Detail Article

Vitamin D, Dapatkah Untuk Pencegahan Infeksi Coronavirus?

Esther Kristiningrum
Mar 18
Share this article
b98fb6d20ad7cbcc64815fb736402e35.jpg
Updated 29/Aug/2022 .

Saat ini dunia mengalami epidemi infeksi coronavirus (CoV) ketiga, yang dimulai di Wuhan, Hubei, China pada akhir tahun 2019, yang disebut juga COVID-19. CoV dan virus influenza merupakan virus yang memiliki selubung (enveloped virus),

Saat ini dunia mengalami epidemi infeksi coronavirus (CoV) ketiga, yang dimulai di Wuhan, Hubei, Cina, pada akhir tahun 2019, yang disebut juga COVID-19. CoV dan virus influenza merupakan virus yang memiliki selubung (enveloped virus), dengan puncak infeksi secara umum terjadi pada musim dingin, dan penyebab kematian umumnya akibat pneumonia yang terjadi. Di negara tropis, infeksi virus seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus juga lebih sering terjadi pada musim hujan di mana radiasi UVB juga rendah. 


Salah satu mekanisme di mana CoV merusak sel epitel paru dan menyebabkan terjadinya pneumonia adalah melalui peningkatan produksi sitokin pro-inflamasi T helper-1 (Th-1) sebagai bagian dari respons imun bawaan terhadap infeksi virus, sehingga terjadi badai sitokin. Studi sel laboratorium juga melaporkan bahwa sitokin pro-inflamasi interferon-gamma (IFN-y) bertanggungjawab terhadap injuri paru akut selama fase akhir patologi SARS-CoV. 


Sitokin pro-inflamasi dari infeksi CoV menyebabkan kasus yang lebih berat pada SARS-CoV dan MERS-CoV. Namun, infeksi COVID-19 juga diawali dengan peningkatan sekresi sitokin T helper-2 atau Th-2 (misalnya interleukin-4 dan 10) yang menekan inflamasi, yang berbeda dengan infeksi SARS-CoV. 


Vitamin D merupakan vitamin yang penting yang berkontribusi terhadap fungsi optimal berbagai organ tubuh. Studi telah menunjukkan bahwa vitamin D secara langsung berinteraksi dengan sel-sel imun yang bertanggung jawab melawan infeksi, sedangkan sistem imun yang kuat dapat melawan bakteri dan virus penyebab penyakit dengan efikasi yang lebih tinggi, sehingga jika tubuh kekurangan atau defisiensi vitamin D, maka juga dapat berpengaruh pada sistem imun yang dapat mengakibatkan tubuh lebih rentan terhadap virus dan penyakit termasuk coronavirus.


Vitamin D menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan melalui 3 mekanisme, yaitu mempertahankan tight junction, membunuh virus yang memiliki selubung (enveloped virus) melalui induksi cathelicidin dan defensin, serta meningkatkan imunitas alami seluler. Sistem imun bawaan membentuk sitokin pro-inflamasi dan antiinflamasi sebagai respons terhadap infeksi bakteri dan virus seperti pada pasien COVID-19. Vitamin D menurunkan produksi sitokin pro-inflamasi oleh sistem imun bawaan T helper-1 (Th1), seperti tumor necrosis alpha (TNF-alpha) dan interferon gamma (IFN-gamma), tetapi tidak Th-2, sehingga menurunkan risiko badai sitokin yang menyebabkan pneumonia.


Beberapa studi telah melaporkan bahwa kadar 25(OH)D yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi virus seperti virus dengue, hepatitis B dan C, herpes, HIV, influenza, respiratory syncytial, dan pneumonia, sehingga peningkatan kadar 25(OH) serum melalui suplementasi vitamin D dipertimbangkan dapat menurunkan kejadian, tingkat keparahan, dan risiko kematian dari influenza, pneumonia, dan epidemi COVID19 saat ini.


Beberapa studi juga menunjukkan bahwa konsumsi vitamin D hingga 4.000 IU/hari dapat menurunkan risiko infeksi pernapasan, sehingga para peneliti mempertimbangkan bahwa peningkatan dosis vitamin D hingga 4.000 IU/hari dapat memberikan perlindungan terhadap COVID19. 

 

 

Image: Ilustrasi (sumber: https://www.healthline.com/)

Referensi:

1. Grant WB, Lahore H, McDonnell SL, Baggerly CA, French CB, Aliano JL, et al. Vitamin D supplementation could prevent and treat influenza, coronavirus, and pneumonia infections. Preprints 2020;2020030235. doi: 10.20944/ preprints 202003.0235.v1

2. Digon S. Vitamin D: Deficiency may increase coronavirus infection risk [Internet]. 2020 [cited 2020 March 16]. Available from: https://www.ibtimes.com/vitamin-d-deficiency-may-increase-coronavirus-infection-risk-2934596

Share this article
Related Articles
Related Products
946f5f666f651318a3afa6d83fce350b.jpg
005bdcc8b0ae60fc4c119dd23049c18b.png
8a61308b3c1be9a32fcd4848aff5e370.jpg
34ee00b27c1229549b200d4f5154b54a.jpg
691f2e0f6c3aabd87272a21906736ded.jpg
cf1da69ebd1116c86d6034cd26156209.jpg
180ce609cc076b83164b7be5b691be8e.jpg
0d4d6d2b213a09f6a9e1ad644d66125b.jpg
2c1701b20238a22d55c6cf4ca55cf622.jpg
01874da7d44d13d7c1cffdc25ff99d6d.jpg