Detail Article
Kombinasi Suplementasi Vitamin D dan Probiotik pada Wanita PCOS, Ini Manfaatnya
dr. Josephine Herwita
Agt 03
Share this article
2e5ab9fe4bda84cd810e9a10e56bf116.jpg
Updated 12/Agt/2022 .

Kombinasi suplementasi (Kosuplementasi) vitamin D dan probiotik disebutkan memiliki manfaat pada kondisi kelainan metabolik, terutama pada pasien defisiensi vitamin D. Pemberian kombinasi keduanya dapat memperbaiki parameter kesehatan mental, biomarker inflamasi, dan stres oksidatif pada pasien sindrom metabolik. 

Hal ini didasari oleh teori efek probiotik meningkatkan kadar vitamin D. Selain itu, probiotik juga mungkin memiliki efek sinergis dengan vitamin D, yaitu meningkatkan ekspresi reseptor vitamin D. Hal ini kemudian dapat memodulasi microbiota-gut-brain axis dan meningkatkan kadar vitamin D.


Studi menyebutkan bahwa defisiensi vitamin D umum terjadi pada wanita dengan polycystic ovary syndrome (PCOS). Defisiensi vitamin D dikaitkan dengan resistensi insulin, peningkatan kadar testosteron, dan peningkatan dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS) pada pasien PCOS. Studi sebelumnya menyebutkan bahwa pemberian vitamin D dapat memperbaiki marker inflamasi sistemik dan kerusakan oksidatif.

 

Ostadmohammadi, dkk. (2019) memiliki hipotesis kosuplementasi probiotik dan vitamin D dapat memberikan efek sinergis terhadap status klinis dan parameter biokimia pada wanita PCOS. Oleh karena itu, dilakukan studi acak tersamar ganda dan terkontrol plasebo terhadap 60 wanita dewasa dengan PCOS. Partisipan dibagi menjadi kelompok studi (n=30) yang diberikan 50.000 IU vitamin D setiap 2 minggu ditambah dengan probiotik 8 x 109 CFU/hari selama 12 minggu dan kelompok plasebo (n=30). Suplemen probiotik dengan dosis 2 x 109 CFU/gram mengandung Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium bifidum, Lactobacillus reuteri, dan Lactobacillus fermentum. Jenis dan dosis probiotik spesifik yang ideal untuk pasien PCOS belum diketahui.

 

Selama masa studi, tidak ditemukan adanya efek samping yang terjadi. Hasil intervensi selama 12 minggu menunjukkan perbaikan parameter kesehatan mental yang signifikan, di antaranya beck depression inventory (BDI) (β -0,58; 95% CI,

— 1,15, − 0,02; p=0,04), general health questionaire (GHD) (β – 0,93; 95% CI, − 1,78, − 0,08; p=0,03), dan depression anxiety and stress scale (DASS) (β – 0,90; 95% CI, − 1,67, − 0,13; p=0,02) dibanding plasebo.


Kosuplementasi vitamin D dan probiotik juga signifikan menurunkan kadar testosteron total (β – 0,19 ng/mL; 95% CI, − 0,28, − 0,10; p<0,001), hirsutisme (β – 0,95; 95% CI, − 1,39, − 0,51; p<0,001), high sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) (β – 0,67 mg/L; 95% CI, − 0,97,− 0,38; p<0,001), dan kadar malondialdehyde (MDA) (β – 0,25 μmol/L; 95% CI, − 0,40, − 0,10; p=0,001). Selain itu, kosuplementasi keduanya juga signifikan meningkatkan parameter antioksidan, berupa peningkatan kapasitas antioksidan total (TAC) (β 82,81 mmol/L; 95% CI, 42,86, 122,75; p<0,001) dan peningkatan kadar glutathione (GSH) (β 40,42 μmol/L; 95% CI, 4,69, 76,19; p=0,02).

 

Berdasarkan studi ini, disimpulkan bahwa kosuplementasi vitamin D 50.000 IU setiap 2 minggu dengan probiotik 8 x 109 CFU/hari selama 12 minggu memperbaiki profil kesehatan mental, kadar testosteron, hirsutisme, hs-CRP, TAC plasma, GSH, dan MDA, meskipun tidak berpengaruh terhadap SHBG serum, kadar NO pada plasma, jerawat, dan alopesia. Kosuplementasi ini juga aman karena tidak ditemukannya efek samping selama masa studi. Oleh karena itu, pemberian kosuplementasi ini dapat dipertimbangkan untuk wanita yang mengalami PCOS.

 

 

Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Ostadmohammadi V, Jamilian M, Bahmani F, Asemi Z. Vitamin D and probiotic co-supplementation affects mental health, hormonal, inflammatory and oxidative stress parameters in women with polycystic ovary syndrome. Journal of Ovarian Research. 2019;12(1):5.


Share this article
Related Articles