Detail Article
Penambahan Terapi Tislelizumab pada Kemoterapi Bermanfaat untuk Pasien Kanker Nasofaring Rekuren atau Metastatik
dr. Hastarita Lawrenti
Jan 19
Share this article
4a26425645cf11be54461f74e7dd7935.jpg
Updated 19/Jan/2022 .

Terapi dengan tislelizumab dalam kombinasi dengan kemoterapi menunjukkan bahwa sebagai terapi lini pertama, terdapat pemanjangan progression free survival (PFS) pada pasien kanker nasofaring rekuren atau metastatik. Ini merupakan hasil uji klinik fase III RATIONALE 309 yang dipresentasikan pada kongres the European Society for Medical Immuno-Oncology (ESMO I-O) 2021.

Tislelizumab merupakan antibodi monoklonal anti-PD-1 humanized IgG4 yang didesain secara spesifik untuk meminimalkan ikatan dengan FcγR pada makrofag dengan tujuan untuk menghindari fagositosis tergantung antibodi, mekanisme potensial terjadinya bersihan sel T dan resistensi terhadap terapi anti-PD-1. Ikatan antara antibodi anti-PD-1 dengan FcγRI mengakibatkan ikatan silang antara sel T efektor yang mengekspresikan PD-1 dan makrofag yang mengekspresikan FcγRI sehingga efikasi antibodi anti-PD-1 menurun karena fagositosis sel T oleh makrofag.


Tislelizumab bekerja dengan mengikat reseptor PD-1 yang diekpresikan pada sel-sel imun teraktivasi, termasuk sel T sehingga mencegah ikatan PD-1 dengan ligannya yang akhirnya meningkatkan aktivitas imun anti-kanker. Dosis yang direkomendasikan adalah 200 mg IV setiap 3 minggu. Terapi dengan tislelizumab diberikan sampai penyakitnya progresif atau toksisitas tidak dapat ditoleransi. Penundaan terapi sementara atau permanen direkomendasikan pada pasien dengan efek samping terkait imun, jika diperlukan.


Dalam uji klinik RATIONALE 309, pasien kanker nasofaring rekuren atau metastatik (n= 263) mendapat tislelizumab 200 mg IV plus gemcitabine dan cisplatin atau plasebo plus gemcitabine dan cisplatin. Berikut ini adalah hasilnya; Median PFS yang dinilai komite independen (bulan) pada kelompok Tislelizumab plus gemcitabine dan cisplatin vs Gemcitabine dan cisplatin masing-masing 9,2 vs 7,4 dengan HR/95% CI/nilai p adalah 0,52; 0,38-0,73; p < 0,0001. Median PFS yang dinilai peneliti (bulan), masing-masing 9,8 vs 7,6 (0,54; 0,38-0,76). ORR (%) dan 

Respons komplit (%) 69,5 dan 16 vs 55,3 dan 6,8. Median durasi respons (bulan), masing-masing 8,5 vs 6,1.


Profil keamanan tislelizumab plus kemoterapi dapat diatasi dengan efek samping butuh terapi segera yang sering (≥ 20%) adalah anemia, penurunan jumlah sel darah putih, penurunan jumlah neutrofil, mual, penurunan jumlah trombosit, penurunan nafsu makan, muntah, konstipasi, ruam, hipotiroidisme, peningkatan ALT, hiponatremia, peningkatan kreatinin darah, peningkatan AST, malaise, dan pireksia. 


Dengan demikian, penambahan tislelizumab pada kemoterapi memperpanjang PFS secara bermakna pada pasien kanker nasofaring rekuren atau metastatik sebagai terapi lini pertama. 



Gambar: Ilustrasi (sumber: by jcomp - www.freepik.com)

Referensi:

1. Park B. Tislelizumab plus chemotherapy as first-line tx improves PFS for nasopharyngeal cancer. Cancer Therapy Advisor [Internet]. 2021 Dec 15 [cited 2021 Dec 27]. Available from: https://www.cancertherapyadvisor.com/home/cancer-topics/head-and-neck-cancer/tislelizumab-plus-chemotherapy-as-first-line-tx-improves-pfs-for-nasopharyngeal-cancer/

2. Lee A, Keam SJ. Tislelizumab: First approval. Drugs 2020;80:617-24.

Share this article
Related Articles