Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan tantangan kesehatan, sosial, dan ekonomi secara global. Hingga saat ini, berbagai studi masih meneliti terapi untuk COVID-19. Regulasi juga mengeluarkan izin darurat atau emergency use of authorization pada beberapa obat yang digunakan untuk kasus COVID-19.
Ivermectin adalah agen anti-helmintic oral, yang berasal dari derivat avermectin dari Streptomyces avermitilis. Ivermectin bekerja menghambat pembukaan glutamate-gated chloride ion channels pada membran sel nematoda. Pada konsentrasi tinggi, ivermectin diteliti memiliki efek anti-virus, anti-parasit, dan anti-kanker. Pada Maret 2020, peneliti Australia menyatakan Ivermectin memiliki aktifitas melawan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) secara in vitro. Penggunaan ivermectin disetujui oleh FDA hanya untuk indikasi strongyloidiasis intestinal dan onchocerciasis, namun untuk terapi COVID-19 FDA dan The European Medicines Agency tidak merekomendasikan.
Studi sistematik review dan meta-analisis (PRISMA) oleh dr. Roman dan kawan-kawan, ingin mengevaluasi keuntungan dan kerugian penggunaan Ivermectin pada pasien COVID-19. Studi melibatkan 10 studi acak tersamar ganda dengan total subjek sebanyak 1173. Studi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kontrol (terapi standar atau plasebo), dan kelompok intervensi (terapi dengan Ivermectin). Studi melibatkan pasien rawat inap dan rawat jalan, namun tidak melibatkan studi profilaksis menggunakan Ivermectin. Parameter primer yang dinilai adalah mortalitas, lama perawatan dirumah sakit, dan efek samping. Parameter sekunder adalah bersihan virus, kebutuhan ventilasi mekanik dan efek samping berat.
Hasilnya, dari 10 studi acak tersamar ganda, dosis pemberian Ivermectin bervariasi mulai dari 12 mg dan 210 mg, durasi pemberian mulai dari 1 hingga 5 hari. Pemberian Ivermectin tidak berdampak pada parameter kematian (RR 0,37, 95%CI 0,12-1,13), lama perawatan (95% CI -0,86-2,29), dan efek samping (RR 0,95, 95% CI 0,85-1,07) dibandingkan kelompok kontrol. Ivermectin juga tidak berdampak pada parameter bersihan virus (RR 0,96, 95% CI 0,79-1,16). Dengan demikian jika dibandingkan dengan terapi standar, Ivermectin tidak menurunkan parameter primer dan parameter sekunder pada pasien dengan COVID-19 gejala ringan. Kualitas evidence masih lemah dan sangat lemah pada seluruh hasil luaran.
Kesimpulan:
Kesimpulan studi ini adalah Ivermectin tidak menurunkan angka mortalitas, lama perawatan, bersihan virus, dan efek samping pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang, dibandingkan dengan terapi standar atau plasebo.
Gambar: www.pexels.com
Referensi:
Roman YM, Burela PA, Pasupuleti V, Piscoya A, Vidal JE, Hernandez AV. Ivermectin for the treatment of COVID-19: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Clin Infect Dis [Internet]. 2021 Jun 28 [cited 2021 Jun 30];(ciab591). Available from: https://doi.org/10.1093/cid/ciab591