Detail Article

Adakah Manfaat Vitamin D Dalam Penanganan COVID-19, Bagaimana Mekanismenya?

Esther Kristiningrum
Mei 14
Share this article
img-Vitamin-D1.jpg
Updated 01/Sep/2022 .

Saat ini dunia berada dalam cengkeraman pandemi COVID-19. Tindakan kesehatan masyarakat yang dapat mengurangi risiko infeksi dan kematian selain karantina sangat dibutuhkan. Salah satu artikel yang ditulis oleh Dr. William B. Grant dari Sunlight, Nutrition, and Health Research Center, San Francisco, USA dan kolega yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Nutrients tahun 2020 mengulas peran vitamin D dalam mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan, pengetahuan tentang epidemiologi influenza dan COVID-19, dan bagaimana suplemen vitamin D bisa menjadi ukuran yang berguna untuk mengurangi risiko.

Melalui beberapa mekanisme, vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi. Mekanisme-mekanisme itu termasuk menginduksi cathelicidin dan defensin yang dapat menurunkan tingkat replikasi virus dan mengurangi konsentrasi sitokin pro-inflamasi yang menghasilkan peradangan yang melukai lapisan paru-paru, menyebabkan pneumonia, serta meningkatkan konsentrasi sitokin anti-inflamasi. Beberapa penelitian observasional dan uji klinis melaporkan bahwa suplementasi vitamin D mengurangi risiko influenza, sedangkan yang lain tidak. 


Bukti yang mendukung peran vitamin D dalam mengurangi risiko COVID-19 termasuk bahwa wabah terjadi di musim dingin, saat konsentrasi 25-hydroxyvitamin D (25 (OH) D) paling rendah; bahwa jumlah kasus di Belahan Bumi Selatan dekat akhir musim panas rendah; bahwa kekurangan vitamin D telah ditemukan berkontribusi pada sindrom gangguan pernapasan akut; dan bahwa tingkat fatalitas kasus meningkat dengan bertambahnya usia dan dengan komorbiditas penyakit kronis, keduanya terkait dengan konsentrasi 25 (OH) D yang lebih rendah. 


Untuk mengurangi risiko infeksi, direkomendasikan bahwa orang yang berisiko influenza dan / atau COVID-19 mempertimbangkan untuk mengonsumsi 10.000 IU / d vitamin D3 selama beberapa minggu untuk secara cepat meningkatkan konsentrasi 25 (OH) D, diikuti oleh 5000 IU / d. Tujuannya adalah untuk meningkatkan konsentrasi 25 (OH) D di atas 40-60 ng / mL (100-150 nmol / L). Untuk pengobatan orang yang terinfeksi COVID-19, dosis vitamin D3 yang lebih tinggi mungkin bermanfaat. Uji coba terkontrol acak dan studi populasi besar harus dilakukan untuk mengevaluasi rekomendasi ini.

 


Image: Ilustrasi (sumber: https://lifestyle.kompas.com/)

Referensi: Grant WB, Lahore H, McDonnell SL, Baggerly CA, French CB, Aliano JL, et al. Evidence that vitamin D supplementation could reduce risk of influenza and COVID-19 infections and deaths. Nutrients. 2020;12(4). pii: E988. doi: 10.3390/ nu12040988.

Share this article
Related Articles
Related Products
8b8f86b712a585b43799bd481e410327.jpg
6aa6e520713ff3af0d21664234640e93.jpg
672391ae056b53966d03fcfa191761f3.jpg
6a4546d00a93928c274d33ad60065abe.jpg
c7bfd98f094ead9369504d1610e2abcf.jpg
01cdfa37d70f2f0b1a5d41f013096a53.jpg
85ee673292af1647639c3f61b2c0c4cd.jpg
590faecd8786a474f59b61107c49058d.jpg
0d3e9f3b575fc4ca83e225c2fd676185.jpg
171eb348e9057e58c0ede120e034c913.jpg