Vitamin D merupakan suatu hormon penting bagi tubuh yang berperan dalam berbagai proses fisiologik termasuk absorpsi kalsium. Karena 25(OH)D dapat melintasi plasenta, dan kadar vitamin D pada darah bayi baru lahir dan tali pusat berkorelasi dengan kadar vitamin D ibu, maka kadar vitamin D yang lebih tinggi pada janin dapat meningkatkan kemungkinan bahaya pada janin. Namun tingginya prevalensi insufisiensi vitamin D ditemukan pada wanita hamil pada berbagai studi dengan latar belakang etnik dan geografik yang berbeda.
Rata-rata vitamin prenatal hanya mengandung vitamin D 400 IU, sedangkan suplementasi vitamin D selama kehamilan masih kontroversial dan rekomendasi vitamin D 200-400 IU/hari selama kehamilan memiliki sedikit dukungan ilmiah. Hal ini disebabkan karena miskonsepsi mengenai bahaya potensial pada janin. Studi saat ini menunjukkan bahwa suplemen vitamin D 4000 IU/hari diperlukan untuk mempertahankan metabolisme normal pada kehamilan dan dosis tersebut efektif dan aman.
Suatu studi juga telah dilakukan untuk menilai prevalensi defisiensi vitamin D pada wanita hamil dan menilai efek vitamin D oral 50.000 IU/minggu pada kadar vitamin D ibu dan bayi baru lahir. Studi ini dilakukan pada 97 wanita hamil trimester pertama yang diberikan vitamin D oral 50.000 IU/minggu. Semua ibu hamil juga mendapat kalsium 1200 mg/hari, dibagi dalam dua dosis. Suplementasi multivitamin lain diijinkan selama kehamilan dan pemeriksaan yang sama diulang setiap trimester.
Hasil studi menunjukkan bahwa kadar vitamin D pada trimester pertama dan sebelum suplementasi rata-rata 17,15 ng/mL, 29,08 ng/mL pada trimester kedua, 27,3 ng/mL pada trimester ketiga, serta 22,36 ng/mL pada bayi baru lahir. Tidak ditemukan kadar toksik vitamin D pada ibu hamil trimester kedua atau ketiga atau pada bayi baru lahir. Tidak ditemukan hiperkalsemia dan kadar toksik vitamin D.
Disimpulkan bahwa vitamin D 50.000 IU/minggu selama kehamilan mempertahankan kadar vitamin D yang dapat diterima selama kehamilan dan kadar vitamin D pada bayi baru lahir berkorelasi dengan kadar vitamin D pada ibu.
Image: Ilustrasi (sumber: https://health.ucdavis.edu/good-food/blog/pregnancy-diet.html)
Referensi:
1. Emadi SA, Hammoudeh M. Vitamin D study in pregnant women and their babies. Qatar Medical Journal 2013:1 http://dx.doi.org/10.5339/qmj.2013.7
2. Hollis BW, Johnson D, Hulsey TC, Ebeling M, Wagner CL. Vitamin D supplementation during pregnancy: Double-blind, randomized clinical trial of safety and effectiveness. J Bone Min Res.2011;26:2341-57.