Detail Article

Elacestrant Menunjukkan Perbaikan Progression Free Survival yang Bermakna pada Pasien Kanker Payudara Stadium Lanjut ER+, HER2-

dr. Hastarita Lawrenti
Jul 11
Share this article
e650457bb5ec3917a38cc51350cc7da6.jpg
Updated 11/Jul/2022 .

Terapi endokrin dengan penghambat aromatase atau fulvestrant, ditambah penghambat CDK4/6 merupakan terapi lini pertama pada pasien kanker payudara lokal lanjut atau metastatic dengan estrogen receptor (ER)+/ human epidermal growth factor receptor 2 (HER2)-. Hasil uji klinik menunjukkan bahwa elacestrant menunjukkan perbaikan PFS yang bermakna dibandingkan terapi endokrin standar pada pasien secara keseluruhan.

Progresivitas pada kasus ini yang terjadi dikaitkan dengan resistensi terhadap terapi endokrin karena mutasi yang didapat pada berbagai gen, seperti reseptor tyrosine kinase erb-b2 (ERBB2), neurofibromin 1 (NF1), dan estrogen receptor 1 (ESR1). Mutasi pada ESR1 mengakibatkan aktivasi ER tidak tergantung pada estrogen dan akibatnya resisten terhadap penghambat aromatase, tetapi tidak terhadap penghambat ER, seperti selective ER degrader (SERD) dan selective ER modulator (SERM).

 

Elacestrant merupakan SERD oral, non-steroid baru yang mendegradasi ER alpha yang tergantung dosis dan menghambat transkripsi gen yang diarahkan reseptor estrogen tergantung estradiol, dan pertumbuhan tumor secara in vitro dan in vivo pada model pra-klinik, termasuk yang mengalami mutasi ESR1 terkait dengan resistensi terapi endokrin. Elacestrant menunjukkan aktivitas anti-tumor dan tolerabilitas dalam uji klinik fase I pada pasien kanker payudara stadium lajut ER+/HER2-, termasuk pasien dengan mutasi ESR1.

 

Berdasarkan hasil tersebut, uji klinik fase III, internasional, multisenter, label terbuka, secara acak (EMERALD) dilakukan pada pasien kanker payudara stadium lanjut atau metastatik ER+/HER2- yang progresif setelah terapi lini pertama atau kedua dengan kombinasi terapi endokrin dan penghambat CDK4/6. Pasien mendapat terapi elacestrant 400 mg oral, 1 kali sehari atau terapi endokrin standar berdasarkan pilihan peneliti (monoterapi fulvestrant, anastrozole, letrozole, atau exemestane). Dosis terapi endokrin standar disesuaikan dengan informasi produknya. Fulvestrant  diberikan pada pasien yang sebelumnya belum pernah mendapat fulvestrant, sedangkan pemilihan penghambat aromatase didasarkan pada terapi sebelumnya. Endpoint primernya adalah progression free survival (PFS) pada semua pasien dan pasien mutasi ESR1 yang terdeteksi.

 

Hasil dari uji klinik ini yaitu: (n= 477)

  • Mutasi ESR1 terdeteksi pada 47,8% pasien. Sejumlah 43,4% telah mendapat 2 lini terapi endokrin sebelumnya.
  • PFS memanjang pada semua pasien (HR 0,70; 95% CI 0,55-0,88; p= 0,002) dan pasien dengan mutasi ESR1 (HR 0,55; 95% CI 0,39-0,77; p= 0,0005) dengan menggunakan elacestrant.
  • Hasil analisis elacestrant dibandingkan fulvestrant dalam hal PFS adalah berikut ini. PFS dengan elacestrant lebih baik dibandingkan fulvestrant pada semua pasien dan pasien mutasi ESR1.
  • Berikut ini adalah efek samping pada elacestrant dan terapi endokrin standar.


Kesimpulan dari uji klinik ini adalah elacestrant menunjukkan perbaikan PFS yang bermakna dibandingkan terapi endokrin standar pada pasien secara keseluruhan dan pasien dengan mutasi ESR1, dengan profil keamanan yang dapat diatasi untuk kanker payudara stadium lanjut ER+, HER2-.

 


Gambar: Ilustrasi (Freepik)

Referensi:

1. Bidard FC, Kaklamani VG, Neven P, Streich G, Montero AJ, Forget F, et al. Elacestrant (oral selective estrogen receptor degrader) versus standard endocrine therapy for estrogen receptor-positive, human epidermal growth factor receptor 2-negative advanced breast cancer: Results from the randomized phase III EMERALD trial. J Clin Oncol. 2022 doi: 10.1200/JCO.22.00338.

2. Olivier T, Prasad V. Elacestrant in metastatic breast cancer: Is the “standard of care” meeting standard requirements? Translational Oncology 2022;15(1):101273.



Share this article
Related Articles