Detail Article

Manfaat Vitamin D3 pada Pasien DM Tipe 2 Tidak Terkontrol

dr. Esther Kristiningrum
Jan 05
Share this article
c0887c2dae4e7a31b68a41a231263f97.jpg
Updated 19/Jan/2022 .

Hipovitaminosis D telah dikaitkan dengan banyak kelainan kardio-metabolik, seperti DM tipe 2, hipertensi, dislipidemia, dan sindrom metabolik. Selain itu, pasien DM juga menunjukkan prevalensi hipovitaminosis yang tinggi, dengan penurunan kadar 25OHD berpotensi memiliki risiko mortalitas kardiovaskular yang lebih tinggi, meskipun kaitan patogenetiknya masih belum jelas.

Suatu studi selama 1 tahun telah dilakukan untuk menilai apakah suplementasi vitamin D3 dapat memperbaiki kontrol glikemik, profil lemak, tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik, serta komposisi tubuh.  


Studi tersebut merupakan studi pendahuluan dengan label terbuka acak dan dengan kontrol pada 30 pasien DM tipe 2 tidak terkontrol (berusia 71,5±3,2 tahun, 21 pria, 9 wanita, BMI 29,8±3,6 kg/m2) dengan HbA1c >59 mmol/mol dan hipovitaminosis D (kadar 25OHD 22±11,3 nmol/L). Pasien secara acak mendapat suplementasi vitamin D3 500 IU/kg per oral setiap minggu atau tanpa vitamin D (sebagai kontrol) selama 1 tahun. Dalam studi dilakukan penilaian terhadap perubahan parameter glukosa, lemak, dan tekanan darah setelah 3, 6, 9, dan 12 bulan dibandingkan dengan basal.


Hasilnya menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D3 selama 1 tahun memulihkan status vitamin D dan memiliki efek yang bermanfaat pada kadar glukosa darah puasa, HbA1c, tekanan darah sistolik, dan kadar kolesterol HDL. 


Pada kelompok vitamin D3, terjadi penurunan yang bermakna pada HBA1c, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, BMI, indeks massa lemak (FMI), dan rasio massa lemak (FMR) setelah 1 tahun dibandingkan basal (nilai p untuk semuanya <0,05). Ditemukan adanya keterkaitan antara perubahan persentase kadar 25OHD serum rata-rata 1 tahun dengan tekanan darah sistolik (R=-0,36, p<0,05).


Dari hasi studi tersebut disimpulkan bahwa suplementasi vitamin D3 selama 1 tahun mampu memulihkan status vitamin D, secara bermakna memperbaiki kadar glukosa darah puasa, HbA1c, tekanan darah sistolik, dan kadar kolesterol HDL pada pasien dengan DM tipe 2 tidak terkontrol dan defisiensi vitamin D.



Gambar: Ilustrasi (sumber:by xb100 - www.freepik.com) 

Referensi: Barale M, Giaccherino RR, Ghigo E, Procopio M. Efect of 1 year oral cholecalciferol on a metabolic profle and blood pressure in poor controlled type 2 diabetes mellitus: an open label randomized controlled pilot study M. J Endocrinol Invest.2021;44(4):791-802.

Share this article
Related Articles
Related Products
65d2361ad890e29c60dfe079b4bcf5e0.jpg
85ee673292af1647639c3f61b2c0c4cd.jpg
3139c5b87a65edd281750fb5467ca03f.jpg
672391ae056b53966d03fcfa191761f3.jpg
562c942b3a9241996082d00520600132.jpg
451cd93320d4538cb8a5934bbc26450a.jpg
973e8edc2e7ad2831331f95d4e23389a.jpg
79066e098c756d939996521bf396f633.jpg
3509da4215675d00c9a19ee51eb3f21e.jpg
daa1fa3d4037afd7018afeccdfa5dce6.jpg