Detail Article

Diabetes, Akankah Mempengaruhi Respons Obat Anti-osteoporosis?

Esther Kristiningrum
Jul 08
Share this article
img-Pill.jpg
Updated 09/Agt/2022 .

Baik diabetes melitus (DM) tipe 1 maupun tipe 2 telah dikaitkan dengan gangguan kualitas tulang dan peningkatan risiko fraktur. Pasien dengan DM tipe 1 mengalami penurunan densitas mineral tulang (BMD) dibandingkan dengan individu tanpa DM. Pasien dengan DM tipe 1 mempunyai risiko 6 kali lipat untuk fraktur panggul dibandingkan dengan subjek tanpa DM. Konsekuensinya, DM tipe 1 merupakan faktor risiko independen untuk fraktur. 

Banyak mekanisme telah diajukan untuk keterkaitan tersebut, seperti turnover tulang yang rendah, yang ditandai dengan penurunan pembentukan tulang dan derajat resorpsi tulang yang lebih rendah. Hal ini paling mungkin disebabkan karena konsentrasi insulin dan insulin-like growth factor (IGF-1) yang rendah, yang mengganggu aktivitas osteoblastik. Kofaktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan pembentukan tulang adalah akumulasi advanced glycation end product (AGE) pada kolagen sebagai akibat dari hiperglikemia.


Terkait dengan DM tipe 2, pada satu meta-analisis, risiko relatif (RR) fraktur panggul pada pria 2,8 (95% CI 1,2-6,6) dan 2,1 (95% CI 1,6-2,7) pada wanita dengan DM tipe 2, tanpa kaitan bermakna dengan fraktur pada lokasi lain. Hiperglikemia yang menyebabkan akumulasi AGE, penyakit ginjal, defisiensi vitamin D, hipogonadisme, dan inflamasi sistemik dapat menurunkan kekuatan tulang. Komplikasi DM, seperti penurunan visual dan neuropati, juga meningkatkan risiko jatuh dan fraktur. 


Obat anti-diabetik spesifik, seperti thiazolinedione, juga berdampak negatif terhadap metabolisme tulang dan risiko fraktur, tetapi sedikit diketahui mengenai efek obat anti-osteoporotik terhadap BMD dan/atau risiko fraktur pada pasien DM. Oleh karena itu, suatu kajian sistematik dari database MEDLINE dan Scopus telah dilakukan dengan parameter utama untuk meneliti efikasi terapi anti-osteoporotik pada pasien dengan DM tipe 1 dan tipe 2 dibandingkan dengan pasien tanpa DM, dengan menilai penurunan risiko fraktur. Sedangkan parameter sekunder adalah efeknya pada BMD dan petanda turnover tulang.


Hasil dari analisis 5 studi terkait risiko fraktur menunjukkan bahwa alendronate mempunyai efikasi anti-fraktur vertebra sebanding antara pasien dengan DM dan tanpa DM (n=2 studi), sedangkan risiko fraktur non-vertebra sama (n=1 studi) atau lebih besar pada pasien DM (n=1 studi). Raloxifene juga menunjukkan efikasi yang sebanding pada kedua kelompok pasien (n=2 studi), tanpa efek pada fraktur non-vertebra pada kedua kelompok.


Pada satu studi, pasien DM dengan raloxifene menunjukkan risiko fraktur vertebra dan non-vertebra yang sama dengan pasien non-DM. Teriparatide (n=1 studi) menunjukkan tingkat fraktur non-vertebra yang sama pada pasien dengan dan tanpa DM tipe 2. Peningkatan BMD tulang belakang yang sama ditemukan pada pasien dengan alendronate (n=4 studi), risedronate (n=1 studi), dan teriparatide (n=1 studi). Peningkatan BMD panggul yang sama ditemukan pada pasien dengan teriparatide (n=1 studi), sedangkan data dengan alendronate kontroversial (n=3). Tidak ada studi yang memenuhi syarat untuk zoledronic acid, ibandronate, strontium ranelate, denosumab, atau bazedoxifene. 


Dari hasil kajian tersebut disimpulkan bahwa diabetes tidak mempengaruhi respons terhadap terapi anti-osteoporotik, terkait dengan peningkatan BMD dan penurunan risiko fraktur vertebra.

 


Image: Ilustrasi (sumber: www.libertyworks.org.au)

Referensi:

1. Anagnostis P, Paschou SA, Gkekas NN, Artzouchaltzi AM, Christou K, Stogiannou D et al. Efficacy of anti-osteoporotic medications in patients with type 1 and 2 diabetes mellitus: A systematic review. Endocrine. 2018; 60(3):373-83. doi: 10.1007/s12020-018-1548-x. 

2. Kitabjian A. Diabetes does not alter anti-osteoporotic treatment response [Internet]. 2018 [cited 2018 Nov 26]. Available from: https://www.endocrinologyadvisor.com/bone-metabolism/diabetes-does-not-alter-anti-osteoporotic-treatment-response/article/756695/

Share this article
Related Articles