBIS (OR 0,08; 95% CI 0,01–0,80), UTI (OR 0,27; 95% CI 0,08–0,71), dan sepsis (OR 0,34; 95% CI
0,16–0,70).
Probiotik disebutkan lebih efektif dibanding EPN dalam memperpendek durasi penggunaan MV (MD −3,93; 95% CI −7,98 to −0,02). Prebiotik disebutkan lebih efektif dibanding EPN dalam mencegah diare (OR 0,24; 95% CI 0,05–0,94). Namun, terapi dengan TPN lebih buruk dibanding EPN dalam memperpendek LOS di rumah sakit (MD 4,23; 95% CI 0,97–7,33). Oleh karena itu, terapi sinbiotik merupakan pilihan terbaik dalam mencegah HAP, VAP, BSI, CRBSI, sepsis, mortalitas di rumah sakit, mortalitas di ICU, dan LOS di rumah sakit, sedangkan TPN pilihan paling buruk pada seluruh keluaran sekunder, kecuali diare.
Sinbiotik menunjukkan hasil yang sangat baik, bahkan paling baik dalam studi ini. Mekanisme efektivitas ini masih belum jelas, namun studi ini memaparkan beberapa mekanisme yang mungkin mendasari efektivitas sinbiotik yang sangat baik, yaitu:
1. Sinbiotik memperbaiki mikrobiota usus, tidak hanya jumlahnya, namun juga meningkatkan variasi genus mikrobiota, sehingga memperbaiki ekosistem mikrobiota secara keseluruhan.
2. Sinbiotik menghasilkan dukungan nutrisi untuk sel epitel inangnya. Terapi sinbiotik signifikan meningkatkan kadar asam lemak rantai pendek, hal ini menjadi dasar terjadinya penurunan inflamasi yang dapat menurunkan risiko kejadian NI.
3. Sinbiotik mempertahankan sawar epitel usus.
4. Sinbiotik meregulasi fungsi sistem imun, baik imunitas innate maupun adaptive, sehingga menurunkan inflamasi sistemik.
Berdasarkan studi ini, disimpulkan bahwa terapi sinbiotik merupakan terapi terbaik dibandingkan probiotik, prebiotik, EPN, dan TPN dalam mencegah kejadian NI di pasien dewasa dengan sakit kritis. Oleh karena itu, penggunaan sinbiotik perlu dipertimbangkan sebagai terapi tambahan pada pasien sakit kritis. Selain itu, durasi penggunaan TPN perlu diturunkan mengingat hasil studi menunjukkan bahwa TPN merupakan terapi paling buruk dalam pencegahan NI.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Pexels)
Referensi:
Li C, Liu L, Gao Z, Zhang J, Chen H, Ma S, et al. Synbiotic therapy prevents nosocomial infection in critically ill adult patients: A systematic review and network meta-analysis of randomized controlled trials based on a Bayesian framework. Frontiers in Medicine. 2021;8. doi: 10.3389/fmed.2021.693188