Detail Article
Paradigma Baru Intensifikasi Terapi Pasca-GLP-1 RA pada Pasien Diabetes
dr. Alfredo Bambang, MBA
Mei 10
Share this article
3504cf8e83ad328a081f5cc34d71aeb3.jpg
Updated 13/Mei/2024 .

Pencapaian target HbA1c merupakan salah satu elemen penting pada manajemen kasus diabetes untuk mencegah komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Pedoman terbaru dari the American Diabetes Association (ADA) menekankan pentingnya capaian target kadar HbA1c sebesar <7% pada sebagian besar pasien dengan diabetes. Namun, kenyataannya masih banyak pasien yang belum dapat mencapai target HbA1c dengan modalitas terapi yang saat ini digunakan. 

Saat ini, modalitas baru seperti glucagon-like peptide-1 receptor agonist (GLP-1 RA) mulai banyak digunakan pada pasien diabetes dengan risiko tinggi untuk efek proteksi kardiorenal. Namun, seringkali penggunaan GLP-1 RA sebagai agen injeksi tunggal tidak adekuat untuk mencapai target HbA1c. Data dari analisis pangkalan data US OPTUM dan UK Clinical Practice Research Datalink (CPRD) menunjukkan bahwa hanya 25% dari pasien diabetes yang mencapai target HbA1c setelah mendapatkan intensifikasi terapi dengan GLP-1 RA. Kedua penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa intensifikasi terapi dengan agen injeksi tambahan harus dipertimbangkan bila target HbA1c belum tercapai setelah 6-12 bulan.


Untuk pemilihan agen injeksi tambahan, pedoman terkini dari ADA dan European Association for the Study of Diabetes (EASD) merekomendasikan insulin basal untuk intensifikasi pada pasien diabetes yang belum mencapai kendali glikemik yang adekuat dengan terapi GLP-1 RA. Sejalan dengan rekomendasi tersebut, pedoman praktik klinis terbaru dari Asia Pasifik juga membahas lebih spesifik mengenai pilihan insulin basal untuk meningkatkan efikasi dan keamanan. Panel ahli dari Asia-Pasifik merekomendasikan untuk mempertimbangkan insulin ultra-long-acting seperti glargine U-300 atau degludec U-100 sebelum tidur sebagai pilihan pertama untuk intensifikasi terapi dengan mempertimbangkan penerimaan pasien, serta faktor ekonomi.


Bukti penelitian dunia nyata dari studi DELIVER-G pada populasi pasien diabetes yang mendapatkan tambahan injeksi insulin glargine U-300 setelah terapi GLP-1 RA menunjukkan perbaikan kendali glikemik yang signifikan, serta profil keamanan yang baik. Studi ini menunjukkan penurunan rerata kadar HbA1c yang signifikan pada pasien yang mendapatkan tambahan glargine U-300 (penurunan rerata HbA1c sebesar 0,97%, p<0,001). Selain itu juga didapatkan bahwa proporsi pasien yang mencapai target HbA1c < 7% lebih besar lima kali lipat pada pasien yang mendapatkan tambahan glargine U-300 dibandingkan pasien yang hanya mendapatkan GLP-1 RA saja (GLP-1 RA + glargine U-300: 22,14%; GLP-1 RA: 4,80%; p<0,001).


Gambar. Pengaruh penambahan terapi glargine U-300 pada pasien diabetes yang belum mencapai kendali glikemik yang adekuat terhadap penurunan kadar HbA1c dan proporsi pasien yang mencapai target HbA1c. (Gambar diadaptasi dari Bailey TS, et al. Diabetes Obes Metab. 2022;24:1617–1622)


Dari segi keamanan, studi ini juga menunjukkan bahwa penambahan glargine U-300 tidak meningkatkan insidensi dan angka kejadian hipoglikemia (9.59% vs 8.49%, p = 0,513; hypoglycaemia event rate (per person per year [PPPY]) 0,46% vs 0,33%, p = 0,170). Selain itu, penambahan glargine U-300 juga diasosiasikan dengan penurunan insidensi dari kunjungan pasien yang terkait dengan diabetes pada unit rawat jalan (223 vs 254, p<0,01).


Kesimpulan:

Pencapaian target HbA1c sangat esensial untuk mencegah komplikasi pada pasien diabetes dan seringkali intensifikasi dengan GLP-1 RA belum cukup untuk mencapai kendali glikemik yang adekuat. Berbagai pedoman terbaru merekomendasikan insulin basal, terutama insulin ultra-long-acting seperti glargine U-300 yang memiliki profil efikasi dan keamanan yang baik untuk intensifikasi terapi. Bukti dari penelitian dunia nyata terkait penambahan glargine U-300 pada pasien yang mendapat GLP-1 RA menunjukkan peningkatan kendali glikemik yang signifikan tanpa meningkatkan kejadian hipoglikemia.

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

 

Referensi:

  1. American Diabetes Association Professional Practice Committee. 9. Pharmacologic approaches to glycemic treatment: standards of care in diabetes-2024. Diabetes Care. 2024;47(Suppl 1):S158-S178.
  2. Hankosky ER, et al. Gaps remain for achieving hba1c targets for people with type 1 or type 2 diabetes using insulin: Results from NHANES 2009-2020. Diabetes Ther. 2023;14(6):967-975.
  3. Peng XV, et al. Glycemic Control Following GLP-1 RA or Basal Insulin Initiation in Real-World Practice: A Retrospective, Observational, Longitudinal Cohort Study. Diabetes Ther. 2020;11(11):2629-2645.
  4. Davies MJ, et al. Management of hyperglycemia in type 2 diabetes, 2022. A consensus report by the American Diabetes Association (ADA) and the European Association for the Study of Diabetes (EASD). Diabetes Care. 2022;45:2753–2786
  5. Ji L, et al. Use of basal insulin in the management of adults with type 2 diabetes: An Asia-Pacific evidence-based clinical practice guideline. J Diabetes. 2023;15(6):474-487.
  6. Bailey TS, et al. Real-world outcomes of addition of insulin glargine 300 U/mL (Gla-300) to glucagon-like peptide-1 receptor agonist (GLP-1 RA) therapy in people with type 2 diabetes: The DELIVER-G study. Diabetes Obes Metab. 2022;24(8):1617-1622.

 

ID-LAN-2024-05-6QRN

Share this article
Related Articles