Vitamin D telah dikaitkan dengan potensi vasoprotektif termasuk memperlambat aterosklerosis, meningkatkan fungsi endotel, menekan sistem renin-angiotensin-aldosterone, sehingga dapat menurunkan risiko hipertensi. Lebih lanjut, defisiensi vitamin D dapat mempengaruhi remodelling vaskular melalui modulasi proliferasi sel otot polos, inflamasi, dan trombosis, di mana perubahan vaskular ini dapat menyebabkan stroke.

Studi meta-analisis sebelumnya telah menunjukkan bahwa semakin rendah kadar vitamin D, semakin meningkat risiko stroke iskemik simtomatik. Defisiensi vitamin D disebutkan juga merupakan faktor prediktif untuk terjadinya stroke di kemudian hari, namun buktinya masih terbatas. Studi terkini telah dilakukan untuk menentukan peranan kadar 25(OH)D pada kejadian stroke iskemik dan perbandingannya dengan kontrol sesuai usia dan jenis kelamin. Studi tersebut merupakan studi kasus-kontrol yang dilakukan pada 48 pasien dengan stroke iskemik akut dan 48 orang sebagai kontrol.

Hasilnya menunjukkan bahwa kadar 25(OH)D rata-rata 15,46 ± 8,41 ng/dL pada kelompok kasus dan 26,74 ± 13,28 ng/dL pada kelompok kontrol, berbeda sangat bermakna antara kedua kelompok dengan nilai p<0,0001. Defisiensi vitamin D juga lebih banyak ditemukan pada kelompok kasus dibanding kelompok kontrol (p=0,0013)

Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa defisiensi vitamin D dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik.

Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi:

1. Kumar A, Singh P, Gupta G, Kumar B, Singh M, Gautam SK, et al. Role of 25-hydroxy vitamin D level in ischemic stroke patients. JMSCR. 2021;09(6).

2. Brøndum-Jacobsen P, Nordestgaard BG, Schnohr P, Benn M. 25-hydroxyvitamin D and symptomatic ischemic stroke: An original study and meta-analysis. Ann Neuro. 2013; 73:38–47