Fibrilasi atrium merupakan suatu gangguan irama jantung yang sering ditemukan dan dapat menyebabkan konsekuensi berat seperti stroke. Fibrilasi atrium dikaitkan dengan stres oksidatif dan tampaknya hubungan penyebab-efek dapat bekerja dua arah. Pada studi hewan, takikardi meningkatkan kadar petanda stres oksidatif, dan stres oksidatif meningkatkan kerentanan jantung yang diisolasi terhadap takikardia. Karena beberapa kanal ion diekspresikan dalam atrium sensitif terhadap kondisi redoks, stres oksidatif dan antioksidan dapat mempengaruhi elektrofisiologi atrium.
Vitamin C merupakan antioksidan larut air yang dapat melindungi tubuh terhadap radikal bebas. Pada beberapa studi, bedah jantung menurunkan kadar vitamin C, konsisten dengan peningkatan stres oksidatif. Terdapat bukti bahwa vitamin C mempunyai efek terapi pada beberapa penyakit kardiovaskular. Suatu meta-analisis dari pasien dengan aterosklerosis atau gagal jantung menemukan bahwa vitamin C memperbaiki fungsi endotel, dan lainnya menemukan bahwa vitamin C menurunkan tekanan darah. Sebagai tambahan, suatu meta-analisis baru juga menemukan bahwa vitamin C menurunkan risiko injuri ginjal akut yang diinduksi zat kontras pada pasien yang menjalani angiografi koroner.
Suatu meta-analisis telah dilakukan dengan mengkaji studi acak vitamin C yang mengukur fibrilasi atrium sebagai outcome pada pasien berisiko tinggi. Studi diidentifikasi dari database Cochrane CENTRAL Register, MEDLINE, dan Scopus. Dari 15 uji dengan 2050 pasien, 14 studi menilai fibrilasi atrium pasca-operasi pada pasien bedah jantung dan 1 studi menilai kekambuhan fibrilasi atrium pada pasien kardioversi. Tidak ada heterogenitas bermakna pada efek vitamin C dalam mencegah fibrilasi atrium. Salah satu studi menggunakan dosis vitamin C 2 gram (extended release) pada malam sebelum operasi, dilanjutkan dengan 500 mg, 2 kali sehari selama 5 hari setelah operasi.
Pada 9 studi fibrilasi atrium pasca-operasi, ditemukan bahwa vitamin C menurunkan kejadian fibriasi atrium dengan RR= 0,56 (95% CI 0,47-0,67). Pada studi kardioversi, vitamin C menurunkan risiko kekambuhan fibrilasi atrium dengan RR= 0,13 (95% CI 0,02-0,92). Dari 9 studi pasien bedah jantung, vitamin C menurunkan lama perawatan di rumah dakit sekitar 12,6% (95% CI 8,4-16,8%) dan di ICU sebesar 8% (95% CI 3,0-13,0%). Tidak ditemukan efek samping vitamin C pada ke-15 studi. Disimpulkan bahwa vitamin C dapat mencegah fibrilasi atrium dan juga memperpendek lama perawatan di rumah sakit dan ICU pada pasien bedah jantung.
Meta-analisis lainnya juga telah dilakukan untuk menilai efikasi dan keamanan vitamin C dalam mencegah fibrilasi atrium pasca-operasi pada pasien dewasa setelah bedah jantung. Meta-analisis ini mengkaji studi RCT yang menilai efikasi dan keamanan vitamin C dalam mencegah fibrilasi atrium pasca-operasi pada pasien dewasa setelah bedah jantung, dari database di PubMed, EMBASE, dan Cochrane hingga September 2016. Hasil dari kajian terhadap 8 RCT dengan 1060 pasien menunjukkan bahwa terapi vitamin C dikaitkan dengan penurunan fibrilasi atrium yang nyata dibandingkan plasebo. Disimpulkan bahwa terapi jangka pendek vitain C aman, dan dapat menurunkan kejadian fibrilasi atrium pascaoperasi setelah bedah jantung. (EKM)
Image : Ilustrasi
Referensi:
1.Hemilä H, Suonsyrjä T. Vitamin C for preventing atrial fibrillation in high risk patients: A systematic review and meta-analysis. BMC Cardiovasc Disord. 2017;17(1):49. doi: 10.1186/s12872-017-0478-5.
2.Hu X, Yuan L, Wang H, Li C, Cai J, Hu Y, et al. Efficacy and safety of vitamin C for atrial fibrillation after cardiac surgery: A meta-analysis with trial sequential analysis of randomized controlled trials. Int J Surg. 2017;37:58-64. doi: 10.1016/ j.ijsu.2016.12.009. [Epub 2016 Dec 9].