Detail Article

Dampak Suplementasi Whey Protein terhadap Status Gizi dan Toksisitas Kemoterapi

dr. Dedyanto Henky Saputra
Sep 18
Share this article
a7ad6d5f1147daa877bf0023d7134e6f.jpg
Updated 18/Sep/2020 .

Protein whey (WP) merupakan jenis protein yang kaya akan substrat untuk sintesis glutathione (GSH) dan sistein adalah asam amino yang berperan untuk produksi antioksidan terbesar dalam tubuh, yaitu gluthatione (GSH), oleh karenanya WP merupakan nutrisi potensial untuk dikonsumsi pasien kanker. GSH memiliki peran utama dalam perlindungan sel terhadap radikal bebas, radiasi, spesies oksigen reaktif (ROS), dan karsinogen.

Suplementasi dengan protein whey (WP) dapat meningkatkan sintesis protein otot lebih besar dibandingkan sumber protein lain, karena pencernaannya lebih cepat, sehingga menyebabkan peningkatan kadar asam amino plasma lebih cepat, terutama asam amino esensial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi manfaat suplementasi WP isolate (WPI) selain konseling gizi pada pasien kanker stadium lanjut dengan malnutrisi yang menjalani kemoterapi (CT).

 

Dalam studi terkontrol single centre, acak, pragmatis, dan paralel sebanyak 166 pasien kanker stadium lanjut dengan malnutrisi dan berbagai jenis tumor atau sedang menjalani CT secara acak dibagi menjadi kelompok yang menerima konseling gizi (n = 82 ) atau konseling gizi plus supmenetasi WPI 20 g/hari (n = 84) selama 3 bulan.


Parameter utama yang dievaluasi adalah perubahan fase angle (PhA). Fase angle adalah suatu pemeriksaaan (menggunakan bioelectrical impedance analysis /BIA) yang menilai kesehatan sel yang sedang dalam kondisi inflamasi kronik. Fase angle menilai integritas sel tubuh secara langsung, sehingga bisa menilai seberapa besar paparan zat toksik terhadap badan, berapa besar konsumsi makanan olahan/kalengan, kualitas tidur, tingkat stres, durasi aktivitas fisik yang dilakukan, jumlah asupan gula, kopi, dan alkohol. Parameter sekunder yang dievaluasi adalah perubahan dalam PhA standar (SPA), indeks massa bebas lemak (FFMI/free fatty mass index), berat badan, kekuatan otot, dan toksisitas dari CT.

 

Hasil penelitiannya adalah:

  • Konseling gizi plus suplemen WPI (n = 66) menghasilkan perbaikan PhA yang lebih bermakna dibandingkan dengan konseling nutrisi saja (n = 69): perbedaan rata-rata, 0,48° (95% CI, 0,05 sampai 0,90) (p = 0,027).
  • Suplementasi WPI juga memberikan hasil yang lebih baik untuk SPA (p = 0,021), FFMI (p = 0,041), berat badan (p = 0,023), kekuatan otot (p <0,001), dan penurunan risiko toksisitas CT (risiko perbedaan, -9,8% [95% CI, -16,9 hingga -2,6]; p = 0,009), terutama efek samping derajat berat (derajat ≥ 3) (perbedaan risiko, -30,4% [95% CI, -44,4 hingga -16,5] ; p = 0,001).

 

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada pasien kanker stadium lanjut dengan malnutrisi yang menjalani CT, pemberian konseling nutrisi yang disertai suplementasi WPI 20 g/hari selama 3 bulan menghasilkan peningkatan komposisi tubuh, kekuatan otot, berat badan, dan penurunan toksisitas CT yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberikan WPI.


Silakan baca juga: Nutrican, Pangan diet khusus tinggi protein, 11 vitamin, 7 mineral, sumber serat pangan

Image : Ilustrasi

Referensi:

Cereda E, Turri A, Klersy C, Cappello, S, Ferrari, A, Filippi, A, et al. Whey protein isolate supplementation improves body composition, muscle strength, and treatment tolerance in malnourished advanced cancer patients undergoing chemotherapy. Cancer Medicine 2019; 8. 10.1002/cam4.2517.


Share this article
Related Articles