Detail Article

Waspada Peningkatan Kasus Hand, Foot, and Mouth Disease

dr. Dita Arccinirmala
Jun 06
Share this article
736ba557c87aca3b7fea13710b23dd13.jpg
Updated 12/Jun/2024 .

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau yang dikenal dengan sebutan Flu Singapura merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di Asia Tenggara termasuk di Indonesia.  

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki mulut adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Spesies enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus A16 (CA16) dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).


Secara umum, gejala HFMD meliputi:

  • Demam
  • Nyeri tenggorokan/menelan
  • Nafsu makan menurun
  • Nyeri/tidak enak badan

Setelah demam 1-2 hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian, 1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. Selain pada rongga mulut, telapak tangan dan kaki, ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong, dan kulit sekitar kemaluan.


HFMD umumnya ringan dan self-limiting, namun sebagian kecil kasus dapat menimbulkan komplikasi berat. Infeksi CA16 biasanya berhubungan dengan manifestasi klinis yang ringan, sementara EV71 dikaitkan dengan manifestasi yang berat atau kematian. Penyakit ini mudah menular dan sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun, namun HFMD juga bisa menyerang orang dewasa. Pada dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh baik dapat terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala (asimtomatik). Meskipun kelompok ini bukan kelompok penderita, namun berpotensi sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus.


Penularan virus HFMD melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya. Penyebaran ini mudah terjadi bila terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk, mencium), melalui udara (bersin, batuk), kontak dengan kotoran pasien atau dengan objek atau permukaan yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan meja, perabotan yang tercemar virus tersebut, dll). Penderita HFMD umumnya sangat menularkan virus pada minggu pertama sakit. Beberapa pasien bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.


Tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simtomatik untuk mengatasi keluhannya. Paracetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri. Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan demam anak. Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut. Penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.


Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) tahun 2024 menunjukkan adanya peningkatan kasus suspek HFMD di seluruh provinsi Indonesia. Untuk itu Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan terhadap peningkatan HFMD.


File Surat Edaran Tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)


Gambar: Ilustrasi (Sumber: xb100-Freepik)

Referensi:

  1. Hutapea EI. Hand, foot, and mouth disease (HFMD) [Internet]. 2016 Jul 11. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/hand-foot-mouth-and-disease-hfmd.
  2. Kementerian Kesehatan. Surat edaran nomor : SR.01.01/C/1383/2024 tentang kewaspadaan terhadap peningkatan hand, foot, and mouth disease (HFMD) [Internet]. 2024. Available from: https://p2pm.kemkes.go.id/storage/publikasi/media/publikasi_media_18_20240513052938. 
Share this article
Related Articles