Detail Article

Vitamin C, Dapatkah Menurunkan Petanda Inflamasi (CRP) Darah?

Dokter Kalbemed
Jun 27
Share this article
img-Jus-Jeruk1.jpg
Updated 08/Agt/2022 .

Studi telah menunjukkan bahwa high-sensitivity C-reactive protein (CRP), suatu protein fase akut dan petanda inflamasi, dapat memprediksi risiko penyakit kardiovaskuler secara keseluruhan pada individu tanpa penyakit sebelumnya, serta memprediksi jenis penyakit kardiovaskuler meliputi infark miokardium, stroke, dan penyakit arteri perifer. 

CRP dapat secara langsung berkontribusi terhadap proses aterosklerosis, di mana CRP antara lain berperan dalam perekrutan monosit, ekspansi molekul adesi, dan penurunan produksi dilator endotel, nitric oxide.


Studi sebelumnya pada 396 subjek telah menunjukkan bahwa suplementsi vitamin C tablet 1000 mg/hari selama 2 bulan secara bermakna menurunkan CRP pada subjek sehat non-perokok, dibanding vitamin D 800 IU/hari atau plasebo.


Studi selanjutnya yang dilakukan secara acak, label terbuka dengan kontrol pada 64 pasien obesitas dewasa dengan hipertensi dan/atau diabetik juga telah dilakukan untuk menilai efek vitamin C dalam menurunkan CRP. Pasien kelompok eksperimental diberi vitamin C tablet 500 mg, 2 kali sehari selama 8 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa vitamin C secara bermakna menurunkan kadar hs-CRP, interleukin 6 (IL-6), gula darah puasa, dan trigliserida setelah terapi 8 minggu (p keseluruhan <0,001); tidak ada perubahan pada kolesterol total. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat penurunan bermakna kadar gula darah puasa dan trigliserida (masing-masing p= 0,001 dan p=0,026), tanpa perubahan pada hs-CRP, IL-6, atau kolesterol total.


Penurunan hs-CRP, IL-6, dan gula darah puasa pada kelompok vitamin C berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (masing-masing p=0,01, p=0,001, dan p<0,001). Disimpulkan bahwa vitamin C 500 mg, 2 kali sehari, berpotensi dalam memperbaiki status inflamasi dengan menurunkan hs-CRP, IL-6, dan gula darah puasa pada pasien obesitas dengan hipertensi dan/atau diabetes.


Suatu studi meta-analisis juga telah dilakukan untuk menilai efek suplementasi vitamin C pada kadar CRP serum, dengan melakukan pencarian literatur sistematik dari Scopus, Pubmed, dan Google Scholar hingga Mei 2018.


Analisis dilakukan terhadap 12 studi dengan 446 subjek kelompok suplementasi dan 447 subjek kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan adanya penurunan efek suplementasi vitamin C pada kadar CRP (-0,23 mg/L, 95%CI -0,44 s/d -0,33, p=0,02) dengan efek heterogenitas bermakna pada seluruh studi yang terlibat. 


Analisis subkelompok menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C secara bermakna menurunkan kadar CRP. Efek yang paling bermakna adalah pada hs-CRP sebagai petanda inflamasi representatif (-0,43 mg/L, 95% CI -0,76 s/d -0,1), pada subjek dengan CRP basal ≥3 mg/L (-1,48 mg/L, 95% CI -2,84 s/d 0,11), dan pada subjek berusia <60 tahun (-0,23 mg/L, 95% CI -0,44 s/d -0,01), serta yang menggunakan vitamin C intravena (-0,89 mg/L, 95% CI -1,49 s/d -0,3).

 


Image: Ilustrasi

Referensi: 

1. Block G, Jensen CD, Dalvi TB, Norkus EP, Hudes M, Crawford PB et al. Vitamin C treatment reduces elevated C-reactive protein. Free Radic Biol Med. 2009;46(1):70-7. 

2. Ellulu MS, Rahmat A, Patimah I, Khaza’ai H, Abed Y. Effect of vitamin C on inflammation and metabolic markers in hypertensive and/or diabetic obese adults: a randomized controlled trial. Drug Des Devel Ther. 2015; 9: 3405–12.

3. Jafarnejad S, Boccardi V, Hosseni B, Taghizadeh M, Hamedifard Z. A meta-analysis of randomized control trials: the impact of vitamin C supplementation on serum crp and serum hs-crp concentrations. Curr Pharm Des. 2018. doi: 10.2174/138161282 4666181017101810

 

Share this article
Related Articles