Sarkopenia adalah bentuk malnutrisi lanjut yang sering terjadi pada pasien dengan sirosis hati dan telah dilaporkan terjadi pada 30-70% populasi ini. Beberapa penyebabnya antara lain malabsorpsi, gangguan metabolisme, asupan nutrisi yang tidak adekuat, perubahan hormonal, peningkatan kehilangan massa otot, dan hiperamonemia. Sarkopenia terkait dengan penurunan kualitas hidup, survival, mobilitas, kinerja kardiopulmoner, gangguan metabolisme dan meningkatkan infeksi bila dibandingkan dengan pasien tanpa sarkopenia.
Hingga saat ini tata laksana sarkopenia masih terus digali dan masih belum ada pedoman pasti, hal ini terutama karena terbatasnya data yang tersedia yang menjelaskan mekanisme yang berkaitan dengan sarkopenia dengan sirosis, suatu kondisi yang diyakini terkait dengan keadaan resistensi anabolik. Pendekatan terapeutik saat ini yang dipelajari meliputi diet kaya protein dan serat, suplementasi nutrisi dengan asam amino rantai cabang (branched-chain amino acid/BCAA), mineral, dan vitamin, serta olahraga.
Konsentrasi BCAA dalam plasma dan otot rangka berkurang pada kondisi sirosis. Beberapa uji klinik melaporkan manfaat suplementasi BCAA untuk memperbaiki status gizi, ensefalopati hepatik, dan kualitas hidup. Oleh karena itu, suplementasi BCAA diharapkan dapat dianggap sebagai modalitas terapi yang berguna dalam mengatasi penurunan massa dan kekuatan otot yang menyertai sarkopenia.
Penelitian berikut merupakan ulasan sistematik dan meta-analisis yang berbasis pencarian elektronik komprehensif melalui PubMed, EMBASE, Scopus, Cochrane Library, dan database ClinicalTrials.gov. Pencarian data dilakukan terhadap jurnal lengkap yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian kualitas penelitian yang disertakan dilakukan dengan menggunakan perangkat Cochrane Collaboration dan penilaian kualitas dengan metode NHLBI masing-masing digunakan untuk penelitian yang bersifat intervensi dan observasional. Parameter utama yang dievaluasi adalah perbedaan rata-rata (MD/mean difference) pada pra dan pasca-intervensi dan perbandingan antara dua kelompok intervensi (BCAA vs. kontrol).
Hasilnya adalah:
· Sejumlah 12 penelitian yang melibatkan 1.225 subjek masuk dalam kategori sintesis kualitatif dan 5 penelitian masuk dalam kategori sintesis kuantitatif.
· Dosis BCAA yang digunakan berada dalam rentang 6,1-30 gram/hari, durasi intervensi antara 6-12 bulan.
· Pada penilaian baseline vs pasca-intervensi, subjek yang menerima suplementasi BCAA ditemukan mengalami peningkatan yang signifikan dalam indeks otot rangka (SMI/skeletal muscle index) (−0,347 [95% CI 0,628-0,067; nilai p = 0,015]) dan lingkar otot lengan tengah (MAMC/mid-arm muscle circumference) (−1.273 [95% CI (−2.251-0.294; nilai p = 0,011]).
· Tidak terdapat perubahan signifikan yang dilaporkan pada kekuatan genggaman tangan (-0,616 [95% CI 2,818–1,586; nilai p = 0,584]) dan lemak subkutanarea trisep (1,10 [95% CI 0,814–3,014; nilai p = 0,263]).
Hasil penelitian meta-analisis dan ulasan sistemik ini menyimpulkan bahwa suplementasi BCAA bermanfaat dalam memperbaiki indeks otot rangka dan lingkar otot lengan tengah, akan tetapi tidak pada kekuatan genggaman dan peningkatan lemak subkutan triseps.
Gambar: Ilustrasi (www.freepik.com)
Referensi:
Effects of branched-chain amino acids on parameters evaluating sarcopenia in liver cirrhosis: Systematic review and meta-analysis. Front Nutr. 2022 January 27. https://doi.org/10.3389/fnut.2022.749969