30-40% pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengembangkan neuropati perifer yang disebut neuropati perifer yang diinduksi kemoterapi (CIPN). CIPN merupakan efek samping obat kemoterapi yang menyebabkan nyeri kronis pada pasien kanker. CIPN hasil dari cedera langsung ke sistem saraf perifer oleh obat ini, di mana 68% pasien mengembangkan CIPN dalam bulan pertama kemoterapi.
Ada beberapa mekanisme patologi untuk menginduksi chemotherapy induced peripheral neuropathy (CIPN), termasuk stres oksidatif dan kerusakan mitokondria, kerusakan saraf yang diinduksi peradangan saraf, degenerasi vakuolar yang diinduksi ketidakseimbangan aktivitas kalsium menjadi hipereksitabilitas. Semua mekanisme ini meningkatkan respons nyeri kronis dan dapat menghentikan kemoterapi pasien kanker.
ALA (Alpha Lipoic Acid), sebagai antioksidan esensial paling kuat dalam tubuh manusia, dapat mengurangi stres oksidatif, mengatur aktivitas kalsium, mencegah degenerasi saraf dari peradangan, meningkatkan fungsi dan konduksi saraf, memperbaiki mitokondria, serta meningkatkan aliran darah, penyerapan glukosa dan metabolisme di sistem saraf perifer.
Studi RCT 2021 oleh Syahrir M, et al, dilakukan pada 30 pasien kanker yang menjalani kemoterapi menggunakan platinum dan taxane dengan gejala CIPN, dengan rentang usia antara 33-65 tahun. 15 pasien diberikan 600 mg ALA oral. 15 pasien lainnya diberikan plasebo. Durasi intervensi adalah selama 12 minggu. Tindak lanjut TCSS (Toronto Clinical Scoring System) untuk pengukuran gejala klinis neuropati perifer, dilakukan pada akhir intervensi. Hasilnya menunjukkan bahwa ada tingkat keparahan yang lebih rendah pada kelompok ALA daripada kelompok Plasebo, kelompok ALA 6,7% vs 33,3% kelompok plasebo untuk CIPN sedang-berat.
Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian ALA 600 mg oral, selama 12 minggu, pada 15 pasien kanker yang menjalani kemoterapi menggunakan platinum dan taxane dengan gejala CIPN, secara signifikan meningkatkan TCSS (Toronto Clinical Scoring System, sebagai parameter klinis perifer gejala neuropati) pada akhir intervensi, jika dibandingkan dengan plasebo; dengan nilai p adalah p = 0,000. Peningkatan ini diselesaikan dengan tingkat keparahan CIPN yang lebih rendah (6,7% kelompok ALA vs 33,3% kelompok plasebo untuk CIPN sedang-berat)
Gambar: Ilustrasi (sumber: https://www.freepik.com/free-photo/)
Referensi:
1. Syahrir M, Andayani YD, Djamaluddin N, Muharramah PF, Rosyidi KM, Sundarita E et al. Efficacy of alpha lipoic acid supplementation in chemotherapy-induced peripheral neuropathy. Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research. 2021.
2. Areti A, Yerra VG, Naidu V, Kumar A. Oxidative stress and nerve damage: Role in chemotherapy induced peripheral neuropathy. Redox Biology. 2014;2:289-95.
3. Melli G, Taiana M, Camozzi F, Triolo D, Podini P, Quattrini A, et al. Alpha-lipoic acid prevents mitochondrial damage and neurotoxicity in experimental chemotherapy neuropathy. Experimental Neurology. 2008;214:276-84.