Prinsip perencanaan diet bagi diabetisi selama Bulan Ramadan:
· Tidak ada perbedaan dalam rekomendasi nutrisi antara periode Ramadhan dan non-Ramadhan.
· Ramadhan menimbulkan risiko komplikasi yang lebih tinggi tanpa
edukasi pra-Ramadhan yang tepat. Dengan demikian, edukasi pra-Ramadhan harus mencakup intervensi terstruktur dengan Ramadan Nutrition Plan (RNP) atau Rencana Diet Selama Ramadan bagi Diabetisi
Lima prinsip utama RNP meliputi:
- Pertahankan pola diet sehat secara keseluruhan,
- Kelola karbohidrat dalam asupan energi yang tepat
- Edukasi harus mengoptimalkan sahur dan buka puasa menggunakan piring nutrisi Ramadhan, mempertahankan status hidrasi yang baik, dan menahan diri dari makan berlebihan
Prinsip RNP juga harus dilanjutkan selama periode non-puasa karena sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa pasien yang mengikuti RNP memiliki kadar HbA1c yang lebih baik hingga Ramadhan berikutnya (Tourkamani AM, et al. 2016).
Mengapa ini penting
- Terapi nutrisi medis sangat penting selama Ramadhan karena praktik nutrisi Ramadhan pada pasien diabetes tidak optimal.
- Mayoritas pasien tidak menerima edukasi gizi khusus Ramadhan dan mengikuti pendekatan do-it-yourself untuk mengelola diabetes selama Ramadhan sebagian besar karena kurangnya edukasi risiko dan implikasi dari dampak puasa pada kesehatan mereka.
Perbedaan rencana gizi pada hari biasa vs selama Ramadhan
· Strategi mendasar untuk mempertahankan pola diet sehat melibatkan manajemen karbohidrat yang baik. Dengan demikian, pasien dengan T2D dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat yang memiliki indeks glikemik rendah (biji-bijian, buah-buahan, susu, dan kacang-kacangan).
o Kombinasi yang baik dari lemak makanan dan protein akan menstabilkan kadar glukosa darah dan membantu dalam pengelolaan karbohidrat.
o Strategi edukasi berdasarkan konsep 3T (Total, Tipe, and Timing/waktu) yaitu jumlah karbohidrat total yang tepat, jenis karbohidrat yang tepat, dan distribusi karbohidrat secara merata sepanjang hari.
· Rekomendasi ini tetap sama selama Ramadhan.
· Rencana nutrisi Ramadhan diatur oleh prinsip terapi nutrisi medis dan mencakup 5 komponen utama:
o Edukasi gizi pra-Ramadhan
o Menilai risiko dan memahami masalah gizi
o Tetapkan tujuan kalori untuk pemeliharaan atau pengurangan berat badan
o Panduan berdasarkan 10 prinsip RNP (Asupan kalori yang cukup antara sahur dan berbuka puasa; Makanan seimbang; Gunakan Piring Ramadhan untuk merencanakan makanan; Hindari gula; Pilih karbohidrat dengan indeks glikemik rendah; Cairan yang cukup untuk menjaga hidrasi; Mengakhirkan Sahur, Mengkonsumsi lemak/protein yang cukup selama sahur; Mulailah berbuka puasa dengan air dan 1-3 kurma kecil; Pilihan camilan sehat)
Komponen kunci dari prinsip-prinsip RNP untuk puasa Ramadhan yang optimal
· Pola diet sehat:
o Direkomendasikan Karbohidrat dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran, susu, dan protein tanpa lemak nabati dan lemak minimum tetapi sehat (kacang-kacangan dan biji-bijian)
o Sebuah analisis prospektif oleh Vasan SK, et al. 2012 menunjukkan peningkatan konsumsi makanan berkualitas rendah selama Ramadhan pada pasien dengan DM tipe 2. Kepatuhan terhadap diet sehat tampaknya sulit selama Ramadhan sehingga disarankan konseling berulang dan tindak lanjut rutin terutama mengenai pentingnya edukasi gizi pra-Ramadhan
· Mencapai tingkat karbohidrat optimal dalam asupan energi yang tepat:
o Pada penderita T2D, Harbuwono DS, dkk. 2020 menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi selama Ramadhan cenderung lebih tinggi karbohidrat sehingga meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan saat berbuka puasa
o Asupan karbohidrat yang optimal harus didistribusikan secara merata antara sahur, iftar, dan camilan sehat dalam asupan energi yang tepat
· Optimalkan sahur dan perhatikan buka puasa:
o Asupan makanan seimbang dengan karbohidrat rendah indeks glikemik dan jumlah protein dan lemak yang cukup selama sahur sesuai piring nutrisi Ramadhan dianjurkan
o Hal ini sangat penting pada pasien Asia dengan T2D yang mengikuti diet kaya karbohidrat, yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang signifikan setelah sahur diikuti oleh penurunan drastis, menempatkan mereka pada peningkatan risiko hipoglikemia pada tengah hari
o Studi oleh Mohd Yusof BN, et al. 2020 dan Mohd Yusof BN, et al. 2021 memperkenalkan formula khusus diabetes pada pasien dengan T2D karena kesulitan dalam mengidentifikasi makanan yang tepat dan menunjukkan manfaat klinis dan asupan makanan secara keseluruhan
o Konsumsi kurma: Mulailah berbuka puasa dengan air dan 1-3 potong kurma kecil dapat dimakan dengan aman saat berbuka puasa yang harus dihitung sebagai bagian dari rekomendasi karbohidrat
· Asupan cairan yang cukup:
o Dianjurkan minum banyak air (~ 2000 liter) dan mendistribusikan secara merata melalui buka puasa dan sahur
o Diperlukan edukasi tentang meminimalkan asupan kafein, minuman manis, dan garam
· Menahan diri dari makan berlebihan:
o Rencanakan makanan sehat sebelumnya
o Asupan karbohidrat yang bijaksana
o Aktivitas fisik harus dijaga selama bulan Ramadhan. Shalat terawih dianggap sebagai bagian dari aktivitas fisik. Namun, aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko hipoglikemia
Manfaat Edukasi terstruktur termasuk RNP
· RNP memberikan hasil klinis yang menguntungkan (Mohd Yusof BN, et al. 2021) dan efektif dalam mencegah komplikasi yang terkait dengan puasa Ramadhan pada pasien dengan T2D (Shiju R, et al. 2022).
· Jumlah asupan karbohidrat dapat dikontrol, yang berakibat pada perbaikan glukosa darah sebelum Sahur dan sebelum tidur dibandingkan dengan yang tidak dilakukan RNP (Harbuwono DS, et al. 2020).
· Perbaikan glukosa darah pada hasil CGM (continuous glucose monitoring) selama periode Ramadhan vs di luar Ramadhan (Harbuwono DS, et al. 2020).
Gambar: Ilustrasi (Pribadi)
Referensi:
Mohd Yusof BN. Ramadan nutrition plan for diabetes. Presented at the Virtual Diabetes and Ramadan International Alliance Conference (DAR 2023) on January 15, 2023.