Detail Article
Kombinasi Terapi Vasopressin, Steroid, Epinephrine pada Henti Jantung, Ini Manfaatnya
dr. Laurencia Ardi
Agt 01
Share this article
cc893a595913ba4be4c9ce54dd824494.jpg
Updated 03/Agt/2022 .

Henti jantung diartikan sebagai hilangnya aliran darah secara mendadak yang dihasilkan dari usaha jantung untuk memompa darah secara efektif ke otak dan organ vital lainnya. Penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa kombinasi terapi vasopressin, steroid, epinephrine (VSE) selama dan setelah henti jantung mempunyai efek yang bermanfaat terhadap return of spontaneous circulation (ROSC), fungsi ginjal, sirkulasi, dan mean arterial pressure (MAP). 

Beberapa kejadian fisiologis, seperti rangsangan simpatik dan vasokonstriksi, serta meningkatnya denyut jantung dan pernapasan memicu terjadinya perbaikan mikrosirkulasi, perfusi coroner, dan kontraktilitas jantung selama henti jantung terjadi. Hilangnya kesadaran, hipoksemia, dan dispnea merupakan tanda peringatan kelainan tersebut. Beberapa tanda dan gejala lain juga dapat terjadi sebelum henti jantung, seperti nyeri dada, kelelahan, takipnea, dan palpitasi, meskipun henti jantung dapat terjadi di mana saja tanpa adanya tanda peringatan.

 

Advanced cardiac life support (ACLS) merekomendasikan cardiopulmonary rescucitation (CPR) dan defribilasi segera pada henti jantung. Selain itu, dapat ditambahkan farmakoterapi seperti pemberian epinephrine 1 mg yang diulang setiap 3-5 menit secara intravena atau intraosseus.

 

Suatu penelitian meta-analisis dilakukan bertujuan untuk menilai apakah kombinasi 3 obat dengan vasopressin, steroid, dan epinephrine (VSE) dapat memperbaiki harapan hidup di RS dan return of spontaneous circulation (ROSC) selama dan setelah terjadi henti jantung di RS. Metodenya adalah dengan mengumpulkan data sampai dengan Oktober 2021. Terkumpul sebanyak 3 penelitian yang memenuhi kriteria dengan jumlah subjek sebanyak 869.

 

Hasilnya menunjukkan hubungan yang bermakna dengan peningkatan ROSC (odds ratio (OR): 2,281, 95% confdence interval (CI): 1,304–3,989; p=0,004). Dua penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap penurunan mean arterial pressure (MAP) selama dan 15-20 menit setelah CPR (standardized mean diference (SMD): 1,069, 95% CI: 0,851–1,288; p<0,001), hari bebas gagal ginjal (SMD=0,590; 95% CI: 0,312–0,869 hari; p<0,001), dan hari bebas gangguan koagulasi (SMD=0,403; 95% CI: 0,128–0,679; p=0,004). Namun, tidak ada perbedaan yang diamati pada rasio harapan hidup dan bebas rawat inap (OR: 2,082, 95% CI: 0,638–6,796; p=0,225) serta hari bebas ventilator (SMD=0,201, 95% CI: −0,677, 1,079 hari; p=0,838).

 

Dari penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa kombinasi terapi vasopressin, steroid, epinephrine (VSE) selama dan setelah henti jantung mempunyai efek yang bermanfaat terhadap return of spontaneous circulation (ROSC), fungsi ginjal, sirkulasi, dan mean arterial pressure (MAP). 



Gambar: Ilustrasi (Sumber: Rawpixel-Freepik)

Referensi:

Saghaf F, Bagheri N, Salehi‑Abargouei A, Sahebnasagh A. Efcacy of combination triple therapy with vasopressin, steroid, and epinephrine in cardiac arrest: A systematic review and meta-analysis of randomized-controlled trials. Journal of Intensive Care. 2022;10:5.


Share this article
Related Articles