Tidur yang cukup merupakan hal yang penting bagi kesehatan mental dan fisik seorang manusia. Studi sistematik review dan meta-analisis oleh dr. Chan dan kolega mengevaluasi efikasi suplementasi untuk meningkatkan kualitas tidur.
Memiliki kualitas tidur yang buruk akan menimbulkan masalah kesehatan mental, penurunan atensi, hilangnya memori, memicu depresi, kecemasan, dan stres. Terlebih lagi, memiliki kualitas tidur yang buruk akan meningkatkan risiko penyakit kardio-metabolik seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Kualitas tidur yang dapat diukur yaitu durasi tidur, dan ada tidaknya masalah tidur. Hal ini dapat diukur secara objektif dengan polysomnography dan actigraphy atau secara subjektif dengan menuliskan self report questionnaires. Penilaian kualitas tidur secara subjektif merupakan evaluasi retrospektif, dan dapat divalidasi menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Terdapat 7 komponen seperti kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur, kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat-obatan untuk membantu tidur, dan gangguan kegiatan sehari-hari.
Memiliki kualitas tidur yang buruk sering terjadi di beberapa kalangan populasi. Prevalensinya sekitar 36% individu pada usia 18 hingga 80 tahun di Jerman, 26,6% individu berusia ≥12 tahun di Cina, 50% individu berusia ≥18 tahun di Chile, Ethiopia, Peru, dan Thailand, serta 30% individu ≥20 tahun di Jepang. Melatonin merupakan hormon sikardian yang diproduksi oleh otak manusia saat malam. Diketahui melatonin memiliki efek sebagai analgesik dan antidepresan yang dapat digunakan dalam terapi gangguan tidur dengan minimal efek samping. Suplementasi vitamin D, L-theanine (asam amino) juga dapat digunakan untuk gangguan tidur.
Studi sistematik review dan meta-analisis oleh dr. Chan dan kolega ingin mengevaluasi efikasi suplementasi untuk meningkatkan kualitas tidur. Dilakukan pengumpulan studi, dan didapatkan 31 studi yang sesuai dengan jumlah subjek 2573. Studi dipublikasi tahun 2010-2020, 1 studi dilakukan di Malaysia, 10 studi di Iran, 2 studi di Inggris, 3 studi di Australia, 1 studi di Israel, 1 studi di Turki, 9 studi di Amerika, 1 studi di Perancis, 2 studi di Itali, dan 1 studi di Jerman. Parameter yang diukur adalah kualitas tidur secara subjektif menggunakan kuesioner.
Hasilnya:
· Didapatkan 2 studi, yang menyatakan suplementasi asam amino memperbaiki kualitas tidur secara bermakna (MD −1,27, 95% CI −2,35 hingga –0,20; I2 =0%)(p=0,02).
· Didapatkan 7 studi yang menjelaskan manfaat suplementasi melatonin. Lima studi menunjukan PSQI yang lebih rendah pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol secara signifikan (MD −1,21, 95% CI −2,17 hingga –0,24; I2 =79%)(p=0,01).
· Didapatkan 4 studi yang menjelaskan manfaat suplementasi vitamin D. Tiga studi menunjukkan PSQI yang lebih rendah pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol secara signifikan (MD −1,63, 95% CI −3,15 hingga –0,10; I2 =85%)(p=0,04).
Kesimpulan studi ini adalah suplementasi asam amino, vitamin D, dan melatonin secara signifikan meningkatkan kualitas tidur.
Gambar: Ilustrasi (Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels)
Referensi:
Chan V, Lo K. Efficacy of dietary supplements on improving sleep quality: A systematic review and meta-analysis. Postgrad Med J [Internet]. 2021 Jan 13 [cited 2021 Dec 8]. Available from: https://pmj.bmj.com/content/early/2021/01/13/postgradmedj-2020-139319