Detail Article
Suplementasi Oral L-carnitine Mencegah Hipotensi yang Berkaitan dengan Hemodialisis
dr. Lyon Clement
Agt 26
Share this article
edbc54453de64bb0da24fe9fda1b9ffa.jpg
Updated 29/Agt/2022 .

Pasien yang menjalani hemodialisis dalam jangka waktu yang lama berisiko mengalami defisiensi carnitine sebagai akibat dari penurunan produksi dari ginjal dan penurunan asupan dari makanan. Pasien juga cenderung mengalami kehilangan carnitine selama hemodialisis berlangsung. Hasil penelitian sebelumnya melaporkan hubungan antara kadar carnitine darah yang rendah dan fungsi jantung yang buruk, iskemia jantung, kardiomiopati, kram otot, kelemahan otot, dan hipotensi.

Hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik (TDS) ≥20 mmHg atau penurunan tekanan arteri rerata (mean arterial pressure/MAP) ≥10 mmHg yang berhubungan dengan kondisi klinis atau dibutuhkannya tindakan selama hemodialisis atau segera setelah hemodialisis. Prevalensi kejadian hipotensi selama hemodialisis mencapai 15-30% di antara pasien hemodialisis kronis. Hipotensi yang terkait dengan hemodialisis adalah konsekuensi dari respons kardiovaskular yang tidak adekuat terhadap penurunan volume darah dalam periode waktu yang singkat.

 

Tujuan utama meta-analisis ini adalah menginvestigasi efek suplementasi L-carnitine untuk mencegah hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis. Suplementasi L-carnitine diperkirakan dapat menurunkan episode hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis yang dapat menyebabkan penurunan morbiditas dan mortalitas di antara pasien hemodialisis.

 

Pencarian elektronik dilakukan di PubMed, Embase, dan Cochrane Central Register of Controlled Trials dari Januari 1960 hingga November 2021 untuk mengidentifikasi uji klinis yang menganalisis efek suplementasi L-carnitine terhadap insiden hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis di antara pasien hemodialisis kronis. Uji klinis yang membandingkan efek suplementasi L-carnitine dengan kontrol terhadap hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis diikutsertakan dalam penelitian ini. Abstrak konferensi dieksklusi dari meta-analisis ini. Tidak terdapat batasan usia, ukuran sampel, atau durasi penelitian. Meta-analisis ini mengevaluasi keluaran: insiden hipotensi yang berkaitan dengan dialisis (keluaran primer) dan kram otot (keluaran sekunder).


Hasil

Berdasarkan pencarian 17 uji klinis dievaluasi secara detail, di mana 8 uji klinis dengan 224 subjek memenuhi kriteria dan diikutsertakan dalam meta-analisis ini. Jumlah sampel dalam tiap uji klinis bervariasi dari 9 hingga 82 subjek. Usia rerata subjek berkisar antara 43,8-66,9 tahun. Durasi follow- up berkisar antara 6-24 minggu. Dosis suplementasi L-carnitine berkisar antara 3.500-6.300 mg/minggu.


Meta-analisis dari 8 studi melibatkan 224 subjek menunjukkan insiden hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis lebih rendah pada kelompok suplementasi L-carnitine dibandingkan plasebo. Pada analisis subkelompok berdasarkan rute pemberian suplemen L-carnitine, tiga studi yang memberikan suplemen L-carnitine secara oral (47 subjek) menunjukkan insiden hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis yang lebih rendah dibandingkan plasebo, sementara 5 studi yang memberikan suplemen L-carnitine secara intravena (177 subjek) tidak menunjukkan perbedaan insiden hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis antara kelompok suplementasi dan plasebo.

 

Analisis subkelompok berdasarkan dosis suplementasi L-carnitine juga dilakukan. Meta-analisis ini menggunakan dosis 4.200 mg/minggu sebagai titik tengah yang merupakan nilai median dari penelitian yang diikutsertakan. Tiga studi yang memberikan suplementasi L-carnitine >4.200 mg/minggu (60 subjek) menunjukkan insiden hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis yang lebih rendah dibandingkan plasebo. Lima studi yang memberikan suplementasi ≤4,200 mg/minggu (164 subjek) menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan untuk insidensi hipotensi yang berkaitan dengan hemodialisis antara kelompok suplementasi dibandingkan plasebo.


Berdasarkan durasi pengobatan, durasi 12 minggu sebagai titik potong karena nilai ini adalah median. Lima penelitian dengan durasi pengobatan setidaknya 12 minggu (175 peserta) menunjukkan kemungkinan yang lebih rendah dari hipotensi terkait dialisis membandingkan L-carnitine dengan kelompok kontrol (pengumpulan OR = 0,37, 95% CI [0,14-0,98], p = 0,04, I2 = 66,4%) sementara tiga studi dengan durasi pengobatan kurang dari 12 minggu (49 peserta) gagal menunjukkan perbedaan insiden hipotensi terkait dialisis antara kedua kelompok (pengumpulan OR = 0,11, 95% CI [0,003-4,40] ], p = 0,24, I2 = 88,0%). Lima kelompok studi dengan 147 peserta melaporkan kemungkinan kram otot yang lebih rendah membandingkan kelompok L-carnitine dengan kelompok kontrol (pengumpulan OR = 0,22, 95% CI [0,06-0,81], p = 0,02, I2 = 74,7%).

 

Kesimpulan:

Meta-analisis dari 8 RCT yang mencakup 224 peserta menunjukkan bahwa suplementasi L-carnitine oral setidaknya 12 minggu dengan dosis di atas 4.200 mg/minggu dapat mencegah hipotensi terkait dialisis. Selain itu, suplementasi L-carnitine tampaknya memperbaiki kram otot, tetapi studi lebih lanjut diperlukan untuk menyimpulkan hal ini



Gambar: Ilustrasi (Sumber: freepik)

Referensi:

Chewcharat A, Chewcharat P, Liu W, Cellini J, Phipps EA, Melendez Young JA, et al. The effect of levocarnitine supplementation on dialysis-related hypotension: A systematic review, meta-analysis, and trial sequential analysis. PLoS ONE 2022; 17: e0271307.

Share this article
Related Articles