Detail Article

Remdesivir Untuk Tatalaksana Covid-19

Johan Indra Lukito
Mei 05
Share this article
75b973829a0ae403c2e1bd325886c77d.jpg
Updated 31/Agt/2022 .

US Food and Drug Administration (USFDA) mengeluarkan Otorisasi Penggunaan Darurat / Emergency Use Authorization (EUA) untuk penggunaan darurat remdesivir (RDV) untuk pengobatan pasien COVID-19 derajat berat yang dirawat di rumah sakit. Remdesivir hanya digunakan untuk mengobati orang dewasa dan anak yang dicurigai atau terkonfirmasi COVID-19 derajat berat yang didefinisikan sebagai SpO2 ≤ 94%, membutuhkan oksigen tambahan, ventilasi mekanik, atau oksigenasi membran ekstrakorporeal / extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Remdesivir diberikan melalui infus intravena (IV).

Di Indonesia, RDV diberikan sebagai alternatif antivirus untuk pasien COVID-19 jika oseltamivir dan favipiravir tidak tersedia, dengan dosis 200 mg IV drip, dilanjutkan 1 x 100 mg IV, diberikan dalam durasi 3 jam, selama 9 – 13 hari. Menurut Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia, RDV digunakan secara compassionate use (darurat) bagi kasus COVID-19.


Remdesivir adalah penghambat RNA polimerase yang bekerja menghambat sintesis RNA virus. Remdesivir adalah sebuah obat yang masih dalam tahap uji dan saat ini tidak disetujui untuk indikasi apa pun di luar EUA. Remdesivir memiliki aktivitas dalam kultur sel dan model hewan terhadap SARS-CoV, MERS-CoV, dan SARS-CoV-2.


Remdesivir tersedia sebagai bubuk lyophilized steril 100 mg, yang harus dilarutkan dengan 19 mL air steril untuk injeksi. Setelah rekonstitusi, setiap vial mengandung larutan pekat remdesivir 5 mg / mL dengan volume yang cukup untuk memungkinkan penarikan 20 mL. Remdesivir diencerkan dengan NaCl 0,9% sebelum pemberian intravena (IV).


Berdasarkan tinjauan data dari uji klinik acak, tersamar ganda, terkontrol plasebo yang dilakukan oleh NIAID (NCT04280705) dan dari uji coba label terbuka yang disponsori Gilead yang mengevaluasi durasi remdesivir yang berbeda (NCT04292899), dipercaya bahwa manfaat RDV yang diketahui melebihi risikonya dan potensial untuk pengobatan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 yang parah.

Uji klinik NIAID menemukan bahwa RDV dapat mempersingkat pemulihan COVID-19 dari rata-rata 15 hari menjadi 11 hari. Dan obat itu mungkin membantu orang bertahan dari infeksi: 8% orang dalam kelompok yang menerima remdesivir meninggal, dibandingkan dengan 11,6% pada kelompok plasebo. Uji klinik Gilead pada orang dengan COVID-19 yang parah tidak menemukan perbedaan antara dua durasi pengobatan RDV yang berbeda (5 hari dibandingkan 10 hari).


Efek samping terutama berupa reaksi terkait infus dan peningkatan transaminase hati. Pantau fungsi ginjal dan hati sebelum mulai dan setiap hari selama terapi dengan remdesivir disertai pemantauan kimia serum dan hematologi setiap hari selama terapi.


Dosis (untuk berat badan 40 kg atau lebih):

  • Pasien yang memerlukan ventilasi mekanik dan / atau ECMO. Hari 1 dosis pemuatan: 200 mg IV diinfuskan selama 30-120 menit. Hari 2-10 dosis pemeliharaan: 100 mg IV / hari.
  • Pasien yang tidak memerlukan ventilasi mekanik dan / atau ECMO. Hari 1 dosis pemuatan: 200 mg IV diinfuskan selama 30-120 menit. Hari 2-5 dosis pemeliharaan: 100 mg IV / hari.


Jika perbaikan klinis tidak terjadi, perawatan dapat diperpanjang hingga 5 hari tambahan (sehingga total hingga 10 hari)


Dosis RDV perlu dilakukan modifikasi untuk tatalaksana untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Dikarenakan farmakokinetik belum dievaluasi pada pasien dengan gangguan ginjal, penggunaan pada pasien dengan gangguan ginjal didasarkan pada pertimbangan potensi risiko dan manfaat. 


  • eGFR ≥30 mL / mnt: Tidak perlu penyesuaian dosis
  • eGFR <30 mL / mnt: Tidak dianjurkan kecuali potensi manfaatnya melebihi potensi risiko


Sedangkan pada gangguan fungsi hati juga belum dievaluasi; tidak diketahui jika penyesuaian dosis diperlukan. Gunakan hanya jika potensi manfaat lebih besar daripada risiko

 

Image: Ilustrasi (sumber: https://www.diabetesaustralia.com.au/tablets)

Referensi:

1. USFDA. Remdesivir EUA Letter of Authorization. [Internet]. 2020 [Cited 2020 May 3]. Available from: https://www.fda.gov/media/137564/download

2. BPOM RI. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. 2020

3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Protokol Tatalaksana COVID-19. 2020

4. Medscape. FDA Authorizes Emergency Use of Remdesivir for COVID-19. [Internet]. 2020 [Cited 2020 May 3]. Available from: https://www.medscape.com/viewarticle/929836

5. Medscape. Remdesivir [Internet]. 2020 [Cited 2020 May 3]. Available from: https://reference.medscape.com/drug/remdesivir-4000090

Share this article
Related Articles