Terapi Covid-19 sampai saat ini belum yang baku, salah satu hal yang menjadi perhatian adalah penggunaan plasma konvalesen. Data terbaru menunjukkan bahwa pemberian plasma konvalesen aman diberikan pada pasien covid dan berpotensi menekan angka kematian. Data ini mengacu hasil studi yang dilakukan terhadap evaluasi pemberian plasma konvalesen pada sebanyak 20.000 pasien rawat inap.
Penelitian yang dilakukan oleh Michael J. Joyner dari Department of Anesthesiology and Perioperative Medicine, Mayo Clinic, Rochester, Minesota dan kolega ini telah dipublikasikan Mayo Clinic Proceedings September 2020 ini. Dalam studinya, peneliti memberikan pembaruan tentang keamanan utama setelah transfusi plasma konvalesen pada pasien coronavirus 2019 (COVID-19) yang dirawat di rumah sakit, setelah sebelumnya menunjukkan keamanan pada 5.000 pasien yang dirawat di rumah sakit. Data diambil dari "Program Akses Diperluas -the US Food and Drug Administration - untuk transfusi plasma konvalesen dari 20.000 pasien rawat inap yang mendapat plasma tersebut sejak tanggal 3 April hingga 2 Juni 2020.
Dari data yang diolah, insidens semua efek samping yang serius adalah rendah; ini termasuk reaksi transfusi (n = 78; <1%), kejadian tromboemboli atau trombotik (n = 113; <1%), dan gangguan jantung (n = 677, ~ 3%). Khususnya, sebagian besar kejadian tromboemboli atau trombotik (n = 75) dan kejadian jantung (n = 597) dinilai tidak terkait dengan transfusi plasma itu sendiri. Angka kematian hari ke-7 adalah 13,0% (12,5%, 13,4%), dan lebih tinggi di antara pasien yang sakit kritis dibandingkan dengan pasien yang tidak terlalu sakit, termasuk pasien yang dirawat di unit perawatan intensif versus mereka yang tidak dirawat (15,6 vs 9,3%), menggunakan ventilasi mekanis versus tidak (18,3% vs 9,9%), dan dengan syok septik atau disfungsi / kegagalan multi organ versus mereka yang tidak mengalami (21,7% vs 11,5%).
Dari data yang diperbarui ini memberikan bukti kuat bahwa transfusi plasma konvalesen aman pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, dan mendukung anggapan bahwa pemberian plasma lebih awal dalam perjalanan klinis COVID-19 lebih mungkin untuk mengurangi kematian.
Image: Ilustrasi
Referensi:
Michael J.Joyner, Katelyn A.Bruno, Stephen A.Klassen, Katie L.Kunze, Patrick W.Johnson, Elizabeth R.Lesser, Chad C.Wiggins, Jonathon W.Senefeld, Allan M.Klompas, David O.Hodge, John R.A.Shepherd, Robert F.Rea. et al. Safety Update: COVID-19 Convalescent Plasma in 20,000 Hospitalized Patients. Mayo Clinic Proceedings 2020;95(9):1888-97 (internet, cited 18/11/2020). Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0025619620306510