Detail Article
Kalbe Mendukung Pengobatan Kanker di Indonesia Melalui Pembangunan Fasilitas Produksi Radiofarmaka di dalam Negeri
dr. Dita Arccinirmala
Feb 22
Share this article
94e67dfdfee137df9dd029bd00da2128.jpg
Updated 01/Mar/2024 .

Pada 01 Februari 2024, melalui anak perusahaannya, PT Global Onkolab Farma ("GOF"), PT Kalbe Farma Tbk ("Kalbe") secara resmi melakukan peletakan batu pertama pembangunan fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka, khususnya fluorodeoxyglucose (FGD) untuk keperluan deteksi dini penyakit kanker. 

Acara peletakan batu pertama ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Bpk. Budi Gunadi Sadikin, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Ibu L. Rizka Andalusia, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Bpk. Sugeng Sumbarjo, dan Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk, Bpk. Vidjongtius.

                                         

Bpk. Vidjongtius mengatakan bahwa pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka di dalam negeri ini merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk terus meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih terjangkau bagi masyarakat, khususnya dalam hal deteksi kanker. Pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka ini juga sejalan dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, yaitu tentang program transformasi kesehatan, dan Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.


Lebih lanjut, Bpk. Vidjongtius menjelaskan bahwa fasilitas produksi radiofarmaka yang memproduksi fluorodeoxyglucose (FGD) ini sangat penting untuk mendukung layanan pemeriksaan positron emission tomography dan computed tomography scanning (PET/CT scan) di rumah sakit. Harapannya, produksi radiofarmaka Kalbe dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit akan pemeriksaan PET/CT scan dan memperluas akses, sehingga semakin banyak pasien kanker yang dapat memperoleh terapi yang komprehensif.


PET/CT scan merupakan pemeriksaan medis pencitraan yang memberikan informasi secara detail mengenai fungsi organ dan sistem tubuh, terutama untuk tujuan deteksi kanker. PET-CT scan membutuhkan ketersediaan radiofarmaka FDG (fluorodeoxyglucose). Namun, fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka di dalam negeri masih sangat terbatas.


Kanker merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia, sementara sebagian besar penderita kanker baru memeriksakan diri ketika sudah mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan deteksi dini kanker. “Saat ini, Kalbe telah bekerja sama dengan rumah sakit untuk penggunaan radiofarmaka, tidak hanya untuk tata laksana pengobatan kanker/onkologi, namun kami berharap dapat digunakan untuk pemeriksaan jantung, neurologi, alzheimer, psikiatri, dan bidang-bidang lain di dunia medis," ujar Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk, Bpk. Mulia Lie. Kerja sama antara Kalbe dan rumah sakit dapat memberikan nilai tambah bagi pelayanan Pusat Onkologi di rumah sakit, seperti penyediaan dan pengembangan berbagai macam obat kemoterapi, penyediaan layanan radioterapi melalui penyiapan radiofarmaka untuk mendukung PET-CT, serta penyediaan layanan terkait kanker lainnya seperti produk nutrisi untuk pengobatan kanker.


Sumber: Corporate Communication PT Kalbe Farma Tbk.

Share this article
Related Articles