Dari studi diketahui bahwa enzim heme oxygenase-1, yang mengkonversi heme menjadi biliverdin, dapat distimulasi oleh berbagai macam rangsangan stres oksidatif endogen yang dapat menghasilkan ROS (radikal bebas) sehingga menyebakan munculnya peningkatan produksi senyawa bilirubin dan karbon monoksida sebagai respon untuk menetralkan radikal bebas tersebut.
Konsentrasi vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan jumlah hidrogen peroksida yang signifikan, yang dapat menghambat jalur signal Nrf2 sehingga menyebabkan penurunan heme oxygenase-1. Vitamin C juga dapat menurunkan kadar heme basal yang tidak termetabolisme dalam darah bayi saat lahir dengan menstimulasi enzim heme oxygenase pada akhir kehamilan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C memberikan manfaat pada penurunan kadar bilirubin bayi baru lahir. Studi yang dilakukan oleh Khadem Al-Hosseini, dkk. tersebut meneliti efek suplementasi vitamin C selama bulan terakhir kehamilan terhadap kadar bilirubin darah pada neonatus. Studi merupakan studi acak, tersamar ganda, yang melibatkan 144 wanita hamil sehat berusia 20-40 tahun yang memiliki usia kehamilan 34 minggu. Pasien dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok intervensi (n=72) yang mendapatkan vitamin C tablet 500 mg sekali sehari dan kelompok kontrol (n=72) yang tidak mendapatkan vitamin C tablet. Vitamin C diberikan sejak usia kehamilan 34 minggu hingga akhir kehamilan.
Setelah persalinan, neonatus dievaluasi secara klinis dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Bayi yang mengalami kelahiran prematur, berat badan lahir kurang dari 2500 gr atau memiliki penyakit bawaan yang mempengaruhi kadar bilirubin darah seperti hipotiroidisme baik pada ibu maupun neonatus disingkirkan dalam penelitian. Pada hari kelima, yang merupakan puncak terjadinya jaundice fisiologis pada neonatus cukup bulan, dilakukan pengambilan sampel darah dan pengukuran kadar bilirubin kapiler.
Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara kadar bilirubin neonatus pada kelompok ibu hamil yang mendapatkan vitamin C dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapatkan vitamin C sejak usia kehamilan 34 minggu hingga akhir kehamilan. Neonatus pada kelompok ibu hamil yang mendapatkan vitamin C memiliki kadar bilirubin yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan neonatus pada kelompok ibu hamil yang tidak mendapatkan vitamin C (7.95 (5.65–10.02) vs 10.00 (6.45–12.27) mg/dL; p=0,02). Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara distribusi kadar bilirubin berdasarkan gejala klinis antara kedua kelompok (p=0,049).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa suplementasi vitamin C (500 mg sekali sehari) pada bulan terakhir kehamilan memiliki efek signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin neonatus/bayi baru lahir.
Silakan baca juga: Hevit C, berisi Vitamin C untuk membantu memelihara daya tahan tubuh, memperbaiki susunan kolagen, dan membantu penyembuhan luka.
Image: Ilustrasi (sumber: https://www.mccourier.com/)
Referensi: Khadem Al-Hosseini M, Rahideh ST, Saadati A, et al. The effect of vitamin C supplementation in the last month of pregnancy on neonatal bilirubin levels; A double-blind randomized clinical trial. Complement Ther Med. 2020;50:102359.