Neoplasia intraepitelial payudara, termasuk hiperplasia duktal atipikal (ADH), karsinoma lobuler in situ (LCIS), dan karsinoma duktal in situ (DCIS), berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk terjadinya kanker payudara invasif dibandingkan populasi umum dan dijumpai sekitar 15%-25% dari neoplasma payudara berdasarkan skrining mamografi.
Tamoxifen merupakan terapi yang efektif sebagai terapi adjuvan kanker payudara reseptor hormon positif dan untuk pencegahan kanker payudara pada wanita berisiko tinggi berdasarkan model Gail, termasuk pasien dengan ADH dan LCIS yang berisiko terjadinya kanker invasif sebesar 10 dan 13 per 1000 per tahun. Namun, toksisitas tamoxifen seperti kejadian tromboemboli dan kanker endometrium merupakan suatu masalah. Selain itu, peningkatan gejala menopause selama terapi termasuk gejala vasomotor dan gangguan seksual serta ginekologi juga menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan penghentian terapi.
Uji klinik biomarker menunjukkan bahwa pemberian tamoxifen 5 mg/hari non-inferior dibandingkan 20 mg/hari dalam menghambat proliferasi kanker payudara dan tidak mengganggu jaringan endometrium. Studi lain menunjukkan tamoxifen 10 mg menurunkan kekambuhan DCIS sampai separuhnya pada wanita pasca-menopause.
Bardasarkan data di atas, uji klinik fase III, multisenter, dilakukan pada pasien dengan neoplasia intraepitelial payudara sensitif hormon atau tidak diketahui termasuk hiperplasia duktal atipikal dan LCIS atau DCIS. Pasien mendapat tamoxifen 5 mg/hari atau plasebo selama 3 tahun, yang diberikan setelah pembedahan. Dalam uji klinik ini, dimasukkan pasien berusia 75 tahun atau lebih muda (n= 500).
Setelah median follow up selama 5,1 tahun, didapatkan kejadian neoplastik sebesar 14 pada kelompok tamoxifen dan 28 pada kelompok plasebo (HR 0,48; 95% CI 0,26-0,92; p= 0,02). Tamoxifen menurunkan kejadian pada payudara kontralateral sebesar 75% (3 kejadian vs 12 kejadian; HR 0,25; 95% CI 0,07-0,88; p= 0,02). Tidak terdapat perbedaan dalam hal outcome yang dilaporkan pasien kecuali sedikit peningkatan hot flashes dengan tamoxifen (p= 0,02). Satu kejadian trombosis vena dalam dan 1 kanker endometrium stadium I dijumpai pada kelompok tamoxifen dan 1 kejadian emboli paru dijumpai pada kelompok plasebo.
Penelitinya, De Censi, kemudian mempresentasikan hasil terkini temuan uji klinik tersebut setelah median follow up 9,14 tahun (median 6 tahun sejak terapi dihentikan) dalam pertemuan ilmiah San Antonio Breast Cancer Symposium yang dilaksanakan 6-10 Desember yang lalu.
Manfaat tamoxifen dosis rendah dilaporkan pada pasien pasca-menopause (HR 0,43; 95% CI 0,2-0,91), pasien dengan IMT ≥ 30 kg/m2 (HR 0,26; 95% CI 0,07-0,97), pasien yang menjalani mastektomi (HR 0,2; 95% CI 0,4-0,97), dan pasien dengan DCIS (HR 0,49; 95% CI 0,27-0,89). Efek samping sebanding pada kedua kelompok termasuk kanker endometrium dan tromboemboli vena.
Kesimpulan dari uji klinik ini adalah tamoxifen 5 mg/hari selama 3 tahun menurunkan risiko kekambuhan pada pasien dengan neoplasia intraepitelial payudara (kanker payudara non-invasif) sensitif hormon atau tidak diketahui tanpa meningkatkan toksisitasnya.
Gambar: Ilustrasi (Freepik)
Referensi:
1.SABCS 2022: Longer-term follow-up supports low-dose tamoxifen use in preventing breast cancer recurrence. Practice Update [Internet]. 2022 Dec 16 [cited 2022 Dec 20]. Available from: https://www.practiceupdate.com/content/sabcs-2022-longer-term-follow-up-supports-low-dose-tamoxifen-use-in-preventing-breast-cancer-recurrence/146215/52/13/2
2. De Censi A, Puntoni M, Guerrieri-Gonzaga A, Caviglia S, Avino F, Cortesi L, et al. Randomized placebo controlled trial of low-dose tamoxifen to prevent local and contralateral recurrence in breast intraepithelial neoplasia. J Clin Oncol. 2019;37:1629-37