Selain komplikasi kardiovaskular, retinopati, nefropati, dan neuropati, salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh DM tipe 2 adalah gangguan fungsi kekebalan tubuh.
Literatur menyebutkan bahwa pasien DM tipe 2 dengan kontrol glikemik yang buruk menunjukkan terjadinya gangguan fungsi sel leukosit polimorfonuklear (PMN). Sementara, aktivasi sel PMN yang efektif diperlukan dalam mekanisme kekebalan tubuh.
Konsentrasi vitamin C intraseluler yang tinggi tersebut berperan dalam mempertahankan respon perlawanan terhadap mikroba dan juga melindungi sel dari kerusakan akibat ledakan oksidatif. Selain itu, vitamin C menghambat terjadinya nekrosis/kematian sel neutrofil.
Sebuah studi terbaru dilakukan oleh Chuangchot dkk. menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C mampu memberikan efek positif terhadap fungsi sel-sel polimorfo nuklear. Dalam studi ini sukarelawan mendapatkan suplementasi vitamin C oral 1000 mg atau plasebo selama 6 minggu dan dievaluasi fungsi dari kemampuan fagositosis dan ledakan oksidatif sel PMN pada pasien DM tipe 2 dengan metode sitometrik dari sampel darah vena pasien.
Studi merupakan studi acak, tersamar ganda, dengan kontrol-plasebo dan desain crossover dengan periode washout selama 6 minggu. Studi melibatkan 14 pasien DM tipe 2 dengan kontrol glikemik yang buruk (HbA1c ≥ 8,5% atau ≥ 69 mmol/mol) setidaknya dalam 12 bulan sebelum perlakuan.
Kemudian dilakukan switching terhadap kedua kelompok setelah periode washout selama 6 minggu. Pengukuran terhadap fungsi fagositosis dan ledakan oksidatif sel PMN dilakukan dengan metode sitometrik dari sampel darah vena pasien, sebelum dan setelah perlakuan.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa: vitamin C secara signifikan meningkatkan fungsi fagositosis sel PMN dibandingkan plasebo (pretreatment: plasebo 17.8%±1.6%, vitamin C 19.0%±3.4%, p=0,7; posttreatment: plasebo 16.6%±1.7%, vitamin C 27.1%±2.9%, p=0,005). Vitamin C secara signifikan meningkatkan ledakan oksidatif sel PMN dibandingkan plasebo (pretreatment: plasebo 6.4%±0.8%, vitamin C 7.1%±1.2%, p=0,6; posttreatment: plasebo 6.9%±1.3%, vitamin C 12.1%±1.6%, p=0,02).
Sebagai kesimpulan, berdasarkan penelitian, suplementasi vitamin C berpotensi meningkatkan fungsi fagositosis dan ledakan oksidatif sel polimorfonuklear (PMN) pada pasien DM tipe 2, terutama pasien yang memiliki kontrol glikemik yang buruk.
Silakan baca juga: Prove-C 1000, untuk pengobatan defisiensi Ascorbic acid, jika pemberian secara per oral dikontraindikasikan.
Image: Ilustrasi (sumber: https://diet.ind.in/)
Referensi:
1. Chuangchot N, Boonthongkaew C, Phoksawat W, Jumnainsong A, Leelayuwat C, Leelayuwat N. Oral vitamin C treatment increases polymorphonuclear cell functions in type 2 diabetes mellitus patients with poor glycemic control. Nutr Res. 2020;79:50-59.
2. Chen Y, Junger WG. Measurement of oxidative burst in neutrophils. Methods Mol Biol. 2012;844:115-124.