Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Penularan penyakit hepatitis B pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu penularan horizontal dan penularan vertikal. Penularan vertikal terjadi antara ibu dan anak baik pada masa sebelum
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Penularan penyakit hepatitis B pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu penularan horizontal dan penularan vertikal. Penularan horizontal dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau luka terbuka dari penderita atau membuat tatto dan tindikan dengan alat yang tidak steril, hubungan seksual, Selain itu, berbagi alat cukur, sikat gigi, atau jarum suntik yang telah terkontaminasi darah penderita juga meningkatkan risiko tertular penyakit ini. Penularan vertikal terjadi antara ibu dan anak baik pada masa sebelum persalinan maupun persalinan.
Transmisi vertikal dari ibu ke bayinya masih menjadi masalah besar secara global. Transmisi vertikal virus Hepatitis B dari ibu ke bayi merupakan kontributor tertinggi terjadinya hepatitis B kronik pada masa dewasa yang dapat berakhir dengan kanker hati atau sirosis.
Deteksi hepatitis B saat hamil dilakukan untuk mengetahui status hepatitis B ibu, agar dapat mencegah penularan virus tersebut ke bayinya. Deteksi hepatitis B saat hamil dapat dilakukan dengan mengikuti tes hepatitis B. Pemeriksaan hepatitis B dilakukan dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT) Hepatitis B surface Antigen (HBsAg). HBsAg akan mendeteksi keberadaan virus hepatitis B dalam darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk skrining awal penyakit hepatitis B. Jika hasil tes positif, maka orang tersebut telah terinfeksi hepatitis B dan dapat menularkannya pada bayi. Pemeriksaan lanjutan sangat dibutuhkan untuk infeksi hepatitis B akut atau kronis. Selain itu, pemeriksaan pada pasangan juga harus dilakukan karena berisiko tertular.
Untuk mencegah bayi baru lahir tertular hepatitis B dari ibunya, vaksin hepatitis B dan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) akan diberikan. Jika kedua vaksin tersebut diberikan dengan benar, bayi tersebut memiliki kemungkinan 90% terlindungi dari infeksi hepatitis B seumur hidup. Suntikan harus diberikan sesegera mungkin setelah persalinan dalam 12 jam pertama kelahiran.
Selanjutnya, bayi juga harus mendapat suntikan vaksin hepatitis B yang kedua dan ketiga dalam pemeriksaan kesehatan teratur agar benar-benar terlindung dari hepatitis B. Selama bayi menerima vaksin hepatitis B dan HBIg, ibu dengan hepatitis B juga dapat menyusui tanpa khawatir menularkan penyakit pada bayinya.
Pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke bayi dilakukan dengan vaksinasi HB0 setelah bayi lahir kurang dari 24 jam. Sementara pada bayi lahir dari ibu hepatitis B segera beri Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) kurang dari 24 jam.
Silakan baca juga: TKV, Entecavir merupakan analog nukleosida yang selektif terhadap virus hepatitis B dan menghambat sintesa dan replikasi DNA virus hepatitis B
Image : Ilustrasi (Photo by Jonathan Borba from Pexels)
References:
1. You CR, Lee SW, Jang JW, Yoon SK. Update on hepatitis B virus infection. World journal of gastroenterology: WJG. 2014;20(37):13293.
2. Navabakhsh B, Mehrabi N, Estakhri A, Mohamadnejad M, Poustchi H. Hepatitis B virus infection during pregnancy: Transmission and prevention. Middle East journal of digestive diseases. 2011;3(2):92.
3. CDC, Recommendations of the Immunization Practices Advisory Committee Prevention of Perinatal Transmission of Hepatitis B Virus: Prenatal Screening of all Pregnant Women for Hepatitis B Surface Antigen. CDC. 1998;37(22):341-6,351