Vitamin C telah menunjukkan efek biokimia yang dapat mempengaruhi beberapa proses kardiovaskular yang relevan untuk gagal jantung. Studi hewan menunjukkan bahwa vitamin C dapat memperbaiki kontraktilitas dan efisiensi mekanik jantung dan studi meta-analisis telah menunjukkan bahwa vitamin C dapat menurunkan tekanan darah dan risiko fibrilasi atrium serta memperbaiki fungsi endotel serta sensitivitas barorefleks.
Vitamin C berperan dalam sintesis norepinephrine, carnitine, nitric oxide dan dalam amidasi terminal neuropeptide seperti vasopressin. Vitamin C menghidroksilasi residu proline spesifik dalam hypoxia-inducible factor-I yang meregulasi ratusan gen dan juga berperan dalam demetilasi DNA dan histone sehingga mempengaruhi epigenom. Pada pasien dengan iskemia/injuri reperfusi, vitamin C dapat menurunkan kerusakan reperfusi dengan perbaikan miokardium. Melalui mekanisme tersebut, vitamin C dapat mempengaruhi gagal jantung.
Dibandingkan dengan orang sehat, pasien dengan gagal jantung memiliki kadar vitamin C yang lebih rendah, dan gagal jantung yang lebih berat dikaitkan dengan kadar vitamin C plasma yang lebih rendah. Studi juga telah menunjukkan bahwa pasien jantung dengan kadar vitamin C yang tinggi memiliki ejeksi fraksi ventrikel kiri (LVEF) yang lebih tinggi dibanding pasien dengan kadar vitamin C yang rendah. Selain itu, penurunan kadar vitamin C dapat menyebabkan rasa lelah (fatigue), sesak napas, edema, dan nyeri dada yang juga merupakan gejala dari gagal jantung.
Saat ini juga telah dilakukan suatu studi meta-analisis untuk melihat efek vitamin C pada LVEF dengan menganalisis studi-studi yang melaporkan efek vitamin C pada LVEF.
Hasilnya menunjukkan bahwa dari 6 studi dengan 246 pasien jantung, ditunjukkan bahwa vitamin C meningkatkan LVEF rata-rata sebesar 12% (95% CI 8,1-15,9%; p<0,001). Dalam 6 studi dengan 177 pasien non-jantung, vitamin C meningkatkan LVEF rata-rata sebesar 5,3% (95% CI 2,0-8,5%; p=0,0013). Hasil analisis meta-regression menemukan bahwa efek vitamin C lebih besar pada studi dengan tingkat LVEF basal yang terendah dengan p=0,001 untuk test of slope.
Dari hasil meta-analisis tersebut disimpulkan bahwa vitamin C meningkatkan LVEF baik pada pasien jantung maupun non-jantung, dengan kaitan yang sangat berbanding terbalik antara besar efek vitamin C dan tingkat LVEF basal. Studi lebih lanjut terhadap vitamin C dan gagal jantung sebaiknya dilakukan, khususnya pada pasien dengan LVEF rendah disertai asupan vitamin C yang rendah atau kadar vitamin C plasma yang rendah.
Gambar: Ilustrasi (Freepik)
Referensi:
1. Hemilä H, Chalker E, de Man AME. Vitamin C may improve left ventricular ejection fraction: A meta-analysis. Front Cardiovasc Med. 2022;9:789729. doi: 10.3389/fcvm.2022.789729
2. Valls N, Gormaz JG, Aguayo R, González J, Brito R, Hasson D, et al. Amelioration of persistent left ventricular function impairment through increased plasma ascorbate levels following myocardial infarction. Redox Rep. 2016;21(2):75-83.