Detail Article

Nimotuzumab plus Kemoterapi untuk Pasien Kanker Nasofaring Rekuren atau Metastatik

dr. Hastarita Lawrenti
Okt 09
Share this article
20dad8a41346c571150525587fd46af0.jpg
Updated 09/Okt/2020 .

Kanker nasofaring termasuk kanker yang sering dijumpai di Cina Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika Utara. Walaupun memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap radioterapi, studi retrospektif pada pasien yang diterapi dengan IMRT (intensity-modulated radiation therapy) menunjukkan bahwa 5-15% pasien akan mengalami rekurensi lokal, dan 15-30% pasien akan mengalami metastasis. Oleh karena itu, kemoterapi paliatif masih menjadi terapinya. 


EGFR (epidermal growth factor receptor) dilaporkan diekspresikan pada lebih dari 82% dari kanker nasofaring dan overekspresinya pada kanker nasofaring dikaitkan dengan penyakit lokal agresif, sebagian besar penyakit ini dengan rekurensi lokal atau metastasis jauh dikaitkan dengan overekspresi. Nimotuzumab, antibodi monoklonal anti-EGFR telah dikembangkan untuk terapi berbagai tumor epitelial. Efikasi dan toksisitas nimotuzumab plus kemoterapi dibandingkan kemoterapi saja masih belum banyak diketahui pada pasien kanker nasofaring rekuren atau metastatik.


Studi retrospektif dilakukan pada pasien kanker nasofaring rekuren atau metastatik. Pasien yang dimasukkan adalah pasien yang mendapatkan regimen berbasis platinum dengan atau tanpa nimotuzumab. Regimen berbasis platinum yang digunakan adalah gemcitabine plus platinum (GP, gemcitabine 1000 mg/m2 hari 1 & 8), taxane plus platinum (TP, docetaxel 75 mg/m2, paclitaxel/paclitaxel liposome 175 mg/m2, nab-paclitaxel 260 mg/m2), dan fluorouracil platinum (PF, fluorouracil 750-1000 mg/m2 hari 1-4) yang diberikan setiap 3 minggu. Platinum yang diberikan adalah cisplatin 70-80 mg/m2 atau nedaplatin 80-100 mg/m2 hari 1-3, carboplatin AUC 4-5, atau oxaliplatin 85 mg/m2. Nimotuzumab diberikan dengan dosis 200-400 mg setiap minggu IV selama 1 jam.


Hasil dari studi ini yaitu: (n= 70)

Sejumlah 53 pasien (75,7%) dari pasien mendapat regimen TP (18 pasien mendapat nimotuzumab plus TP dan 35 pasien mendapat TP).



Analisis univariate menunjukkan bahwa modalitas terapi berkaitan secara bermakna dengan overall survival (OS). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal toksisitas pada kedua kelompok terapi. Tidak terpantau ruam kulit atau mukositis dengan nimotuzumab.


Kesimpulan dari studi ini adalah nimotuzumab dalam kombinasi dengan kemoterapi lebih efektif dibandingkan kemoterapi saja dalam memperbaiki harapan hidup pasien kanker nasofaring rekuren atau metastatik serta dapat ditoleransi oleh pasien.


Silakan baca juga: Theracim, Nimotuzumab mengikat domain ekstraseluler dari epidermal growth factor receptor (EGFR, HER1, c-Erb-1) 

Image : Ilustrasi

Referensi:

1. Zhu Y, Yang S, Zhou S, Yang J, Qin Y, Gui L, et al. Nimotuzumab plus platinum-based chemotherapy versus platinum-based chemotherapy alone in patients with recurrent or metastatic nasopharyngeal carcinoma. Ther Adv Med Oncol. 2020 doi: 10.1177/1758835920953738.

2. Sun XS, Liang YJ, Li XY, Liu SL, Chen QY, Tang LQ, et al. Palliative chemotherapy with or without anti-EGFR therapy for de novo metastatic nasopharyngeal carcinoma: A propensity score-matching study. Drug Design, Development and Therapy 2019;13:3207-16.


Share this article
Related Articles
Related Products
02bbd4a18abf4f40a1d72f9a4377021d.jpg
39ec295fc00d24c1049ec2107ed6ca04.jpg
f155f1ba9818dfa0d16e14122149e81c.jpg
a8a81ad63171e8889ddbe0ad5d5f2814.jpg
f03023da12b791be1646332da76c81a4.jpeg
b696702bc27046ac792778f9fe4284ba.jpeg
0bcab55e2964aa38590fc4b6a2e4603a.jpg
171eb348e9057e58c0ede120e034c913.jpg
95698585ea6f06880362feabc9b59943.jpg
59b7b36355204ff98f94b8b48d37cc59.jpg