Eksema merupakan penyakit alergi kronis pada kulit yang paling umum ditemui dan kemunculannya paling dini. Angka kejadian eksema di dunia diperkirakan 15-30%, 60% di antaranya terjadi pada satu tahun pertama kehidupan anak. Dari studi disimpulkan bahwa pemberian suplemen probiotik kombinasi strain Lactobacillus dan Bifidobacterium secara oral pada wanita hamil bermanfaat menurunkan kejadian eksema pada anak di bawah usia 3 tahun
Eksema pada bayi biasanya simetris dan lesi muncul di kepala, tungkai, serta vulva. Lesi eksema dapat berupa eritema, papul, bula, erosi, dan lain-lain. Gejala subjektif yang umumnya dirasakan adalah gatal, sehingga anak akan menggaruk lesinya dan mengakibatkan luka. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup anak. Studi menyebutkan 50% anak dengan eksema akan terus mengalami penyakit ini hingga dewasa, bahkan disertai penyakit alergi lain seperti asma dan rinitis alergi. Penyebab eksema sangat kompleks dengan patogenesis yang belum jelas, sehingga tidak terdapat tatalaksana yang benar-benar efektif.
Probiotik yang merupakan bakteri baik disebutkan bermanfaat dalam pengaturan T-helper 2 cell (Th2), sel yang banyak ditemukan pada eksema akut. Probiotik berperan dalam regulasi sel T dan menghambat respons Th2. World Allergy Organization pada tahun 2015 merekomendasikan suplementasi probiotik pada kehamilan risiko tinggi, wanita menyusui dan bayi berisiko tinggi. Namun, European Society of Allergy and Clinical Immunology menyebutkan belum ada data yang cukup untuk membuktikan manfaat probiotik pada alergi.
Probiotik strain Lactobacillus dan Bifidobacterium merupakan probiotik esensial yang sangat umum digunakan sebagai suplementasi. Sun, dkk. (2021) melakukan meta-analisis untuk mengevaluasi manfaat kombinasi kedua strain probiotik tersebut dan manfaatnya dalam kejadian eksema anak di bawah usia 3 tahun. Studi yang dilibatkan adalah 9 (n=2.095) studi RCT yang melibatkan wanita hamil atau anak di bawah usia 3 tahun yang sehat.
Hasil meta-analisis menyebutkan jumlah anak yang mengalami eksema lebih sedikit secara signifikan pada kelompok probiotik dibanding kontrol (239 vs 359, RR=0,60; I2=67%; p<0,001). Lima studi menilai efek samping sebagai keluaran studi dan tiga di antaranya melaporkan tidak terdapat efek samping. Kejadian efek samping antar kedua kelompok tidak berbeda signifikan (RR=1,09; I2=0%; p=0,52).Analisis subkelompok dilakukan untuk menilai efektivitas probiotik kombinasi kedua strain ini dengan kemampuan mencegah eksema baik pada anak yang memiliki riwayat keluarga alergi maupun yang tidak. Hasil studi menyebutkan bahwa kombinasi probiotik ini dapat mencegah kejadian eksema pada anak yang memiliki riwayat keluarga alergi (RR=0,53; I2=52%; p<0,001), ataupun yang tidak (RR=0,69; I2=62%; p=0,02).
Pemberian dosis harian probiotik pada studi-studi ini berkisar antara 1x107 – 5x1010 colony-forming unit (CFU), semua dosis tersebut efektif sebagai pencegahan eksema anak (p<0,001).
Pemberian suplementasi probiotik kombinasi strain Lactobacillus dan Bifidobacterium ketika hamil signifikan menurunkan kejadian eksema pada anak (RR=0,59; I2=71%; p<0,001, sedangkan intervensi yang dilakukan setelah persalinan tidak memberikan manfaat (RR=0,63; I2=63%; p=0,29).
Berdasarkan studi ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian suplemen probiotik kombinasi strain Lactobacillus dan Bifidobacterium secara oral pada wanita hamil bermanfaat menurunkan kejadian eksema pada anak di bawah usia 3 tahun, baik pada anak dengan riwayat keluarga alergi maupun yang tidak. Pemberian probiotik dilaporkan aman dengan perbedaan kejadian efek samping tidak signifikan dibanding kontrol.
Gambar: Ilustrasi (Freepik)
Referensi:
Sun M, Luo J, Liu H, Xi Y, Lin Q. Can mixed strains of lactobacillus and bifidobacterium reduce eczema in infants under three years of age? A meta-analysis. Nutrients. 2021;13(5):1461. doi: doi: https://doi.org/10.3390/nu13051461