Pasien penyakit ginjal kronik (PGK) dengan dialisis berisiko mengalami malnutrisi karena berbagai faktor dan seringkali asupan makan tidak mencukupi karena napsu makan yang menurun. Suplemen nutrisi oral dapat diberikan pada kondisi ini dengan pertimbangan yang cermat terhadap batas kalium, fosfat, dan cairan.
Penelitian berikut bertujuan untuk menentukan apakah memberikan suplemen nutrisi berbasis protein oral dapat meningkatkan kadar albumin serum dan parameter nutrisi lainnya. Sebanyak 1278 subjek penelitian dari 22 penelitian dilibatkan dalam review ini, subjek adalah pasien PGK dewasa yang menjalani dialisis (79% hemodialisis/HD dan 21% dialisis peritoneal/DP). Penelitian-penelitian tersebut berlangsung dalam durasi antara 1 hingga 12 bulan.
Hasil analisis antara lain:
- Dibandingkan kelompok kontrol (plasebo atau tanpa suplemen) suplemen nutrisi berbasis protein oral cenderung memiliki perubahan rata-rata yang lebih tinggi pada kadar albumin serum (16 penelitian, 790 subjek penelitian: perbedaan rerata/mean difference/MD 0,19 g/dL, 95% CI 0,05 hingga 0,33). Peningkatan kadar albumin ini tampak lebih jelas pada subjek penelitian yang menjalani HD (10 penelitian, 526 subjek penelitian: MD 0,28 g/dL, 95% CI 0,11 hingga 0,46; p = 0,001) dan subjek penelitian dengan malnutrisi (8 penelitian, 405 subjek penelitian: MD 0,31 g/dL , 95% CI 0,10 hingga 0,52; p = 0,003 untuk efek keseluruhan).
- Suplemen nutrisi berbasis protein oral juga cenderung memiliki peningkatan pada rata-rata kadar albumin serum yang lebih tinggi pada akhir intervensi (14 penelitian, 715 subjek penelitian: MD 0,14 g/dL, 95% CI 0 hingga 0,27). Peningkatan ini juga lebih jelas telihat pada subjek penelitian yang menjalani HD (9 penelitian, 498 subjek penelitian: MD 0,21 g/dL, 95% CI 0,03 hingga 0,38; p = 0,02) dan subjek dengan malnutrisi (7 penelitian, 377 subjek penelitian: MD 0,25 g/dL, 95% CI 0,02 hingga 0,47; p = 0,03).
- Dibandingkan dengan kelompok plasebo (kelompok tanpa suplemen) terlihat bahwa kelompok suplemen nutrisi berbasis protein oral mengalami peningkatkan kadar pre-albumin serum yang lebih tinggi (4 penelitian, 225 subjek penelitian: MD 2,81 mg/dL, 95% CI 2,19 hingga 3,43), dan lingkar otot lengan tengah yang lebih besar (4 penelitian, 216 subjek penelitian: MD 1,33 cm, 95% CI 0,24-2,43) di akhir intervensi.
- Dibandingkan dengan plasebo atau tanpa suplemen, suplemen nutrisi berbasis protein oral meningkatkan sedikit atau tidak ada perbedaan untuk berat badan (8 penelitian, 365 subjek penelitian: MD 2,83 kg, 95% CI -0,43 hingga 6,09), indeks massa tubuh (9 penelitian, 368 subjek penelitian: MD -0,04 kg/m2, 95% CI -0,74 hingga 0,66) dan massa otot (5 penelitian, 189 subjek penelitian: MD 1,27 kg, 95% CI -1,61 hingga 4,51).
- Tidak diketahui pasti apakah suplementasi nutrisi berbasis protein oral mempengaruhi kadar kalium dan fosfat. Suplemen nutrisi berbasis protein oral dapat menyebabkan sedikit atau tidak ada perbedaan dalam risiko timbulnya gangguan pencernaan.
Hasil analisis dari penelitian skala besar ini menyimpulkan bahwa pemberian suplemen nutrisi berbasis protein secara oral meningkatkan perubahan rata-rata kadar albumin serum dan kadar albumin serum pada akhir intervensi serta dapat memperbaiki kadar pre-albumin serum dan lingkar otot lengan tengah. Peningkatan albumin serum lebih terlihat pada pasien dengan hemodialisis dan subjek penelitian yang mengalami malnutrisi. Namun, masih belum dapat dipastikan apakah perbaikan status gizi dan hasil yang relevan lain secara klinis berkorelasi dengan perbaikan klinis, misalnya mortalitas. Diperlukan penelitian lanjutan dengan metode RCT dengan skala besar untuk semakin memastikan hasil penelitian ini.
Image : Ilustrasi (www.pexel.com)
Referensi :
Mah JY, Choy SW, Roberts MA, Desai AM, Corken M, Gwini SM, et al. Oral protein-based supplements versus placebo or no treatment for people with chronic kidney disease requiring dialysis. Cochrane Database of Systematic Reviews 2020, Issue 5. Art. No.: CD012616. DOI: 10.1002/14651858.CD012616.pub2.