Detail Article

Vitamin D dan Autisme, Apa Kaitannya?

dr. Esther Kristiningrum
Jul 12
Share this article
dac6f99a2365f6cb29a211fb6d7db088.jpeg
Updated 15/Jul/2021 .

Autism spectrum disorder (ASD) atau gangguan spektrum autism merupakan gangguan berkembangan saraf yang ditandai dengan gangguan interaksi sosial dan komunikasi, perilaku repetitif dan stereotipe, serta perhatian yang terbatas.


Vitamin D memiliki efek penting dalam perkembangan dan fungsi otak, meliputi diferensiasi, proliferasi dan apoptosis sel saraf, mengatur plastisitas sinaptik, ontogeni sistem dopaminergik, imunomodulasi, dan mengurangi stres oksidatif. Vitamin D berperan penting dalam regulasi ekspresi gen. Satu studi menunjukkan bahwa 223 gen risiko ASD pada database SFARI adalah gen sensitive vitamin D3, yang artinya bahwa gen terkait ASD mungkin diregulasi oleh vitamin D.

 

Kaitan antara status vitamin D dan ADSD juga telah diteliti. Studi meta-analisis telah dilakukan untuk meneliti apakah status vitamin D dikaitkan dengan ASD. Studi dari PubMed, EMBASE, Web of Sciences, dan Cochrane Library dianalisis. Total ada 34 publikasi yang melibatkan 20.580 peserta.

 

Meta-analisis dari 24 studi case-control menunjukkan bahwa anak dan remaja dengan ASD secara bermakna memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibanding kelompok kontrol (mean difference (MD): -7,46 ng/mL, 95% CI -10,26 s/d -4,66 ng/mL, p<0,0001, I2=98%).

Integrasi kuantitatif dari 10 studi case-control melaporkan bahwa vitamin D yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko ASD yang lebih tinggi (OR: 5,23, 95% CI: 3,13-8,73, p<0,0001, I2=78,2%).


Analisis dari 15 studi case-control dari meta-analisis sebelumnya mencapai hasil yang sama dengan meta-analisis dari 24 studi case-control (MD:-6,2, 95% CI:-9,62 s/d -2,87, p=0,0004, I2=96,8%), yang mengonfirmasi keterkaitan.

Lebih lanjut, meta-analisis vitamin D maternal dan neonatus menunjukkan kecenderungan penurunan kadar vitamin D pada kelompok ASD (MD:-3,15, 95% CI: -6,57 s/d 0,26, p=0,07, I2=99%).

Meta-analisis dari studi propektif menunjukkan bahwa anak dengan penurunan vitamin D maternal atau neonatus memiliki 54% lebih tinggi kemungkinan mengalami ASD (OR: 1,54, 95% CI 1,12-2,10, p=0,0071, I2=81,2%).


Analisis ini menunjukkan bahwa status vitamin D dikaitkan dengan risiko ASD. Tingginya prevalensi defisiensi vitamin D pada anak dan remaja dengan autisme dan ibu hamil mapupun menyusui, maka deteksi dan intervensi yang sesuai untuk defisiensi vitamin D pada pasien ASD dan ibu hamil serta menyusui memiliki efek yang bermakna pada pencegahan dan terapi autisme.

 


Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi:

Wang Z, Ding R, Wang J. The association between vitamin D status and autism spectrum disorder (ASD): A systematic review and meta-analysis. Nutrients 2021;13:86.


Share this article
Related Articles