Detail Article

Kelainan Mata pada Pasien COVID-19, Seperti Apa?

Jane Cherub
Mei 12
Share this article
img-Eye1.jpg
Updated 01/Sep/2022 .

Ketika pandemik coronavirus disease 2019 (COVID-19) telah menginfeksi lebih dari 100.000 manusia di Cina dan seluruh dunia, terdapat beberapa laporan kaitan antara virus penyebab COVID-19, severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), dengan kelainan mata.

Beberapa ahli oftalmologi di Cina menyelidiki manifestasi ocular (tanda/ gejala pada mata) dan prevalensi virus pada konjungtiva pasien-pasien dengan COVID-19 dengan studi case series. Studi ini mengulas secara retrospektif pasien-pasien COVID-19 yang ditangani pada 9-15 Februari 2020 di sebuah pusat rumah sakit di provinsi Hubei, Cina. Selama periode tersebut, gejala dan tanda pada mata serta tes darah dan reverse transcriptase- polymerase chain reaction (RT-PCR) dari swab tenggorok (nasofaring) dan selaput mata (konjungtiva) untuk SARS-CoV-2 dicatat dan dianalisa. Dari 38 pasien yang diikutsertakan dalam studi yang terkonfirmasi COVID-19 secara klinis, 28 pasien (73,7%) memiliki temua positif untujk COVID-19 pada RT-PCR dari swab nasofaring, dan 2 pasien diantaranya (5,2%) mendapat temuan positif untuk SARS-CoV-2 di konjungtiva mereka yang sama dengan spesimen nasofaring mereka.


Dua belas dari tiga puluh delapan pasien (31,6%; 95% CI: 17,5-48,7) memiliki manifestasi kelainan mata yang konsisten dengan radang selaput mata (konjungtivitis), hiperemis konjungtiva, kemosis, epifora, atau peningkatan sekret. Berdasarkan analisis univariate, pasien-pasien dengan tanda kelainan mata lebih cenderung memiliki hitung sel darah putih dan neutrofil serta prokalsitonin, C-reactive protein, dan laktat dehidrogenase yang lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa gejala kelainan mata. Sebagai tambahan, 11 di antara 12 pasien dengan kelainan mata (91,7%; 95% CI: 61,5-99,8) memiliki hasil positif untuk SARS-CoV-2 pada RT-PCR dari swab nasofaring; di mana 2 pasien di antaranya (16,7%) memiliki hasil positif untuk SARS-CoV-2 pada RT-PCR dari swab konjungtiva dan nasofaring.


Beberapa kelainan mata yang terjadi pada pasien COVID-19 ini di antaranya hiperemia konjungtiva, sekresi lakrimasi, efifora, dan khemosis merupakan kelainan yang paling banyak dalam studi ini. 


Dari studi ini, sepertiga pasien dengan COVID-19 memiliki kelainan mata yang cenderung terjadi pada pasien-pasien dengan COVID-19 yang lebih berat. Meskipun prevalensi SARS-CoV-2 di air mata rendah, terdapat kemungkinan penularan melalui mata.

 


Image: Ilustrasi (sumber: https://www.heart.org/)

Referensi: Wu P, Duan F, Luo C, Liu Q, Qu X, Liang L, et al. Characteristics of ocular findings of patients with coronavirus disease 2019 (COVID-19) in Hubei Province, China. J AMA Ophthalmol. 2020 Mar 31. doi: 10.1001/jamaophthalmol.2020.1291.

Share this article
Related Articles
Related Products
bf395dbe06d3485fd0bfef5a98e319f2.jpg
c7bfd98f094ead9369504d1610e2abcf.jpg
6aa6e520713ff3af0d21664234640e93.jpg
cf291b982807e44a8d0caa7616e49c86.jpg
11437aabd4be90bb086737b9445a954d.png
171eb348e9057e58c0ede120e034c913.jpg
0d3e9f3b575fc4ca83e225c2fd676185.jpg
8b8f86b712a585b43799bd481e410327.jpg
530f20513fead3434b06bf12725f7bac.jpg
590faecd8786a474f59b61107c49058d.jpg