Detail Article

Pemberian Protein Whey Mengurangi Penanda Inflamasi pada Pasien Stroke Iskemik

dr. Dedyanto Henky Saputra
Agt 28
Share this article
71838c2cb7cea28f84e18258176855f4.jpeg
Updated 27/Agt/2020 .

Mekanisme utama stroke iskemik adalah gangguan aliran darah otak dan hipooksigenasi, di mana jaringan otak terkena dampak selama serangan iskemik. Hal ini menyebabkan terjadinya stres oksidatif akibat produksi berlebih spesies oksigen reaktif (ROS/reactive oxygen species), dan menyebabkan ketidakseimbangan antara kadar pro-oksidan dan sistem pertahanan antioksidan. Peningkatan stres oksidatif berkontribusi terhadap kematian sel saraf. 


Telah ditunjukkan bahwa biomarker stres oksidatif seperti malondialdehyde (MDA) dan glutathione (GSH) meningkat pada pasien stroke iskemik akut (IS), namun kadar MDA serum telah diindikasikan terkait dengan ukuran infark, skor skala neurologis, dan hasil klinis. Peradangan adalah faktor lain yang memainkan peran penting pada kematian sel iskemik yang diinduksi IS di dalam penumbra. Bukti menunjukkan bahwa penanda inflamasi perifer seperti interleukin-6 (IL-6), konsentrasi plasma C-reactive protein (CRP), dan jumlah sel darah putih berhubungan dengan keparahan IS akut, dan hasil klinis.

Pasien dengan IS sering mengalami malnutrisi, yang diperburuk oleh disfagia yang diinduksi oleh stroke. Bukti mendukung bahwa malnutrisi energi protein pasca-IS merupakan faktor risiko perburukan prognosis. Pasien-pasien ini biasanya menunjukkan peningkatan stres oksidatif dan tingkat peradangan, yang berkontribusi pada hasil klinis yang lebih buruk, dan jika kondisi ini diperbaiki maka dapat mengembalikan keseimbangan anabolisme/katabolisme protein. Protein whey memiliki karakteristik antioksidan dan anti-inflamasi sebagai salah satu sumber terkaya asam amino rantai cabang seperti leusin.

 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek protein whey terhadap penanda inflamasi dan antioksidan serta prognosis fungsional pada pasien IS akut.

Penelitian dilakukan pada 42 pasien IS akut yang dirujuk ke Rumah Sakit, sebanyak 40 pasien berpartisipasi dalam penelitian. Dua puluh satu pasien sebagai kelompok kontrol menerima formula rutin rumah sakit, dan 19 pasien sebagai kelompok intervensi menerima 20 g/ hari protein whey melalui oral gavage. Indikator peradangan dan stres oksidatif (misalnya albumin, malondialdehyde/ MDA, kapasitas antioksidan total (TAC/total antioxidant capacity), interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor alpha (TNF-α), dan sensitivitas tinggi C protein reaktif (hs- CRP) dan variabel klinis dievaluasi menggunakan National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) dan modified Rankin Scale (mRS) selama masuk dan 3 minggu setelah intervensi.

 

Hasil penelitian adalah sebagai berikut:

  • Suplementasi protein whey secara signifikan menurunkan skor NIHSS dan mRS, TNF-α, IL-6, dan hs-CRP setelah 3 minggu intervensi (p <0,05). Namun, protein whey tidak berpengaruh signifikan pada penanda lain termasuk albumin, dan MDA.
  • Penurunan hs-CRP (p = 0,02) secara signifikan lebih tinggi pada kelompok protein whey dibandingkan dengan kelompok kontrol.

 

Kesimpulan: suplementasi protein whey memiliki manfaat dalam mengurangi penanda inflamasi pada pasien IS. Hasil penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan dengan jumlah subjek yang lebih besar.


Silakan baca juga: Peptibren, pangan untuk keperluan medis khusus pada kondisi malnutrisi

Image : Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi :

Hashemilar M, Khalili M, Rezaeimanesh N, Hokmabadi ES, Rasulzade S, Shamshirgaran SM, et al. Effect of whey protein supplementation on inflammatory and antioxidant markers, and clinical prognosis in acute ischemic stroke (TNS trial): A randomized, double blind, controlled, clinical trial. Adv Pharm Bull. 2020;10(1):135-40. doi:10.15171/apb.2020.018

 


Share this article
Related Articles